World Obesity Day 2017 Dengan Germas Hindari Obesitas
GoodNews
·
14 komentar
Minggu, 26 November 2017
Ada yang tahu kapan hari obesitas dunia di peringati?. Menurut situs http://www.euro.who.int hari obesitas dunia di peringati tiap tanggal 11 Oktober. Kenapa harus diperingati?, diperingati disini bukan berarti kita senang, bahagia dengan kondisi kita yang obesitas. Diperingatinya hari obesitas dunia adalah, untuk mengajak orang-orang yang terindikasi obesitas agar bisa hidup lebih sehat dan baik.
Read More
Karena problem obesitas di dunia bahkan di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Indonesia kini berada diperingkat ke 10 dalam kasus obesitas dunia (data tahun 2013). Memang untuk kawasan Asia, kita masih di bawah China (2), India (3) dan Paskistan (9), tetap saja ini memprihatinkan.
Obesitas bukan hanya masalah negara berkembang atau negara dunia ketiga, karena obesitas terjadi lebih karena gaya hidup yang tidak sehat. Terbukti Amerika Serikat sebagai negara maju menjadi negara yang mempunyai penduduk paling banyak terindikasi obesitas di dunia.
Lalu bagaimana kita tahu bahwa sudah obesitas?. Cara yang paling sederhana adalah dengan mengukur lingkar pinggang. Jika seorang laki-laki mempunyai lingkar pinggang diatas 90cm dan perempuan di atas 80cm maka mereka beresiko untuk obesitas. Untuk lebih pastinya kita harus konsultasi tenaga medis terdekat.
Obesitas Adalah Penyakit
Yang belum diketahui masyarakat umum adalah, kenyataan bahwa obesitas termasuk penyakit tidak menular (PTM) seperti halnya Stroke, Hipertensi dan Diabetes Melitus. Di Indonesia dari keempat PTM tersebut, Obesitas Sentral merupakan yang paling tinggi yaitu 26.6% atau 44.3juta lalu Hipertensi 25.8% (42.1 juta), Diabetes Melitus 6.9% (10juta) dan Stroke dengan 1.21% (1.2 juta).
Obesitas bukan takdir, bisa jadi memang keturunan atau hormon bawaan tapi bukan takdir. Kalau kita menjalani hidup sehat dan teratur, obesitas bisa kita lawan. Biasanya Obesitas bisa terjadi karena Genetic, Psikologis, Metabolisme tubuh/Hormonal, Gaya hidup, Lingkungan dan Budaya sosial. 3 point terakhir, kita lah yang mempunyai kendali penuh jika ingin terhindar dari obesitas.
Hadir di seminar Kementerian Kesehatan untuk peringati hari Obesitas Dunia pada 7 November 2017 lalu, saya mendapat pelajaran yang berguna. Salah satunya dengan pola makan.
Menurut dokter cantik berumur 46 tahun dan masih terlihat segar, Rita Ramayulis, kita harus konsumsi hidangan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh secara seimbang. Ingat Seimbang. Tidak hanya lengkap tapi juga seimbang, karena lengkap belum tentu seimbang dan baik untuk tubuh.
Illustrasinya adalah, jika dibandingkan ayam goreng dengan sayur dan buah. Semisal keduanya mempunyai jumlah kalori yang sama, si sayur dan buah sudah cukup membuat perut kita terasa kenyang dan penuh. Tapi tidak dengan ayam goreng, makanan ini hanya mengisi 1/4 isi lambung kita. Sehingga kita masih terasa lapar, padahal kalorinya sudah sangat cukup.
Saya mempunya pertanyaan yang akhirnya terjawab di acara ini, pertanyaan itu adalah; kenapa orang dengan badan gemuk makannya selalu banyak, apakah lambung mereka membesar sehingga mereka bisa memakan dengan jumlah lebih banyak dari kebanyakan kita.
Dr. Rita menjawab, "bahwa lambung mereka tidak membesar, tapi ini lebih disebabkan karena ada sensor kenyang di tubuh orang yang hobi makan sedikit mengalami gangguan sehingga efeknya agak lama memberi info kenyang ke otak agar berhenti untuk makan. Ketika signal kenyang sudah diterima oleh otak, ini sudah terlambat karena jumlah makanan yang di konsumsi sudah melebihi batas.
Sensor atau bagian otak yang mengatur rasa kenyang atau lapar itu bernama hipotalamus.
Germas Vs Obesitas
Program GERMAS yang digiatkan oleh pemerintah adalah salah satu cara untuk mengurangi kasus penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia. Dibawah kordinasi Kementerian Kesehatan terus menggalakkan keseluruh masyarakat (tidak hanya instansi pemerintah dan perusahaan saja) untuk melakukan aktifitas fisik lebih sering. Misal ada yang membawa kendaraan dikantor, maka parkirlah kendaraan anda agak jauh agar ada kesempatan untuk berjalan kaki.
Meningkatkan konsumsi sayur dan buah agar menu makan lebih seimbang dan bisa menjaga kesehatan tubuh. Indonesia dengan kesuburan lahan dan kondisi tropis adalah surga bagi sayuran dan tumbuhan.
Kemudian menjalankan gaya hidup sehat, yaitu dengan tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Karena dua hal tidak memberikan dampak positif bagi tubuh kita apalagi dampaknya bagi orang-orang kesayangan kita.
Selain itu, kita juga harus membiasakan diri untuk cek kesehatan rutin agar bisa mengetahui jika ada yang tidak beres dengan tubuh kita secara pasti tanpa harus menduga-duga. Lalu dengan istirahat cukup dan kelola stres yang baik bisa menjauhkan kita dari resiko penyakit yang akan membuat kita menyesal.
Semua hal diatas terangkum dalam CERDIK; Cek Kesehatan Secara Berkala, Enyahkan Asap Rokok, Rajin Aktifitas Fisik, Diet Seimbang, Istirahat Cukup dan Kelola Stres.
Kalau bukan kita yang menjaga kesehatan kita, siapa lagi..?