Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Label
FILOSOFI KOPI 2; Persahabatan Di Secangkir Kopi
Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah?
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang?
Terbang Meninggalkanmu
Ku S'lalu Membanggakanmu
Kaupun S'lalu Menyanjungku
Aku Dan Kamu Darah Abadi
Demi Bermain Bersama
Kita Duakan Segalanya
Merdeka Kita, Kita Merdeka
~Sahabat Sejati, Sheila On 7~
Alunan lagu Sahabat Sejati dari Sheila On 7, yang di aransemen dan dinyanyikan oleh Rio Dewanto dan Chico Jericho menjadi penutup dari film Filosofi Kopi 2. Lagu ini seperti menjadi kesimpulan dari film yang karakternya diilhami dari novel Filosofi Kopi karya Dee Lestari.
Ya, film Filosofi Kopi 2 kembali hadir dengan cerita tentang dua orang sahabat karib Ben&Jody yang mengejar mimpi mengembangkan bisnis kedai kopi mereka. Setelah berkeliling kota di Indonesia dengan mobil Combi berwarna kuning dengan tulisan FILOSOFI KOPI di salah satu sisinya, mereka memutuskan untuk kembali membuka kedai kopi di Jakarta.
Bagi kamu yang belum sempat menyaksikan Filosofi Kopi 1 tidak usah khawatir, dijamin seratus persen kamu bisa menikmati film ini tanpa harus kebingungan atau merasa terlewatkan dalam hal cerita. Tapi bagi yang sudah pernah melihat film terdahulunya, kamu pasti bisa menemukan benang merah yang memperkaya detil imajinasi di film Filosofi Kopi 2, sehingga bisa melibatkan emosi lebih dalam.
Salah satu benang merah yang menarik adalah kemunculan cameo Joko Anwar. Walau hadir tidak lebih dari 5 menit, tapi kehadiran sutradara kawakan ini begitu memecah tawa dengan menganalogikan persahabatan Ben&Jody layaknya sebuah "biji". Jujur ini joke khas cowok banget.
Sahabat sejati itu selalu ada disaat suka dan duka, disetiap persahabatan akan selalu ada konflik dan egoisme yang muncul disela-sela waktu bersama, entah itu masalah prinsip, idealisme, gagasan sampai wanita. Namun yakinlah sahabat sejati akan selalu kembali dengan secangkir kopi ditangan. Ini ruh dari Filosofi Kopi 2, menurut saya.
Filososfi Kopi 2 memang tidak secara dalam membahas masalah kopi dan bisnisnya, di film ini Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara lebih memvisualisasikan bagaimana cerita persahabatan 2 cowok tersebut dalam menyelesaikan konflik mereka secara natural khas cowok.
Filososfi Kopi 2 memang tidak secara dalam membahas masalah kopi dan bisnisnya, di film ini Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara lebih memvisualisasikan bagaimana cerita persahabatan 2 cowok tersebut dalam menyelesaikan konflik mereka secara natural khas cowok.
Film ini sangat layak ditonton, bahkan ditonton berulang-ulang karena skenario yang kuat dan detil-detil percakapan dua sahabat ini walau kadang terdengar kasar tapi terlihat natural dengan celetukan mereka yang saling menimpali. Selain itu, sejenak kita juga diajak menikmati keindahan daerah Makassar, Bali, Jogjakarta sampai Toraja.
Kehadiran Luna Maya (Tarra) dan Nadine Alexandra (Brie) juga memberi warna yang beda di Filosofi Kopi 2. Mereka berdua bisa menimpali akting Chicco (Ben) dan Rio (Jody) yang karakternya sudah terbentuk dari film Filosofi Kopi pertama.
Namun ada beberapa catatan yang keluar dari harapan saya. Pada awalnya saya berharap petualangan mereka dengan Combinya lebih bisa di explore, nyatanya hanya menjadi bagian kecil saja dalam film ini.
Konflik yang terjadi sangat bervariasi atau bisa dibilang terlampau banyak, mulai konflik bisnis, pertemanan, cinta sampai konflik keluarga. Jadi penyelesain konflik seakan terburu-buru dan terlihat sangat mudah. Kalau di Filosofi Kopi 1, konflik utamanya jelas, bagaimana mereka mencari uang untuk bayar hutang dengan menjawab tantangan membuat kopi paling enak.
Ditampilkannya logo sponsor sesaat film akan dimulai, menurut saya sangat mengganggu. Karena kita menjadi sedikit antipati ketika logo atau produk sponsor tersebut masuk kedalam frame disalah satu scene film ini. Efeknya, karena kita sudah tahu sponsor apa saja yang mendukung Filosofi Kopi 2, beberapa kali saya dengar celetukan dari bangku penonton yang mengomentari sponsor-sponsor tersebut saat film berjalan.
Mungkin kalau diawal film tidak ada visualisasi logo-logo siapa saja yang mendukung film ini, para penonton tidak akan begitu sadar akan kehadiran produk-produk para sponsor di film.
Saya tidak anti dengan kehadiran sponsor disebuah film, dan kalau boleh jujur disepanjang film Filosofi Kopi 2 kehadiran sponsor masih terbilang soft. Hanya ada satu moment diawal film mulai, produk sponsornya tiba-tiba muncul saat film belum berjalan 5-10 menit (kalau tidak salah).
Secara keseluruhan logo/produk sponsor yang muncul di Filosofi Kopi terlihat natural, nyaman dan masih dalam konteks pengadegan -ada gak sih istilah ini-. Apalagi pemunculan brand mobil, halus banget dan strategi yang cerdas mengajak merek untuk support.
Yang perlu diacungi jempol adalah pemilihan lagu atau soundtrack film ini. Dari awal film dimulai sampai akhir, soundtracknya sudah dapat mewakili perasaan semangat akan petualangan, persahabatan, cinta dan kepedihan. Semua terwakili, hmmm siapa tahu, lagu-lagu tersebut bisa dikompilasi untuk jadi satu album ya..
Ohh ya hampir lupa, info paling penting adalah. Setiap pembelian tiket nonton Filosofi Kopi 2 di cinema seluruh Indonesia, sama saja menyumbang 1 benih kopi untuk petani kopi. Bahkan kalau tidak salah, tiket nontonnya bisa di tukar dengan secangkir kopi di kedai Filosofi Kopi daerah Blok M jakarta Selatan.
Serius gak mau nonton film ini?
Kehadiran Luna Maya (Tarra) dan Nadine Alexandra (Brie) juga memberi warna yang beda di Filosofi Kopi 2. Mereka berdua bisa menimpali akting Chicco (Ben) dan Rio (Jody) yang karakternya sudah terbentuk dari film Filosofi Kopi pertama.
Namun ada beberapa catatan yang keluar dari harapan saya. Pada awalnya saya berharap petualangan mereka dengan Combinya lebih bisa di explore, nyatanya hanya menjadi bagian kecil saja dalam film ini.
Konflik yang terjadi sangat bervariasi atau bisa dibilang terlampau banyak, mulai konflik bisnis, pertemanan, cinta sampai konflik keluarga. Jadi penyelesain konflik seakan terburu-buru dan terlihat sangat mudah. Kalau di Filosofi Kopi 1, konflik utamanya jelas, bagaimana mereka mencari uang untuk bayar hutang dengan menjawab tantangan membuat kopi paling enak.
Ditampilkannya logo sponsor sesaat film akan dimulai, menurut saya sangat mengganggu. Karena kita menjadi sedikit antipati ketika logo atau produk sponsor tersebut masuk kedalam frame disalah satu scene film ini. Efeknya, karena kita sudah tahu sponsor apa saja yang mendukung Filosofi Kopi 2, beberapa kali saya dengar celetukan dari bangku penonton yang mengomentari sponsor-sponsor tersebut saat film berjalan.
Mungkin kalau diawal film tidak ada visualisasi logo-logo siapa saja yang mendukung film ini, para penonton tidak akan begitu sadar akan kehadiran produk-produk para sponsor di film.
Saya tidak anti dengan kehadiran sponsor disebuah film, dan kalau boleh jujur disepanjang film Filosofi Kopi 2 kehadiran sponsor masih terbilang soft. Hanya ada satu moment diawal film mulai, produk sponsornya tiba-tiba muncul saat film belum berjalan 5-10 menit (kalau tidak salah).
Secara keseluruhan logo/produk sponsor yang muncul di Filosofi Kopi terlihat natural, nyaman dan masih dalam konteks pengadegan -ada gak sih istilah ini-. Apalagi pemunculan brand mobil, halus banget dan strategi yang cerdas mengajak merek untuk support.
Yang perlu diacungi jempol adalah pemilihan lagu atau soundtrack film ini. Dari awal film dimulai sampai akhir, soundtracknya sudah dapat mewakili perasaan semangat akan petualangan, persahabatan, cinta dan kepedihan. Semua terwakili, hmmm siapa tahu, lagu-lagu tersebut bisa dikompilasi untuk jadi satu album ya..
Ohh ya hampir lupa, info paling penting adalah. Setiap pembelian tiket nonton Filosofi Kopi 2 di cinema seluruh Indonesia, sama saja menyumbang 1 benih kopi untuk petani kopi. Bahkan kalau tidak salah, tiket nontonnya bisa di tukar dengan secangkir kopi di kedai Filosofi Kopi daerah Blok M jakarta Selatan.
Serius gak mau nonton film ini?
Rating Filosofi Kopi 2
8/10
Mungkin kalau porsi cerita kopi dan Combinya diperbanyak saya bisa kasih 9
Info Film
Publish : 13 Juli 2017
Durasi : 108 menit
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Produksi : Visinema Pictures
Genre : Drama
Kelompok Umur : 13+
Komentar
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
ASUS INTEL Blog Competition
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Bayangannya ga asyik film yang sebelumnya, rasanya sih begitu.
BalasHapusKalau citarasa tergantung kepala dan hati kak. Saya sih suka yang pertama
HapusBener, Mas, adanya logo sponsor agak mengganggu ya. Untungnya secara keseluruhan jalan ceritanya masih oke. Dan sebagai penggemar Sheila on 7, seneng bgt lagu mrk jadi soundtrek film ini.
BalasHapusYessss...kejutan banget ya lagu SO7 di taruh di belakang
Hapushiks kenapa sosok julie es teh dihilangkan diganti luna :(
BalasHapustapi terobati lihat rio dewanto yang lebih fresh.
ekspektasinya sih kalau kubaca lebih banyak bumbu2 cinta daripada kopi ya mas.
Bener banget om dedy, lebih banyak.cinta dan drama ketimbang bahas kopi
HapusKeren banget nih filmnya. Saya suka banget. Sayangnya saya ngga sempet nonton yang pertama. Jadi banyak tahu juga soal perkopian. Buat yang ngaku suka kopi, wajib banget nonton film ini
BalasHapusWajib....jib....jin
Hapus