Astaghfirullah, Jawara FinHacks 2017 #CodeEscape

Selasa, 05 September 2017

39 komentar
Astaghfirullah menjadi yang terbaik di ajang Finhacks 2017. Sebelum tulisan ini berlanjut, hanya ingin memberitahukan bahwa saya tidak sedang mengucapkan kalimat istighfar saat menulis artikel ini.

Astaghfirullah adalah nama tim yang menjadi jawara Finhacks 2017 yang pada tahun ini diselenggarakan di BCA Learning Institute di kawasan Sentul Bogor pada tanggal 26-27 Agustus 2017. Bisa jadi nama Astaghfirulah justru memberikan kekuatan lebih bagi mereka untuk memenangkan ajang tahunan kali ini.

Dari 60 tim yang hadir di babak final, nama tim yang satu ini sudah menarik perhatian saya sejak babak eleminasi. Sebenarnya ada beberapa tim yang mempunyai nama unik, tapi jujur mendengar nama tim ini pertama kali berhasil membuat saya tersenyum dan ingin tahu ada apa dibalik namanya tersebut.

Selesai juga acara puncak Finhack 2017 di BCA Learning Institute, Sampai jumpa di Finhack 2018

Selidik punya selidik, ternyata nama ini muncul ditengah kepanikan mereka saat harus men-submit ide aplikasi, sementara batas waktunya tinggal 3 jam lagi. Tapi siapa sangka, tim yang terdiri dari Andang Rian Dimas, I Putu Yoga Permana dan Havit Choirul Rovik berhasil menjadi yang terbaik di tahun 2017.

Tim Astaghfirullah yang membuat aplikasi QuickTap dengan memanfaatkan costum keyboard merupakan salah satu jagoan saya saat mereka mempresentasikan idenya didepan dewan juri dan peserta lain. Costum keyboard itu seperti tombol emoji/emoticon di keyboard.

Pada saat mempresentasikan, mereka terlihat gugup dan ragu. Wajar saja karena mereka dipanggil petama kali untuk mempresentasikan didepan ratusan peserta, dewan juri dan jajaran Direksi BCA yang hadir pada saat itu.

Simplenya, aplikasi quicktap yang mereka buat adalah dengan menambahkan tombol BCA di keyboard kita. Fungsinya, saat kita menyentuh/tap tombol tersebut maka otomatis akan terkoneksi dengan akun BCA. 

Aplikasi ini sangat berguna untuk para penjual atau pembeli online, karena dalam satu kali tap/sentuh data akun BCA kita sudah bisa mudah di akses. Baik itu untuk transfer, cek saldo atau hanya untuk share (copy/paste) nomor rekening kepada orang yang kita tuju, tanpa harus repot membuka aplikasi lain untuk melihat nomor rekening kita.

Saat ditanya apakah akan mengganti nama tim setelah memenangkan ajang Finhack2017, ketiga anggota tim Astaghfirullah hanya tertawa.

Tim lain yang saya jagokan juga adalah, Linksoft. Tim yang beranggotakan Fanani M.Ihsan dan Aditya Gusti Tammam ini memanfaatkan KTP Elektronik untuk bertransaksi dengan aplikasi Kallet (KTP e-Wallet). 

Dengan presentasi yang santai, humoris khas jawa timuran, Linksoft cukup mencuri perhatian yang hadir. Selain itu ide memanfaatkan chip data yang terdapat di KTP elektronik cukup masuk akal.

Selama ini kita tahu, KTP Elektronik hanya baru sebatas nama, penggunaanya jauh dari kata elektronik di masa digital ini. Kita bahkan tidak tahu bedanya KTP elektronik dengan KTP jaman dulu. Yang kita tahu, KTP Elektronik mempunyai NIK yang memuat data pribadi. Terus kegunaannya untuk kita apa?.

Dengan aplikasi Kallet setidaknya, KTP Elektronik bisa befungsi lebih digital ketimbang cuma buat difotokopi saja. Melalui aplikasi ini, KTP kita bisa dipakai untuk transaksi perbankkan dengan hanya menempelkan KTP pada card reader semacam EDC. 
Tapi memang menerapkan sistem perbankkan pada KTP harus dikaji lebih dalam dari segi keamanannya.

Peringkat ketiga adalah tim YadaYada, mereka membuat aplikasi tentang smartdocs. Yaitu aplikasi yang mendigitalkan dokumen analog milik kita ke bentuk digital. Jujur, waktu presentasi yang hanya 3 menit, membuat saya tidak begitu paham penjelasan mereka. Tapi yang pasti dewan juri pasti sudah melihat kelebihan lain dari aplikasi mereka dibanding peserta lain, sehingga memutuskan mereka menjadi yang terbaik ketiga di Finhacks 2017.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengajak ber-swafoto para peserta Finhack 2017 yang berhasil menembus ke babak puncak.

FINHACKS 2017

Ini adalah gelaran tahun kedua, Financial Hackatons 2017 adalah wujud nyata BCA dalam menghadapi perkembangan dunia digital dalam industri perbankan dan keuangan yang terus berkembang dengan sangat cepat. 

Finhacks 2017 kali ini mengusung konsep #CodeEscape (Code and Escape) yang kurang lebih mempunyai arti melepaskan diri dari kepenatan sehari-hari dengan berkreasi lewat coding, dengan membuat aplikasi perbankan yang mudah dan menyenangkan.

60 tim yang berkumpul di babak puncak Finhacks 2017 di BCA Learning Institute, Sentul Bogor sebelumnya sudah melalui beberapa tahapan. Dimulai dari Developer meetup di Jakarta dan Mini Finhack di 3 kota yaitu, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung. 
Setidaknya tahun ini ada 685 ide aplikasi digital banking dengan segala kreatifitas para developer muda Indonesia.

Jajaran Direksi BCA yang hadir di acara puncak Finhack 2017.
Kiri-kanan; Santoso, Jahja Setiaatmadja, Hermawan Thendean dan Armand W. Hartono
Hadir pada saat sesi presentasi 8 tim terbaik, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di dampingi oleh Wakil Presiden Direktur BCA Armand W. Hartono, Direktur BCA Santoso dan Senior Executive Vice President Strategic Information Technology BCA Hermawan Thendean.

Pada kesempatan tersebut bp. Jahja Setiaatmadja memberikan kejutan dengan menambahkan hadiah tambahan berupa uang cash bagi 3 tim peserta yang namanya terpilih secara acak dari fishbowl yang sudah disediakan panitia.  

Bp. Jahja Setiaatmadja juga menyampaikan bahwa "Ide-ide aplikasi digital banking yang diciptakan sangat inovatif dan saya berharap dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi perkembangan ekonomi dan teknologi di Indonesia, khususnya di industri perbankan".


Dewan Juri FinHacks 2017
- CEO & Founder DailySocial Rama Mamuaya 
- COO & CTO KASKUS On Lee
- CEO Biznet Gio Dondy Bappedyanto
- CIO Bizzy.co.id Norman Sasono
- CTO Tiket.com Natali Ardianto
- CTO Pinjam.co.id Sofian Hadiwijaya

8 Tim Finalis Terbaik FinHacks 2017
- Astagfirullah
- YadaYada
- One Last Breath
- Tella 
- Main Code
- Fauzan
- LinkSoft
- GWK
Read More

Wuling Motor Investasi 9 Triliun untuk Mobil Keluarga

Sabtu, 02 September 2017

38 komentar
Untuk memulai sebuah bisnis kita harus mempersiapkan sesuatunya dengan baik dan terencana. Dan tiga hal yang menurut saya bisa menjadi pondasi yang kuat untuk sebuah bisnis yang akan dirintis adalah konsep, pengalaman dan tentunya sokongan modal.

Ini yang saya cermati ketika Wuling Motor (PT.SGMW) mulai masuki ke ranah persaingan otomotif Indonesia. Konsep membangun terlebih dahulu pabrik dan infrastruktur penunjang seperti dealer sebelum me-launching produk, pengalaman menjual 2 juta produk dalam 1 tahun di negara asalnya dan modal 9 triliun lebih untuk membangun semuanya merupakan bukti Wuling Motors tidak main-main di Indonesia.



Mungkin akan sangat berat melawan pemain lama dari negara sakura yang sudah lama hadir mendominasi dan memenuhi otak konsumen Indonesia. Kita tidak usah berpikir produsen dari Eropa yang mempunyai segmen tersendiri, untuk Low MPV seperti yang di tawarkan Wuling Motor saja, persaingan antara pabrikan jepang sendiri sudah sangat keras.

Keras tapi bukan berarti tidak mungkin.

Wuling masuk pasar otomotif Indonesia dengan penuh perencanaan matang, setidaknya sejak tahun 2015 mereka sudah mempersiapkan semuanya. Membangun 60 hektare pabrik di Cikarang, mempersiapkan lebih dari 50 dealer diseluruh kota besar di Indonesia dengan konsep Sales, Service and Spare Parts dalam satu lokasi.
Dan ketika semua itu sudah siap barulah mereka me-launching produk mereka secara terbuka dipertengahan 2017.

Yang menarik dari PT.SGMW Motor Indonesia (Wuling Motor), produk yang mereka tawarkan sudah menggunakan lebih dari 50% kandungan lokal.
Ini tidak mengherankan karena 30 hektar area pabrik memang di peruntukkan untuk suplier pemasok komponen (suplier park). Dan sampai saat ini, Setidaknya sudah ada lebih dari 20 suplier lokal yang bergabung di Cikarang.

Ini salah satu faktor yang bisa menekan harga jual Wuling dipasar Indonesia. Suplier yang berada dalam satu kawasan pabrik dapat memangkas cost pengiriman dan efisiensi waktu dalam hal produksi. Jadi jangan heran kalau harga produk Wuling bisa bersaing.

Produsen otomotif gabungan Cina-Amerika ini juga mengadopsi teknologi dari General Motors untuk pabrik di Indonesia, yaitu Global Manufacturing System yang sudah digunakan diseluruh pabrik GM. Tentu kita sudah tidak asing dengan GM (General Motor) kan?.

Pabrik di Cikarang ini pun sudah dilengkapi dengan perlengkapan standar global berupa teknologi Press shop, body shop, paint shop dan General Asembly. Memang untuk saat ini mesin masih didatangkan langsung dari China. Tapi tidak menutup kemungkinan, jika pasar Indonesia menyambut positif kehadiran Wuling, pabrik di Cikarang bisa memproduksi mesinnya juga.

Baca juga : MPV Jadi Raja di Indonesia

Leganya Confero S

Setelah menunggu selama 2 tahun akhirnya 2 Agustus 2017, Wuling memperkenalkan Confero kehadapan publik. Acara launching yang diadakan di Senayan City begitu menarik perhatian pengunjung, terlebih saat mereka mengetahui harga dan spesifikasi Wuling Confero.

Animo ini terus berlanjut di event GIIAS 2017, pengamatan saya yang hadir pada tanggal 17 Agustus 2017, sesi test drive Wuling dengan Confero-S tidak pernah sepi. 3 mobil yang sudah disiapkan masih membuat antrian panjang pengunjung yang ingin test drive.

Suasana both Wuling di GIIAS 2017 tidak pernah sepi oleh pengunjung yang ingin tahu produk terbaru dari Wuling Motor

Saya pun berkesempatan test drive salah satu unit mobil seharga Rp 162.900.000 (OTR) yang disediakan oleh Wuling yaitu Confero-S 1.5L. Pengalaman pertama begitu masuk kabin, mobil ini benar-benar terasa lebih lega sesuai dengan tagline yang di gadang-gadang  pabrikan otomotif dari China ini, “The Real Spacious Family MPV”.

Satu hal yang sampai saat ini saya ingat, pedal transmisi/kopling sangat ringan. Padahal seingat saya, koplingnya masih menganut sistem kabel. Ini bisa meringankan beban kaki kiri kita saat berada di jalan ibukota yang saat ini terkenal dengan macet kelas dunianya.

Semua unit Confero dari Wuling memang belum ada yang dilengkapi dengan transmisi automatic. Tapi mengingat kebutuhan pasar Indonesia, saat ini transmisi automatic sudah mulai di kembangkan di China.

Duduk di kursi pengemudi, cukup nyaman dan pandangan luas. Untuk pengemudi dengan tinggi badan 160cm macam saya ini, posisi duduknya cukup tinggi tapi tidak menyulitkan saat harus menginjak pedal gas, rem dan kopling. Saya pun dapat melihat area depan dengan cukup baik.

Untuk baris kedua varian Confero S, ada pilihan captain seat untuk tipe 7 Penumpang

Saat melewati peredam kejut disalah satu bagian jalan area test ride, suspensinya cukup lembut. Sayangnya saya tidak sempat mencoba akselerasi dan tenaga  mobil yang dilengkapi mesin berkapasitas 1500cc ini karena kondisi area test ride yang tidak memungkinkan.

Value for Money Confero-S dan Kemewahannya

Varian Confero-S 1.5L Lux+ dari Wuling merupakan spesifikasi yang paling tinggi dan dilepas kepasaran dengan harga OTR Rp 165.900.000 khusus wilayah Jabodetabek. Dengan value for money sebesar itu kira-kira apa yang kita dapat dari mobil keluarga yang mencuri perhatian peminat otomotif Indonesia.

Ada beberapa fitur yang menarik perhatian saya, pertama adalah design dashboard yang dilengkapi dengan sistem entertainment yang lengkap. Video audio display sebesar 8” yang sudah dilengkapi dengan USB dan bluetoth yang bisa terkoneksi langsung dengan smartphone. Bahkan dari balik kemudi kita juga bisa mengontrol audio dengan mudah.

Sensor parkir tidak hanya dibelakang, tapi juga didepan mobil sehingga memudahkan kita untuk parkir di area yang sempit. Saya sempat parkir mundur, dan otomatis display LCD di dashboard konek ke sensor belakang dan menampilkan keadaan dibelakang kendaraan. Dengan LCD 8” kita bisa dengan nyaman melihat kondisi dibelakang, khususnya dibagian bawah.

Wuling Confero-S memang didesain dengan konsep mobil nyaman dan lega. Dengan panjang 4,5meter dan tersedia pilihan type captain seat di row kedua ditambah slot USB di setiap row memang ditujukan untuk memberi kenyaman bagi penumpang baik di row kedua dan ketiga.

Ada hal unik yang jarang saya lihat di type mobil low MPV yang sudah beredar dan itu hanya ada di Confero-S, yaitu TPMS (Tire Pressure Monitoring System). Indikator ini berfungsi untuk memberi informasi tentang tekanan ban kendaraan kita. Jadi kita bisa mengontrol setiap saat kita akan berkendaraan. Karena tekanan ban yang kurang ataupun berlebih akan membahayakan perjalanan kita bersama keluarga.

Fitur keamanan dan kenyaman yang ditawarkan cukup lemgkap, khususnya yang ada di varian Confero S type L Seperti ABS+EBD, Discbrake depan-belakang, dual front srs airbag, adjustable projector headlight dan masih banyak lagi.

Saat selesai test drive, saya iseng mengetok body Confero S berwarna silver yang saya coba. Dan body mobil ini terasa kokoh. Dari Informasi yang saya dapat, ternyata body Wuling Confero ini dibalut plat dengan ketebalan rata 7.5mm, dengan ketebalan ini, bisa dibilang Confero salah satu body terkokoh dikelas low MPV.

Sebuah mobil Confero S Cutting Unit hadir di GIIAS 2017 agar pengunjug bisa lebih leluasa melihat varian ini.

Wuling Motors Indonesia memang masih membutuhkan pembuktian di khalayak pecinta otomotif Indonesia. Terlebih pandangan miring tentang sejarah produsen otomotif China sebelumnya yang hanya mampir untuk menjual barang saja tanpa konsep jangka pajang.

Hal berbeda dilakukan Wuling Motor dengan berinvestasi 700$ Dollar untuk masuk pasar Indonesia. Umurnya yang baru 2 tahun bukan jadi halangan untuk menciptakan Low MPV sebagai mobil keluarga, mobil nyaman dan lega lewat varian Confero dan Confero S untuk keluarga Indonesia.

Investasi yang besar menjadi bukti, bahwa wuling memikirkan konsep bisnis jangka panjang. Mampukah Wuling bersaing dengan brand otomotif lainnya?. Setelah saya lihat sendiri secara langsung, jujur Wuling punya kesempatan untuk bersaing.


Read More

Menjadi Dubber Indonesia #InhouseTrainingBRID, Memutar Ulang Masa Lalu

Sabtu, 19 Agustus 2017

9 komentar
12 Agustus 2017 jadi salah satu moment putaran ulang masa lalu saya.

Di acara Inhouse Training BRID yang kali ini membahas tentang Dubber (sulih suara; saya akan menggunakan istilah ini), ingatan saya terlempar jauh ke 15 tahun lalu. Saat saya masih aktif didunia teater kampus.

KLOSET BULU, akronim dari Komunitas Seni Teater Budi Luhur (sekarang vakum) adalah tempat saya dan teman-teman kampus melepaskan hasrat berkesenian kami. Lalu apa hubungannya KLOSET BULU dan Inhouse Training BRID kali ini?. 

Saat saya dipecaya jadi kepengurusan teater kampus, kami pernah membuat seminar untuk internal kampus dengan tema Sulih Suara. Dan yang menjadi pembicaranya adalah jajaran dari pengisi suara dari serial kartun yang fenomenal, bahkan sampai saat ini, DORAEMON.



Entah kebetulan atau tidak, tapi yang jelas ini adalah kuasa Tuhan. Sabtu pagi itu, di Wisma RIAT yang berlokasi di jalan Pangadegan Barat, moment petemuan dengan pengisi suara Suneo dari serial Doraemon kembali terjadi.

Adalah Kak Agus, yang menjadi pengisi suara Suneo generasi kedua yang menjadi pembicara kali ini. Saya pun coba me-reka ulang kejadian 15 tahun lalu, Karena seingat saya justru kami bisa bikin acara dikampus karena dibantu oleh pengisi suara Suneo generasi pertama yang kebetulan adalah orang tua dari sahabat kami. Hmmmm sayang sampai saat  artikel ini turun belum sempat konfirmasi dengan sahabat saya tersebut.

Pengalaman Kak Agus di dunia sulih suara sudah makan garam merasakan asin, pahit dan manisnya perjuangan menjaga konsistensi di dunia profesi balik layar ini. Tidak mudah dan butuh kesabaran, sekilas mengisi suara terlihat mudah tapi sejujurnya banyak teknik yang harus dipelajari dan keseriusan berlatih agar kualitas dan konsistensi suara tidak berubah.

Berbicara konsistensi, ini sangat penting, terlebih jika para penyulih suara tersebut dikontrak dalam jangka panjang. Contohnya Kak Agus yang mengisi suara Suneo, walau tantangan awalnya adalah membuat suara Suneo agar tidak terlalu jauh dari Suneo generasi awal, tantangan selanjutnya mejaga agar karakter suara tidak berubah.

Selain itu, saat para penyulih suara ini beraksi, mereka ditantang untuk bisa Melihat, Mendengar, Membaca dan Merasakan (dikenal juga dengan teknik 4M) agar hasilnya bisa maksimal.  
Melihat karakter yang di sulih suaranya pada layar monitor, Mendengar dialog percakapan yang sudah direkam sebelumnya, Membaca naskah yang ada ditangan dan Merasakan penjiwaan dalam satu waktu itu bukan hal yang mudah.

Saya begitu menikmati materi ajar yang disajikan oleh Kak Agus, dan makin menikmati saat sesi praktek membaca naskah singkat karya Kak Agus. Baaahhh, sudah tidak ingat lagi kapan saya terakhir membaca naskah atau puisi, dan di Inhouse Training BRID semuanya dimulai kembali, maaf kalau agak lebay. 

Sebelum membaca naskah, kami diberikan latihan olah nafas dan olah suara secara singkat oleh Kak Agus. Dan lagi-lagi saya seperti melompati ruang waktu saat masih sekolah menengah pertama (SMP). Teknik mengolah nafasnya mirip seperti yang diajarkan waktu saya ikut PPS-BETAKO MERPATI PUTIH, tarik nafas dari hidung, tahan diperut dan secara perlahan keluarkan dari mulut dengan mendesis halus. Ahhhhh sungguh Sabtu yang luar biasa.

Untuk olah vokal, kami diarahkan agar dapat memperkuat Power, memperjelas Artikulasi, memainkan Intonasi, mempercepat atau memperlambat Tempo sampai mencari bentuk Warna suara kita masing-masing.

Jujur, Sabtu pagi di wisma Riyat saat itu seperti membuka kotak memori saya yang sudah lama ditutup dan dibiarkan berdebu, jadi bekhayal mungkin kah saya bisa?. Jangan ditanya mau atau tidak, karena jelas saya mau sekali, namun saya harus mengatur ulang waktu dan mindset yang sudah lama terkubur.

Tapi Setidaknya sulih suara bisa jadi hobi baru saya setelah photography, design dan menulis yang sudah memberikan manfaat buat saya pribadi.

Terima kasih Kak Agus yang sudah berbagi ilmu dan pengalaman, terimakasih juga BRID beserta jajaran pengurus yang sudah bikin Inhouse Training dengan tema Sulih Suara kali ini, dapat ilmu, bisa silaturahmi dan dapat bingkisan dari gogobli.com  bikin sabtu pagi saya diawali dengan keceriaan, (mulai lebay lagi).

Tadi saya sempat sebutkan GogoBli.com, yess ini adalah e-commerce yang khusus menjual produk kecantikan dan kesehatan, tinggal klick barang pun sampai ditangan tanpa harus repot keluar rumah. Jadi kalau mau cari produk kecantikan dan kesehatan gak usah repot masuk ke e-commerce yang jual bermacam-macam barang, tinggal masuk ke website gogobli.com atau download appsnya untuk lebih mempermudah.
Read More

5 Fakta Film Mars Met Venus

Minggu, 23 Juli 2017

17 komentar
Woooww,..ini review film ketiga saya dalam 1 bulan terakhir. Dan semuanya adalah film Indonesia, keren gak?. Film Indonesia pasca libur lebaran semakin banyak yang direalease ke pasaran dengan genre yang didominasi oleh drama dan comedy. Walau pada kenyataannya genre film horor menempati posisi teratas dalam menarik penonton, sampai tulisan ini direalease.

Salah satu film yang baru saja saya tonton adalah Mars Met Venus (part cewek) produksi MNC Pictures yang di rilis pada tanggal 20 Juli 2017. Hhmmm, kalau ada part cewek, berarti akan part cowoknya dong?. Yesss, benar sekali, tapi untuk Mars Met Venus (part cowok) baru akan dirilis pada tanggal 2 agustus 2017.



Jujur, film terakhir besutan MNC Pictures yang membuat saya terhibur adalah Me vs Mami, Film ini sukses menarik perhatian lebih dari 300ribu penonton.

Lalu bagaimana dengan Mars Met Venus?

Pertama, ini film dengan konsep yang menarik, satu cerita dengan dua sudut pandang yang berbeda yang kemudian dipecah menjadi dua film (bukan sekuel) yang bisa dinikmati secara terpisah tapi bisa lebih nikmat kalau ditonton kedua-duanya. Pemecahan film ini menjadi dua bagian ini tidak direncanakan dari awal, justru idenya muncul dipertengahan produksi film ini sedang berjalan.

Boleh percaya boleh tidak, saya sudah menonton kedua part film Mars Met Venus tersebut. Tidak banyak orang yang beruntung seperti saya, dan setelah menonton kedua film tersebut, saya rekomendasikan untuk menonton film yang penuh dengan campuran emosi ini.

Film yang dibintangi oleh Ge Pamungkas (Kelvin) dan Pamela Bowie (Mila) bergenre drama komedi yang menceritakan hubungan cinta 2 manusia yang beranjak kehubungan yang lebih serius. Namun baru disadari oleh mereka bahwa wanita dan pria adalah dua mahluk yang berbeda karakter tapi ada untuk saling melengkapi.



Kemudian mereka berdua membuat Vlog yang dibantu oleh seorang kawan. Dalam proses pembuatan vlog inilah emosi tentang suka dan duka mereka sedikit demi sedikit mulai disajikan secara visual kepada penonton.

Emosi dalam film ini seperti buah dalam campuran es teler, ada yang manis, asam, pahit terkadang ada rasa yang gak jelas.

Mars met Venus berhasil membuat penontonnya tersenyum simpul dan beberapa menit kemudian jadi tertawa terbahak-bahak, seketika dibuat kesal dan benci. Dan tiba-tiba semua mendadak menjadi haru biru.



Akting Ge Pamungkas di film ini harus saya acungi jempol, dengan karakter muka bingung, panik cenderung lugu yang jadi ciri khas Ge berhasil membuat kita tersenyum bahkan kita tertawa. Scene favorit saya untuk Ge Pamungkas di part cewek adalah ketika Kelvin ingin menyatakan cinta ke Mila.

Sayangnya prosesi penembakan itu tidak berjalan lancar karena ada gangguan dari pihak luar. Sumpah disini akting Ge membuat saya tidak bisa menahan tawa. Saya tidak akan ceritakan banyak di sini, karena kamu harus lihat sendiri.

Kalau di part cowok, akting Ge yang membuat saya terkesima saat Kelvin merasa sudah melakukan tindakan bodoh terhadap hubungan dia dan Mila. Emosi, sedih dan airmata membuat semua penonton terdiam. Pun akting sedih Pamela Bowie, terlihat natural. Salut buat para aktor dan Hadrah Daeng Ratu sebagai sutradara yang sudah mengarahkan para pemain.

Kehadiran pemain pendukung seperti Rany Ramadahani, Ria Ricis dan Cameo Project yang beken diyoutube, membuat film ini makin segar dan berwarna.

5 fun fact tentang film Mars Met Venus

1. Sudut Pandang.
Part cewek lebih menggambarkan bagaimana wanita melihat sebuah hubungan percintaan mereka, sebaliknya untuk part cowok.
Kalau para cowok ingin tahu bagaimana perasaan cewek, kamu harus nonton part cewek dan kalau para cewe ingin mengerti bagaimana perasaan cowok kamu harus tonton part cowok. Jangan ketukar, tapi kalau takut ketukar, saran saya tonton dua film ini, karena dua film ini bisa dinikmati oleh siapapun.

2.  Fokus Cerita
Part cewek bercerita bagaimana persahabatan antara Pamela Bowie (Mila) dengan Rany Ramadhani (Malia) dan Ria Ricis (Icha). Persahabat yang saling menguatkan dan mendukung satu sama lain.
Part cowok menggambarkan persahabat 5 cowok dalam 1 rumah kos, Ge Pamungkas (Kelvin), Reza Nangin (Reza), Martin Anugerah (Martin), Steve Pattinama (Steve) dan Ibob Tarigan (Ibob). Sekumpulan cowok dengan ciri khas anak kos yang konyol dan menghibur.

3. Film yang mengedepankan proses, bukan tujuan akhir.
Film ini mempunyai ending yang sama. Jadi kalau kita sudah menonton part cewek, pasti kita sudah tahu akhir cerita film ini untuk part cowok. Walau endingnya sama, tapi film ini menjual cerita tentang proses bagaimana menuju tujuan yang ingin dicapai. Menurut saya, hanya ada sekitar 20-30% scene yang sama antara film Mars met Venus dan itu tidak menggangu kenikmatan kedua film ini.

4. Siapa sang videographer?
Di part cewek ada seorang videographer yang selalu menemani Kelvin dan Mila membuat vlog, tapi karakter ini seakan misterius dan tidak pernah nampak di scene. Nah, di part cowok cameo videographer ini akan terungkap, siapakah dia? rahasia lah, kalian harus tonton part cowok kalau mau tau. Dan tujuan Kelvin sebenarnya membuat Vlog pun akan diungkap di part cowok.

5. 1 juta penonton tiap part
Setidaknya itu yang terucap produser saat press conferences setelah movie screening di plaza senayan. Kalau melihat kekuatan cerita yang ditulis oleh Nataya Bagya, akting pemain ditambah kekuatan media sosial dari Ria Ricis dan Cameo Project (youtuber) yang support film ini, target 1 juta penonton tiap part tidak mustahil tercapai.
Kalau mendapat respon baik di part cewe, maka film keduanya akan bisa lebih membuat penasaran yang sudah menonton part cewek. 


Rating Mars Met Venus
8.5/10
Memecah 1 film menjadi 2 (bukan sekuel) jadi keunggulan produksi MNC kali ini, dan mereka berhasil

Info Film
Publish : Part Cewe 20 Juli 2017, Part Cowo 2 Agustus 2017
Durasi : 98 menit
Produser : Ferry Ardiyan
Sutradara : Hadrah Daeng Ratu
Penulis : Nataya Bagya
Produksi : MNC Pictures
Genre : Drama Komedi
Kelompok Umur : 13+
Pemain : Ge Pamungkas, Pamela Bowie, Rany Ramadhani, Ria Ricis, Cameo Project


Read More

FILOSOFI KOPI 2; Persahabatan Di Secangkir Kopi

Jumat, 14 Juli 2017

8 komentar
Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah?
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang?
Terbang Meninggalkanmu

Ku S'lalu Membanggakanmu
Kaupun S'lalu Menyanjungku
Aku Dan Kamu Darah Abadi
Demi Bermain Bersama
Kita Duakan Segalanya
Merdeka Kita, Kita Merdeka
~Sahabat Sejati, Sheila On 7~

Alunan lagu Sahabat Sejati dari Sheila On 7, yang di aransemen dan dinyanyikan oleh Rio Dewanto dan Chico Jericho menjadi penutup dari film Filosofi Kopi 2. Lagu ini seperti menjadi kesimpulan dari film yang karakternya diilhami dari novel Filosofi Kopi karya Dee Lestari.



Ya, film Filosofi Kopi 2 kembali hadir dengan cerita tentang dua orang sahabat karib Ben&Jody yang mengejar mimpi mengembangkan bisnis kedai kopi mereka. Setelah berkeliling kota di Indonesia dengan mobil Combi berwarna kuning dengan tulisan FILOSOFI KOPI di salah satu sisinya, mereka memutuskan untuk kembali membuka kedai kopi di Jakarta.

Bagi kamu yang belum sempat menyaksikan Filosofi Kopi 1 tidak usah khawatir, dijamin seratus persen  kamu bisa menikmati film ini tanpa harus kebingungan atau merasa terlewatkan dalam hal cerita. Tapi bagi yang sudah pernah melihat film terdahulunya, kamu pasti bisa menemukan benang merah yang memperkaya detil imajinasi di film Filosofi Kopi 2, sehingga bisa melibatkan emosi lebih dalam.



Salah satu benang merah yang menarik adalah kemunculan cameo Joko Anwar. Walau hadir tidak lebih dari 5 menit, tapi kehadiran sutradara kawakan ini begitu memecah tawa dengan menganalogikan persahabatan Ben&Jody layaknya sebuah "biji". Jujur ini joke khas cowok banget.

Sahabat sejati itu selalu ada disaat suka dan duka, disetiap persahabatan akan selalu ada konflik dan egoisme yang muncul disela-sela waktu bersama, entah itu masalah prinsip, idealisme, gagasan sampai wanita. Namun yakinlah sahabat sejati akan selalu kembali dengan secangkir kopi ditangan. Ini ruh dari Filosofi Kopi 2, menurut saya.

Filososfi Kopi 2 memang tidak secara dalam membahas masalah kopi dan bisnisnya, di film ini Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara lebih memvisualisasikan bagaimana cerita persahabatan 2 cowok tersebut dalam menyelesaikan konflik mereka secara natural khas cowok.

Film ini sangat layak ditonton, bahkan ditonton berulang-ulang karena skenario yang kuat dan detil-detil percakapan dua sahabat ini walau kadang terdengar kasar tapi terlihat natural dengan celetukan mereka yang saling menimpali. Selain itu, sejenak kita juga diajak menikmati keindahan daerah Makassar, Bali, Jogjakarta sampai Toraja.

Kehadiran Luna Maya (Tarra) dan Nadine Alexandra (Brie) juga memberi warna yang beda di Filosofi Kopi 2. Mereka berdua bisa menimpali akting Chicco (Ben) dan Rio (Jody) yang karakternya sudah terbentuk dari film Filosofi Kopi pertama.



Namun ada beberapa catatan yang keluar dari harapan saya. Pada awalnya saya berharap petualangan mereka dengan Combinya lebih bisa di explore, nyatanya hanya menjadi bagian kecil saja dalam film ini.

Konflik yang terjadi sangat bervariasi atau bisa dibilang terlampau banyak, mulai konflik bisnis, pertemanan, cinta sampai konflik keluarga. Jadi penyelesain konflik seakan terburu-buru dan terlihat sangat mudah. Kalau di Filosofi Kopi 1, konflik utamanya jelas, bagaimana mereka mencari uang untuk bayar hutang dengan menjawab tantangan membuat kopi paling enak.

Ditampilkannya logo sponsor sesaat film akan dimulai, menurut saya sangat mengganggu. Karena kita menjadi sedikit antipati ketika logo atau produk sponsor tersebut masuk kedalam frame disalah satu scene film ini. Efeknya, karena kita sudah tahu sponsor apa saja yang mendukung Filosofi Kopi 2, beberapa kali saya dengar celetukan dari bangku penonton yang mengomentari sponsor-sponsor tersebut saat film berjalan.

Mungkin kalau diawal film tidak ada visualisasi logo-logo siapa saja yang mendukung film ini, para penonton tidak akan begitu sadar akan kehadiran produk-produk para sponsor di film.

Saya tidak anti dengan kehadiran sponsor disebuah film, dan kalau boleh jujur disepanjang film Filosofi Kopi 2 kehadiran sponsor masih terbilang soft. Hanya ada satu moment diawal film mulai, produk sponsornya tiba-tiba muncul saat film belum berjalan 5-10 menit (kalau tidak salah).

Secara keseluruhan logo/produk sponsor yang muncul di Filosofi Kopi terlihat natural, nyaman dan masih dalam konteks pengadegan -ada gak sih istilah ini-. Apalagi pemunculan brand mobil, halus banget dan strategi yang cerdas mengajak merek untuk support.

Yang perlu diacungi jempol adalah pemilihan lagu atau soundtrack film ini. Dari awal film dimulai sampai akhir, soundtracknya sudah dapat mewakili perasaan semangat akan petualangan, persahabatan, cinta dan kepedihan. Semua terwakili, hmmm siapa tahu, lagu-lagu tersebut bisa dikompilasi untuk jadi satu album ya..

Ohh ya hampir lupa, info paling penting adalah. Setiap pembelian tiket nonton Filosofi Kopi 2 di cinema seluruh Indonesia, sama saja menyumbang 1 benih kopi untuk petani kopi. Bahkan kalau tidak salah, tiket nontonnya bisa di tukar dengan secangkir kopi di kedai Filosofi Kopi daerah Blok M jakarta Selatan.

Serius gak mau nonton film ini?


Rating Filosofi Kopi 2
8/10
Mungkin kalau porsi cerita kopi dan Combinya diperbanyak saya bisa kasih 9 

Info Film
Publish : 13 Juli 2017
Durasi : 108 menit
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Produksi : Visinema Pictures
Genre : Drama
Kelompok Umur : 13+
Pemain : Chicco Jerikho, Rio Dewanto, Luna Maya, Nadine Alexandra Dewi Ames





  
Read More

My Profile

Senin, 10 Juli 2017

Tidak ada komentar
Satto Raji is a popular name of Santo Rachmawan.

Photography and graphic design are hobbies that turn into profession for a man who have educational background at Information Technology of University of Budi Luhur Jakarta.

Willing to learn, upgrading skills to become a professional at creative industry is the main characteristic of him. Photography knowledge he earned started from community, short course, online learning and self-work experiences and also community work-based project.

While graphic design skill that he got from one year school of design, was applied on advertising agency that employed him for several years. 



Writing and blogging are another hobbies of him that open wider opportunity to expand his journey of creative works. Becoming blogger photographer is the next stage he achieved.

He also have big contribution to the establishment of BloggerCrony Community as co-founder.

Joining Toska by focusing on his skill of photography and supporting creative design complete his journey of creative works and to grow to the next level


Contact Us at:
Email : raji.foto@gmail.com


INSTAGRAM

TWITTER

FACEBOOK

YOUTUBE



Read More

Sweet 20 Film Adapatasi Yang Hangat Dan Menghibur

Minggu, 09 Juli 2017

12 komentar
Sweet 20 adalah film adapatasi dari film korea berjudul Miss Granny. Untuk versi Indonesia, CJ Entertainment selaku pihak yang memproduksi film ini di Korea mempercayakan Upi sebagai penulis naskah dan Ody C.Harahap sebagai sutradara.

Ody C.Harahap berhasil membuat saya tertawa lepas di film Me Vs Mami, lalu bagaimana dengan film Sweet 20?.

Gambaran besar film Miss Granny yang dirilis tahun 2014 di Korea adalah tentang seorang nenek berusia 70 tahun yang tiba-tiba fisiknya berubah menjadi umur 20 tahun. Sederhana tapi justru banyak menimbulkan masalah dan tingkah laku yang membuat kita tersenyum sepanjang film. Miss Granny sendiri sudah di adaptasi di beberapa negara asia seperti Cina, Jepang, Thailand, Vietnam, Filipina dan Indonesia. Dinegaranya, Miss Granny disaksikan oleh 8 juta penonton.

Film adaptasi ini menghibur dengan muatan lokal yang diangkat oleh penulis naskah dan sutradara yang keren.
sumber foto: IG @sweet20movie
  
CJ Entertainment mengijinkan Sweet 20 untuk di isi muatan lokal. Maka tidak heran diawal film, suasana lebaran dan sungkeman langsung diberikan tempat sebagai opening scene. Selain itu ada scene yang menggambarkan orang Indonesia yang hobi banget nonton sinetron ketimbang film layar lebar, lalu diperlihatkan pula tipikal sinetron produksi Indonesia yang menurut saya norak tapi berhasil memancing tawa penonton satu studio.

Semoga yang ketawa pada bagian itu sadar, bahwa sinetron macem begini gak mutu. -maaf jadi curcol-.

Upi (penulis skenario) dan Ody C.Harahap (sutradara) berhasil membuat Sweet 20 menjadi film yang ringan, hangat dan menghibur. Tidak perlu berpikir keras untuk menangkap kelucuan yang dihadirkan di film ini. Semua begitu mudah untuk dinikmati.

Slamet Rahardjo berperan sebagai Hamzah yang di idolakan 2 wanita sebayanya.
sumber foto: IG @sweet20movie

Jajaran pemain senior yang mengisi peran pun sudah tidak diragukan lagi.Sebut saja, Slamet Rahardjo, Widyawati Sophiaan, Niniek L Karim, Lukman Sardi, Cut Mini dan Hengky Solaiman. Nama yang terakhir saya sebut adalah kunci dari film ini. Kalau tidak ada karakter yang diperankan Hengky Solaiman niscaya cerita film ini tidak akan berlanjut. Penasarankan, Hengky Solaiman jadi apa?.

Bisa dibilang, film Sweet 20 adalah film yang diperankan oleh aktor 3 generasi. Diwakili oleh Slamet Rahardjo, Lukman Sardi dan Tatjana Saphira. Tidak berlebihan kalau saya mereka mewakili 3 generasi kan?.

Dan berikut ulasan saya tentang akting mereka di film Sweet 20.

Kakek Hamzah dan Nenek Fatma yang fisiknya berubah menjadi gadis berumur 20 tahun
sumber foto: IG @sweet20movie

Slamet Rahardjo berhasil dengan sempurna menampilkan karakter kakek yang sedang jatuh cinta, kakek yang sedang patah hati dan kakek yang konyol dalam 100 menit durasi film ini berjalan. Penekanan kata dan gestur tubuhnya tidak dibuat-buat dan sangat natural. Bahkan hanya mendengarkan suaranya ber-istighfar dan menyebut Allahu Akbar saat mencoba wahana yang extreme di sebuah taman hiburan, berhasil membuat saya tertawa terbahak-bahak karena membayangkan ekspresi kakek 70 tahun yang "tersiksa" di permainan itu.-jahat ya-

Setiap ada film dengan pemeran Lukman Sardi akan selalu jadi prioritas saya, termasuk Sweet 20. Karena jujur saya sebelumya tidak tahu ini adalah film adaptasi, yang membuat saya ingin menonton film ini karena melihat jajaran para pemain senior yang terlibat, salah satunya Lukman Sardi.

Dan benar saja di penghujung film, saya dibuat terkesima oleh akting Lukman Sardi saat berbicara dengan ibunya yang saat itu secara fisik terlihat lebih muda layaknya gadis  berusia 20 tahun. Sangat menyentuh dengan ekspresi yang tidak berlebih tapi intonasi suaranya yang bergetar menggambarkan perasaan bingung antara percaya atau tidak bercampur rasa bangga dan rasa sayang kepada ibunya. Ini scene paling dramatik di Sweet 20. 

Tatjana Saphira,cewek kelahiran 1997 yang mirip dengan Chelsea Islan ini ternyata sudah membintangi 4 film layar lebar. Dan jujur saya tidak begitu memperhatikan aktingnya di 4 film tersebut. Tapi di Sweet 20, Tatjana Saphira menjadi bintang bersama para pemain seniornya. Karakternya nenek 70 tahun yang terperangkap di fisik gadis 20 tahun ini berhasil diperankan dengan sangat baik.

Ternyata Tatjana Saphira pemeran Nenek Fatma muda benar-benar baru berumur 20 tahun pada 21 Mei 2017 lalu sumber foto: IG @sweet20movie 
Cara jalan, gaya bicara dan tingkah laku yang kikuk saat didekati oleh cucu atau anak muda yang umurnya jauh di bawahnya diperankan dengan apik dan konsisten. Tantangan Tatjana Saphira yang terbesar menurut saya adala memerankan sosok yang secara fisik berumur 20 tahun, tapi secara mental dan psikologis sebenarnya berumur 70 tahun dan ini berhasil dia lakukan.
Selain itu dia juga mengisi suara sebagai vokalis dan menyanyikan secara langsung 4 lagu di film ini. Saya yakin ke depannya, Tatjana Saphira siap jadi rebutan produser layar lebar.

Kalau dideretan aktor senior semua berperan maksimal. sayangnya di deretan aktor muda, akting Morgan Oey tidak terlalu istimewa saat harus beradu akting dengan Tatjana Saphira. Morgan Oey memang punya kelebihan di wajah yang rupawan, tapi sayangnya difilm ini tidak terlihat kemampuan aktingnya. Kecuali ekspresi dan tatapan mata yang katanya bisa bikin meleleh kaum hawa. Menurut saya Kevin Julio dan Alexa Key di film ini aktingnya lebih baik ketimbang Morgan Oey.

Mau Tau Review Film Me Vs Mami?


Rating Sweet 20
7.5/10
Penulis skenario dan sutradaranya keren, pemain seniornya gak salah pilih, sayang film adaptasi. Saya suka yang original 

Info Film
Publish : 25 Juni 2017
Durasi : 109 menit
Sutradara : Ody C. Harahap
Penulis Naskah : Upi Avianto
Produksi : Starvision, CJ Entertainment
Genre : Drama, Komedi
Kelompok Umur : 13+
Pemain : Lukman Sardi, Cut Mini, Widyawati Sophiaan, Tatjana Saphira, Niniek L Karim, Morgan Oey, Slamet Rahardjo, Kevin Julio, Alexa Key



Read More