3 Malam Pertama di Lokasi Campervan Daerah Bogor, Review Tumbuhejo dan Puncak Halimun

Sabtu, 06 November 2021

Tidak ada komentar
Di artikel blog sebelumnya sudah dijelaskan kenapa kami mulai “tergila-gila” bersafari dengan membawa Ayang Dayu (Agya Kesayangan Dayu) tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-76. Secara singkat, kami pikir ini salah satu cara yang cukup aman jika ingin bepergian jauh, tidak perlu keluar masuk hotel cukup di mobil saja dan mengurangi bertemu dengan orang diluar lingkaran rutinitas kita. Safari perdana kami dimulai dengan mencari lokasi campervan di daerah Bogor, tepatnya camping ground Tumbuhejo dan Puncak Halimun.

Lokasi ke-dua kami di Tumbuhejo, Sentul Bogor

Tidak hanya untuk perjalanan jauh, Ayang Dayu yang sudah di modifikasi agar bisa digunakan sebagai tempat istirahat tapi dengan mudah bisa di setting ke kondisi normal, jadi alternatif kalau kami ingin "kabur" sekedar minum kopi, makan mie ayam dan soto ayam langganan di daerah Kerinci Jakarta Selatan atau juga makan sotomie di grha Bintaro. Kami tidak perlu khawatir jika tempat tersebut ramai, tinggal cari parkiran lalu buka bagasi belakang, tarik meja dan keluarin kursi lipat, kami bisa makan dengan nyaman tanpa pusing harus menjaga jarak dengan pengunjung lain.

Road Trip Jakarta-Bali-Jakarta via Tol Trans Jawa

Di artikel sebelumnya, kami ceritakan bahwa malam pertama kami lewati diparkiran masjid Atta'awun kawasan Puncak Bogor yang sudah berubah drastis. Parkiran lebih luas dan nyaman karena warung di tengah-tengah parkiran sudah dibongkar, tersisa hanya warung yang posisinya menempel di dinding tembok pembatas masjid. Jauh lebih nyaman, kalau sebelumnya lebih mirip pasar malam timbang parkiran.

Pagi tanggal 18 Agustus, setelah sarapan dan memesan teh manis hangat disalah satu warung, kami putuskan untuk pindah lokasi, biaya parkir masjid tidak lebih dari 20ribu. Tujuan awal kami adalah Wisata Sehat Javana yang lokasinya memang tdak jauh dari Atta’awun. Keluar parkiran masjid ke kanan arah Cianjur, tidak sampai 2 kilometer ada jalan kecil disebelah kiri jalan menuju kebun teh. Sayangnya lokasi tersebut ditutup untuk sementara. lokasi campervan di daerah Bogor

Akhirnya kami putuskan untuk menuju daerah Sentul tepatnya gunung pancar, sayangnya lagi-lagi ditutup karena masih PPKM. Dari dua pengalaman tersebut, kami simpulkan, bahwa kawasan yang dikelola pemerintah daerah sudah pasti ditutup sementara mendukung program pemerintah untuk menahan laju penyebaran Covid-19. Salah kami juga yang coba-coba keluar di masa PPKM.


Suasana parkir masjid ikonik di daerah puncak jadi lebih nyaman dan luas untuk parkir mobil dan motor


Camping Ground TumbuhejoTurun dari gunung Pancar, kami kehabisan ide lokasi campervan di daerah Bogor, dan hampir memutuskan untuk pulang sebelum akhirnya kami menemukan sebuah kafe. Beristirahat sebentar disana sambil berbincang dengan si empunya kafe kami disarankan untuk mencoba ke camping ground Tumbuhejo, pun kalau tidak cocok, pemilik kafe sudah mengijinkan kami untuk bermalam di parkiran kafe untuk sekedar beristirahat semalam atau untuk ke toilet. Baik banget ownernya.

Serai nama kafe itu, kalau dari sentul city, ke arah gunung pancar, lokasi kafe ada disebelah kanan jalan. Bangunannya mayoritas bambu dan kayu, dan dikelilingi banyak pohon serai. Semangat kami kembali timbul untuk tetap bermalam di mobil, minimal kami sudah punya bayangan harus bermalam dimana, sambil mencoba survei ke Tumbuhejo. lokasi campervan di daerah Bogor

Tips pertama saat memulai campervan adalah, JANGAN SURVEI atau DATANG SAAT GELAP. Sumpah, bikin jantung deg-degan, terlebih karena type mobil kami LCGC, kalau spesifikasi mobil 4x4 atau type jeep sih gak masalah menembus jalan tanah dan berbatu di malam hari.

Jalur menuju Tumbuhejo sebenarnya tidak ekstrem, setidaknya masih bisa dilalui mobil pickup pengantar galon yang kami lihat saat pagi esok harinya.

Tapi karena baru pertama kali dan situasi malam hari, kami sempat ragu saat melintas terlebih setelah keluar dari jalan utam desa. Dengan hati-hati dan banyak melafal doa kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah sampai di lokasi, tapi ujian akhir ada saat memasuki gerbang depan Tumbuhejo. Tanjakan dengan sudut 30-40 derajat sudah menanti.

Kalau kalian tidak yakin dan ragu jangan khawatir, ada parkiran dibawah dekat pos jaga. Beruntung Ayang Dayu bisa melewati tanjakannya ini walau sempat kesulitan karena ban kiri depan sempat slip diakibatkan berada di jalur tanah dan rumput basah yang baru saja disiram hujan sore hari.

Tumbuhejo layak direkomendasikan untuk kalian yang ingin coba-coba camping di kendaraan untuk kali pertama bersama keluarga. Lokasi yang agak jauh dari jalan raya, membuat suasana sangat tenang dan bikin kita seperti terasingkan dari rutinitas harian.

Nilai plus dari lokasi ini adalah, fasilitas kamar mandinya standar villa, super bersih, toilet duduk serta ada air hangat untuk mandi. lokasi campervan di daerah Bogor



Tumbuhejo akan jadi sejarah bagi kami memulai perjalan Safari Nusantara Duoraji

Pun kalau ingin coba bersantai di villa juga bisa, dari yang harga 500rb sampai 2jtan, ada satu villa yang dilengkapi kolam renang. Untuk makan ada cafe atau restoran, baiknya sih bawa perlengkapan masak dan makan sendiri, rasanya lebih syahdu.

Camping Ground Puncak Halimun Caringin, Lokasi Campervan Daerah BogorEsok harinya kami turun ke Bogor karena ada urusan pekerjaan, setelah 1 hari bermalam di Bogor, kami lanjutkan perjalanan ke Puncak Halimun di daerah Caringin Sukabumi, lokasi campervan di daerah Bogor yang belum ada satu tahun beraktifitas. Jujur saya masih bingung, lokasinya ini masuk wilayah Bogor atau Sukabumi.

Kalau dari Jakarta, kita bisa lewat tol Jagorawi, lalu lanjut lewat tol Bocimi. Keluar pintu tol Caringin langsung ambil arah kiri. Menuju arah pasar Caringin.

Patokan paling mudah untuk Gmaps adalah Kopi Daong, tempat ngopi yang lagi hits karena berada di hutan pinus. Dari Kopi Daong lanjut mengikuti petunjuk arah yang ada menuju Puncak Halimun. 80 persen jalan beraspal, tapi setelah melewati kopi Daong, kondisi jalanan mulai tanah dan batu kecil-kecil layaknya jalan desa.

Setelah sekian lama nggak meghirup udara segar, Puncak Halimun jadi pelampiasan

Sebenarnya ada dua jalur untuk menuju Puncak Halimun, kalau mobil kalian sudah spesifikasi offroad bisa lewat Cimande, yang ternyata jalurnya cukup ekstrim dibanding jalur yang melewati pasar Caringin. lokasi campervan di daerah Bogor

Kesalahan pertama kami ulangi kembali saat ngecamp di Puncak Halimun, DATANG SAAT MALAM HARI, duuhh bikin perut mules sepanjang jalan.

Padahal jalurnya tidak ekstrem, sebelumnya pun sudah mendapat konfirmasi dari pengelola tempat bahwa type mobil kami sudah ada yang pernah bermalam di Puncak Halimun.

Saat turun kami baru sadar bahwa perjalanan yang mengerikan pada saat malam hari, berbeda jauh disiang hari. Kami disuguhi pemandangan yang cantik, dinginnya angin dan hijau pohon sejauh mata memandang.

Sempat berbincang dengan salah satu pengelola Puncak Halimun, lokasi ini baru resmi dibuka 5 bulan lalu, pemilik tanah mengajak orang-orang yang bergerak di bidang event organizer yang terdampak pandemi untuk mengembangkan lahan tersebut.

Dimulai dari modal awal 3 juta, bangunan registrasi dan wc kala itu sangat sederhana terbuat dari bambu, kayu seadanya. Kini (saat kami kesana) Puncak Halimun jauh lebih nyaman.

Bangunan registrasi dan wc sudah berlantai keramik dengan atap rangka baja ringan, terdapat juga musholla kapasitas 6-8 orang.

Untuk sinyal handphone lokasi yang cukup kuat hanya ada di tempat registrasi, kalau untuk cek WA, email dan sesekali upload media sosial masih sangat mumpuni.

Tapi jangan berharap banyak kalau kalian ingin meeting online via zoom atau google meet, alternatifnya adalah turun ke kopi Daong. Setidaknya ini pengalaman yang kami alami.

Kekurangan lainnya yang tidak begitu penting adalah, tiang listrik PLN yang belum masuk ke area perkemahan, pengelola mengandalkan genset solar saat malam hari untuk kelistrikan. Jadi kalau ingin numpang charge laptop atau HP sebaiknya saat malam. Karena siang hari, genset jarang dinyalakan.

Apalah arti tidak ada signal dan arus listrik kalau kita bisa menikmati sejuknya udara bersih sambil memandang siluet gunung di kejauhan.

Mini Camper Agya, jadi solusi kami untuk ber-Safari Nusantara Duoraji


Pengalaman menyenangkan, 5 hari yang memerdekakan jiwa dari rutinitas dan menumbuhkan kembali semangat berpetualang. Banyak cara untuk mensyukuri keindahan alam, melepas lelah, membuang kepenatan dan menikmati perbedaan agama dan budaya, cara kami adalah dengan mini camper bersama Ayang Dayu.

Tumbuhejo 
admin 081286000768 Ig @tumbuhejo

Puncak Halimun
Admin +62 812-1838-4002 Bang Jack

Read More

Bosan Main Game Online Yang Seru dan Cuma Bisa Mabar? Gabung Lead by Indihome Untuk Jadi Atlit Pro

Selasa, 19 Oktober 2021

Tidak ada komentar

Perkembangan dunia eSport (game online) sudah tidak dipungkiri. Untuk saya yang besar di era Sega, Atari dan Nintendo kaset kotak, perkembangannya memang sedikit di luar nalar, terlebih lagi buat orang-orang yang tidak paham atau dekat dengan dunia teknologi informasi.

Coba bayangkan, bermula dari sebuah kotak kecil berukuran 6 inch, anak-anak muda sekarang sudah bisa menjadikannya sebuah profesi profesional ataupun Atlit yang bisa membawa harum nama bangsa Indonesia.

Jaman sudah berubah, games yang butuh consul cukup mahal, kini bisa dimainkan menggunakan smartphone

Aneh? 5-6 tahun lalu saya berfikiran seperti itu tapi melihat perkembangan dunia digital sekarang, sepertinya bukan hal yang mustahil. Bayangkan jika ditekuni sangat serius, konon gaji atlit pro bisa sampai 2 digit.

Kalau ngomongin sejarah kompetisi game, ternyata sudah sejak lama ada di Amerika Serikat. Dimulai dari kompetisi game Space Invader Atari sampai game Street Fighter. Hadiahnya dari langganan Majalah Rolling Stone sampai mobil Ferari Bekas. Seru banget kan? Jadi inget kalau dulu di kampus pernah ikutan kompetisi Winning Eleven hadiahnya voucher gratis main game di rental PS tersebut.

Yang saat ini menjadi dilema terbesar adalah, bagaimana membawa citra eSport ini menjadi sesuatu nilai positif, karena sudah jadi rahasia umum, pandangan yang timbul adalah semua game dampaknya buruk. Mengganggu konsentrasi belajar, merusak mata, membuat jari jemari menjadi over use, ngabisin kuota internet rumah dan masih banyak lagi stigma negatif untuk game online. 

Limitless Esport Academy (LEAD) by Indihome hadir dengan konsep akademi eSport yang mencetak pro player bermental atlet, tidak hanya bermain game sebatas hobi. LEAD by Indihome akan membina dan melatih talenta-talenta atlit eSport agar menjadi atlit yang tangguh dan mempunyai karakter. Dengan hadirnya akademi ini, semoga saja stigma negatif mengenai dunia eSport bisa hilang, terlebih dimata para orang tua yang mengkhawatirkan anak-anakya.

LEAD by Indihome memberikan wadah bagi generasi muda dimana saja, yeepps dimana saja tidak terbatas disatu daerah atau provinsi tapi bisa diseluruh Indonesia sehingga LEAD by Indihome juga  bisa menjadi agen pemerataan pembangunan nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Ibaratnya PD Djarum di bulutangkis, Klub Persija Jakarta di sepak bola atau Satria Muda di bola basket yang menempa sosok-sosok pilihan agar bisa menjadi atlit profesional yang bisa mengharumkan nama bangsa. Yang membedakannya adalah pelatihan dan pembinaan LEAD by Indihome bisa dilakukan secara online dengan jaringan internet terbaik dari Indihome, semua aktivitas tanpa batas ini bisa diwujudkan dari rumah.

Lalu bagaimana mana sikap para orang tua agar tidak “dibohongi” sama anak-anaknya yang ingin bercita-cita ingin menjadi Pro Atlit eSport? Cara gampangnya, suruh ikut LEAD by Indihome.

Seorang atlit olaharaga perlu latihan rutin, pun begitu dengan atlit eSport tapi harus ada skema pelatihan dan waktu yang jelas. Tidak mungkin seorang Lionel Messi, Valentino Rossi, Michael Jordan latihan 12 jam dalam sehari. Jago enggak, bisa-bisa kena tipes.

Tetap awasi waktu bermain/berlatih anak-anak dirumah, kalau sebatas hobi bisa kasih batas waktu maksimal 1-2 jam perhari. Kalau si anak ingin serius bikin jadwal teratur, kapan harus latihan, belajar, melakukan aktivitas fisik atau membantu pekerjaan rumah. Kalau perlu beri menu makan sehat bisa jadi bahan negosiasi, karena atlit profesional eSport (kelihatannya hanya duduk dan memainkan jari) juga memperhatikan pola makan agar refleks otak dan tangan bisa terkoneksi cepat.

Orang tua juga perlu tahu game apa yang dimainkan, berlagak sok pintar pun perlu, misal bertanya, sudah ada kompetisi nasional atau internasionalnya belum? Tim eSport Indonesia yang pernah menang siapa aja? Player idolanya siapa? Karena semakin kompetitif game yang dimainkan maka semakin bagus untuk perkembangan kedepannya.

Henov, "Atlit eSport nggak boleh bergadang saat latihan atau saat akan bertanding"

Henov, Head Coach LEAD by IndiHome, mempertegas bahwa latihan rutin itu perlu tapi ada batasan waktu layaknya atlit profesional cabang olahraga lainnya. Tidak full seharian bahkan sampai begadang, ini cara yang salah.

“Saat ada pertandingan, saya melarang atlit untuk bergadang” Ujar Henov.

Gimana? Cukup ribet? Seperti saya bilang tadi, kalau cara mudah dan kompetitifnya adalah gabung LEAD by Indihome. Karena program pelatihanya terukur, agar para atlit semakin berkualitas dan sportif.  Sehingga bisa meningkatkan skill, menguasai trik dan strategi permainan, kerja sama team, disiplin, serta dijaga pola makan sehatnya. Dan point lebihnya lagi setiap peserta yang terpilih akan mendapatkan IndiHome, paket games untuk berlatih di rumah.

Venusiana, Direktur Consumer Service Telkom menjelaskan, dengan mengusung semangat #BerlatihTanpaBatas, kehadiran program LEAD by IndiHome diharapkan dapat melahirkan the next atlet eSport Indonesia yang mampu berkiprah di kancah Internasional.

“Kami meyakini, salah satu aspek penting dalam ekosistem eSport adalah kaderisasi atlet. Untuk itu, LEAD by IndiHome hadir dan berkomitmen melahirkan sebanyak-banyaknya atlet eSport yang memiliki spirit dan berdaya saing internasional. LEAD by IndiHome adalah tempat belajar bagi para player untuk menjadi atlet eSport yang unggul,” jelas Venusiana.

Dyah Rasyida, Srikandi Gamer IndiHome yang saya temui via zoom meeting menjelaskan mekanisme pemilihan atlet eSport LEAD by IndiHome terdiri dari tiga fase, yaitu Fase Kualifikasi (Qualification), Fase Pengembangan (Development), dan Fase Kelulusan (Graduation).

Dyah Ryasida, Srikandi Gamer Indihome

Di fase kualifikasi, LEAD by IndiHome akan membuka pendaftaran untuk dua regional, barat dan timur dengan target peserta minimal 284 tim. Peserta yang sudah mendaftarkan melalui https://indihome.co.id/leadacademy akan diseleksi dalam turnamen hingga terpilih 8 tim terbaik atau sebanyak 40 orang calon atlet eSport.

Read More

Pekan ke-6 EPL Arsenal Pecundangi Tottenham Lahir Batin

Selasa, 28 September 2021

Tidak ada komentar
Disclaimer, saya penggemar Tottenham jadi ijinkan berkeluh kesah. Kalau berharap ini tulisan untuk puja-puji Arsenal, harap skip saja. Tapi ijinkan saya mengucapkan selamat untuk Arsenal yang bermain taktis minggu malam 26/9 2021.

Saka ketika mencetak gol ke-3 bagi Arsenal Foto: Getty Images/Clive Rose

Sedangkan Tottenham bermain “sampah” tanpa arah, layaknya tim kelas waktu saya SMA. Hanya berharap momentum, mengandalkan beberapa pemain yang kami anggap paling jago untuk menjebol gawang dan memenangkan pertandingan. Dan hasilnya, tim sepakbola kelas saya gak pernah juara tingkat sekolah sekalipun.

Pun itu yang saya lihat minggu malam yang bikin saya tidak bisa menikmakti kopi single origin pulu-pulu dari Makassar yang diseduh dengan metode tubruk. Sampai selesai pertandingan, sampai dingin kopinya gak habis setengah gelas pun, saking keselnya.

Bukan kesel karena kalah (itu juga sih) tapi karena mainnya katrok. Btw kalau ada yang komentar, Ahh payah lohh, bisanya komen doang, lo pikir maen gampang..!!. Justru karena Gw gak jago maen, makanya gw komentar, kalo gw jago maen, gw masuk TIMNAS.

Oke lanjut,… kenapa saya bilang Tottenham mainnya katrok? Nggak semua pemain sih, yang harus disoroti adalah lini tengah Tottenham yang malam itu diisi oleh, Ndombele, Hojbjerg dan Dele Alli. Agak membingungkan apakah Son dan Moura posisinya midfild atau penyerang sayap, tapi yang jelas fungsi bertahan 3 pemain tengah jelas-jelas berantakan, saat menyerang gak ada gunanya juga.

Saat bertahan, Hojbjerg (saya yakin posisinya gelandang bertahan) jelas keteteran berada ditengah sendirian karena Ndombele dan Alli yang terlalu lebar dan telat bantu pertahanan. Tapi saat menyerang, Ndombele dan Alli gak bisa jadi kreator pengirim umpan untuk trisula Tottenham Son, Kane dan Moura.

Saya nggak tahu, apakah Ndombele dan Delle tidak bisa ngikutin instruksi Nuno sang pelatih, atau pelatih yang salah ngasih arahan?

Gol ke-3 Arsenal ke gawang Tottenham adalah yang paling lucu dan membuktikan pemain tengah Tottenham gak berguna malam itu. Dalam posisi menyerang, Harry Kane salah mengontrol bola di depan kotak penalti Arsenal, bola berhasil dikuasai pemain Arsenal dan dengan serangan balik cepat, berhasil membuat gol ke gawang Hugo Lioris.

Kenapa lucu? Harry Kane yang baru kehilangan bola saat menyerang, tiba-tiba sudah ada di kotak penalti sendiri dan mencoba menghalau Bukayo Saka. Emang dasarnya bukannya pemain bertahan, Kane nggak berhasil merebut bola malah membuka peluang untuk Saka mencetak gol. Saat serangan terjadi, ada 4 pemain Arsenal yang bergerak aktif, sementara di di area bertahan Tottenham cuma ada 5 orang termasuk Kane. Kemana pemain tengah, khususnya Ndombele dan Hojbjerg yang berada di sisi kiri yang tugasnya menghambat laju pemain Arsenal.

Saya sudah patah arang saat melihat gol ke-3, Analisa saya kalau Delle atau Ndombele tidak diganti dan tidak memperkuat sektor bertahan di babak ke-2, habis lah Tottenham ini di acak-acak theGunners. Beruntung Nuno mendengar bisikan juataan fans untuk mengganti Delle Alli saat babak ke-2 dimulai. Jujur banyak fans yang menilai Delle tidak bermain maksimal atau bisa jadi tidak cocok bermain di posisi tengah Tottenham berdasarkan 5 pertandingan sebelumnya. Bersamaan dengan masuknya Oliver Skipp menggantikan Delle, di sektor bek kanan, Emerson masuk menggantikan Tanganga.

Mulai ada perubahan dalam gaya bermain Tottenham, terlebih saat Skipp masuk, naluri mengejar, merebut bola dan gaya bermain kerasnya sedikit banyak membuat pemain Tottenham termotivasi. Setidaknya ball possession 60% dikuasai Tottenham, walau bisa jadi ini faktor Arsenal yang mulai bertahan.

Masuknya Bryan Gil semakin membakar semangat, Skipp dan Gil benar-benar bermain ngotot dan kombinasi dua pemain Spanyol, Gil dan Reguilon, berhasil diselesaikan oleh Son di menit 76. Kalau saja Gil masuk bersamaan dengan Skipp, mungkin Tottenham punya kesempatan lebih baik, karena terbukti dua orang ini lebih baik dalam menyerang.

Pertandingan minggu depan, tidak kalah berat, Aston Villa lagi besar kepala setelah menundukkan Manchester United di Old Trafford. Analisa saya, selama Delle gak dimainkan di awal, Tottenham punya peluang besar menang, terlebih main di kandang sendiri.
Read More

Mulai Bersafari Mengenal Indonesia yang Gemah Ripah Loh Jinawi

Senin, 13 September 2021

3 komentar
Gemah Ripah Loh Jinawi, secara rangkaian kata artinya adalah negara luas yang rakyatnya tentram, makmur dan subur tanahnya. Dan karena nilai inilah kami mulai melakukan safari atau safar yang bisa diartikan sebuah perjalanan. Sebelum memulai lebih jauh, ijinkan saya bercerita mengenai kendaraan yang menemani kami bersafari.





Jujur banyak banget yang memandang sebelah mata mobil murah LCGC seperti Toyota Agya buatan tahun 2016 yang kami punya. Ibaratnya kalau di kompetisi sepakbola liga Inggris, Agya ini mereka tempatkan di league 2, kasta ke-empat dari kompetisi bola paling padat di dunia.

Bahkan seorang stand-up komedian Indonesia menjadikan Agya sebagai materi stand-upnya. sang komedian bercerita tentang mobil Agyanya yang ringkih, yang kalau disalip mobil lain atau kendaraan besar di jalan tol, mobil akan berasa didorong angin. Lalu saat hujan datang maka suara air yang mengenai atap mobil cukup membuat riuh kabin, bahkan saking ramainya bisa mengganggu penyiar radio yang lagi siaran, Heehhh…? Kok bisa? Lucu? lucu banget, karena saya pun ikut mengamini, hahahaha.

Memang saat stand-up, merk mobilnya di sensor oleh stasiun televisi yang menayangkan dengan bunyi BIIIPPP…., tapi karena saya kagum dengan persona sang stand-up komedian yang punya tagline “otw kaya” dan memang selalu mengikuti akun medsosnya, kemungkinan besar mobil yang dimaksud adalah Agya, mobil pertama yang dia dapat karena membantu temannya saat dalam kesulitan keuangan.

Nggak ada yang salah dengan fakta yang diutarakan stand-up komedian itu, karena memang kenyataannya (kurang lebih) begitu. Saya pun merasakannya, lalu kenapa saya beli mobil ini? Pertama harganya terjangkau dengan kondisi ekonomi saya, kedua saya sudah survei dengan range harga tersebut, sudah sangat sepadan dengan kualitas yang kami dapat. Ketiga karena ini TOYOTA. Yeeppss, entah kenapa saya yakin, selama mobilnya Toyota spare partnya pasti mudah, mulai dari kualitas orisinil sampai kualitas KW level sembilan untuk spare part dan variasi pasti mudah ditemukan di pasaran.

Dan setelah enam tahun bersama Ayang Dayu (Agya Kesayangan Dayu), sebutan kami untuk mobil berwarna putih ini sudah membuktikan ketangguhannya. Sudah banyak kota di lalui, dari barat pulau jawa sampai ke timur jawa sudah pernah dijelajahi, walau belum semuanya. Prestasi jarak terjauh adalah 2 kali ke pulau Bali. Jadi dibalik kekurangannya, Toyota Agya sangat bisa diandalkan.

Dimasa pandemi yang berkepanjangan, saat pembatasan beraktifitas dan bersosialiasi, harus diakui membuat semua orang sampai pada titik jenuh. Semua orang terus mencari cara agar bisa tetap waras dan mencari kebahagian dengan orang-orang yang kita cintai dengan tetap mengedepan protokol kesehatan.

Ini pula yang kami rasakan, 1 tahun full aktifitas dirumah, 2 tahun hanya berkeliaran disekitar tempat tinggal sempat membikin jenuh. Tambah bikin stress kalau ketemu orang yang gak percaya pandemi, yang membuat kondisi ini makin sulit.

Demi menjaga kewarasan, akhirnya menuntun kami (saya dan istri) untuk memulai sebuah perjalanan, dimulai tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 bersama Ayang Dayu dengan konsep mini camper atau bermalam di dekat/dalam mobil.

Ini merupakan cara teraman (menurut kami) saat ingin melepas penat, karena semua kegiatan dilakukan dimobil, sekalipun bersosialisasi dengan yang lain hanya sesaat dan diluar ruang. SOP protokol kesehatan masih bisa kami pantau dan minimalisir.

Sedikit gila, tapi kami yakin bisa, kurang lebih konsepnya sama seperti ritual saya pulang kampung jelang Idul Fitri 15-20 tahun lalu menggunakan kendaraan pribadi. Saat itu perjalanan dari Jakarta-Malang bisa memakan waktu 24 jam disaat musim lebaran. Kami bahkan pernah berlebaran di jalan.

Selama perjalanan selalu punya cerita menarik disetiap tahunnya, berhenti saat kami lelah, istirahat saat mulai penat dimana saja. Warung makan, pom bensin, rumah ibadah sampai pos aparat keamanan pernah kami jadikan tempat istirahat. Pernah juga menginap dirumah warga yang baik hati saat kami sekeluarga kepayahan karena gas Co2 bocor masuk kedalam kabin mobil Holden tua kami. Jadi bermalam di kendaraan bukan hal baru bagi saya.

Indahnya Pagaralam

Dan ternyata, gaya hidup model camper van (ada yang menyebutnya overland) sudah lama dikenal di Indonesia dan sudah ada komunitasnya di media sosial dengan jumlah anggota group lebih dari 50ribu. Bahkan sudah ada yang mobilnya super lengkap layaknya rumah, lalu ada yang berkelana selama 6 tahun dengan mobil tipe jeep yang sudah dimodifikasi. Dan masih banyak lagi cerita mengenai gaya hidup ini.

Semakin membaralah semangat kami memulai bepergian dengan konsep mini camper Agya. Apalagi saat menemukan komunitas Campervan Indonesia di Facebook Group, saya bisa mencari inspirasi atau informasi terkait kegiatan bermalam di dalam mobil. 
Ngomongin komunitasnya lain waktu ya, karena saya masih anak baru, belum berani banyak bercerita. Harus sowan dulu ke para senior.

Kami menyebutnya mini camper Agya, karena mobil kami yang tidak terlalu besar. Mengenai istilah camper van akan saya ulas diartikel lain.

Yang Harus dilakukan Saat ingin Bersafari?

Pertama adalah riset, ini penting banget. Saya butuh waktu 1-2 bulan sampai akhirnya berani memulai perjalanan ini. Pertama riset kendaraan mau dimodifikasi seperti apa, karena Ayang Dayu masih kami gunakan untuk transportasi harian jadi harus dimodifikasi agar bisa dengan sekejap mata berganti settingan dari mini camper ke settingan pabrik atau sebaliknya.

Jadi gambaran saya adalah, nggak perlu bongkar kursi atau merubah konstruksi interior Ayang Dayu.

Beruntung youtube menjawab semuanya, banyak referensi dari dalam maupun luar negeri tinggal search keyword type mobil+camper akan muncul puluhan inspirasi. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan kita untuk menunjang perjalanan.

Sampai saat ini mini camper Ayang Dayu sudah dua kali mengalami perombakan. Versi pertama sudah bisa membuat kami puas dan nyaman bermalam di dalam mobil, tapi masih jauh dari sempurna. Pengalaman pertama justru mengajarkan kami, apa saja yang perlu diperbaiki, apa saja yang dibutuhkan dan dipersiapkan saat melakukan perjalanan. Video mini camper Agya versi pertama ada dibagian akhir artikel.

Versi ke-2 mini camper Ayang Dayu, konsepnya masih sama tapi lebih stabil/kokoh diarea tidur, lalu ada penambahan boks dibagian belakang untuk menaruh peralatan. Lokasi boks tepat di atas ban cadangan, lalu ada meja portable yang sudah built-in jika kami membuka bagasi belakang. Dan untuk menjaga privasi saat isitirahat, kami juga memasang tirai disetiap jendela yang bisa kami bongkar pasang menggunakan klep vakum (ceplokan kaca) untuk menempelnya.

Selain persiapan kendaraan, perlengkapan penunjang juga semakin lengkap, di perjalanan pertama, kami hanya bawa kasur lipat, sleeping bag, selimut, bantal, baju ganti dan alat makan. Senter dan kompor portable, itupun kami beli diperjalanan, bodohnya setelah sampai lokasi kami lupa beli panci atau alat masak. Hampir pasrah nggak bisa masak, tapi tangan Tuhan bekerja, ada orang baik yang meminjamkan dan menyewakan alat masaknya pada kami.

Sekarang kami sudah ada tambahan peralatan berupa tenda dome kapasitas 2 orang, fly sheet, alas tidur, senter, nesting, boks kontainer dan perintilan lainnya.

Setelah riset kendaraan dan perlengkapan, lanjut ke riset lokasi camping. Hmmm ini yang butuh perhatian khusus terlebih karena Ayang Dayu tipe LCGC yang tidak bisa menembus jalur ekstrem.

Saya selalu browsing informasi mengenai lokasi yang akan kami kunjungi terlebih dulu dengan cara menghubungi kontak pengelola tempat untuk menanyakan kondisi jalan apakah memungkinkan type Agya bisa sampai lokasi. Kalau sudah mendapat lampu hijau baru kami meluncur.

Gabung ke komunitas juga bisa jadi salah satu cara terbaik dan tervalid untuk memutuskan kemana kita akan bermalam sesuai dengan kemampuan kendaraan.


Safari Nusantara Duo Raji #SND

17 Agustus 2021, resmi perjalanan kami mulai dan lokasi bermalam pertama kami dengan Mini Camper Ayang Dayu, adalah parkiran sebuah masjid ikonik di kawasan puncak, yaitu masjid Atta'awun. Tidak sengaja bermalam disini yang sebenarnya sudah kami lewati, karena kondisi masjid saat itu sangat ramai, sedangkan kami masih sangat mempertimbangkan mengenai protokol kesehatan.





Setelah melewati masjid Atawun menuju arah Cianjur, kami berhenti disebuah warung pinggir jalan, memesan mie instant, kopi dan beristirahat sejenak karena sudah malam. Menginjak dini hari dan sempat tidur dalam mobil diparkiran warung tersebut, kami putuskan untuk kembali ke masjid Attawun, berharap kondisi lebih lengang karena saat itu sudah jam 1 pagi. Dan alhamdulillah tidak seramai saat kami lewat pertama kali.

Akhirnya malam pertama mini camper kami lewati di parkiran masjid Atta'awun yang banyak berubah dimasa pandemi. Parkiran di tata ulang, warung-warung banyak yang dibongkar sehingga bisa menampung mobil lebih banyak. Jujur menurut saya hal ini membuat kondisi masjid jauh lebih nyaman.

5 hari pertama perjalanan #SND masih jauh dari sempurna tapi malah semakin menguatkan tujuan kami, kenapa harus melakukan ini semua. Alasan terkuat adalah menikmati dan memahami kekayaan nusantara, tidak hanya alamnya tapi juga para penduduknya, tidak hanya merasakan hembusan angin tapi juga keragaman budaya, tidak hanya menikmati indahnya matahari pagi dan syahdu mentari tenggelam tapi juga memahami agama dan keyakinan yang ada di nusantara untuk mempererat toleransi sesama anak bangsa. Perjalanan ini kami sebut Safari Nusantara Duoraji #SND.

Semoga rencana perjalanan kami yang diawali dari rumah Allah ini membawa berkah dan kemudahan untuk bisa melanjutkan Safari Nusantara Duoraji #SND. Aamiin.

Selamat menikmati cerita Safari Nusantara Duoraji selanjutnya. Salam Satu Indonesia.

*next, review camping ground Tumbuhejo dan Puncak Halimun



Read More

Vaksinasi Untuk Disabilitas Tidak Boleh di Tolak

Minggu, 22 Agustus 2021

Tidak ada komentar
“Kalau ada teman-teman disabilitas yang ditolak vaksinasi, informasikan ke saya” Ini kata Angki Yudistia (Staf Khusus Presiden) lohh ya bukan kata saya. Beliau dengan tegas dan jelas menjawab pertanyaan saya. Lohh kok bisa? Nanti saya jelaskan kenapa tiba-tiba beliau berbicara seperti ini dan dimana kami berinteraksi.





Sebelumnya ijinkan saya menyapa, apa kabar teman-teman? Masih semangat berjuang melawan pandemi? Tetap harus semangat, karena dikemudian hari, orang-orang yang tidak peduli prokes akan berterima kasih kepada kalian semua yang sudah mati-matian berjuang sampai masker dan tetes sanitizer terakhir.

Lebai? Biarkan saja, ini hanya kekesalan saya. Terlalu berlebihan kah jika disuruh pakai masker? Terlalu beratkah untuk mencuci tangan, terlalu rindukah untuk sekedar jaga jarak 1-2 meter, atau terlalu pengecutkankah kita dianggap ansos ketika tidak bisa berlama-lama kumpul?

Pada akhirnya kita yang berjuang sendiri, untuk menyelamatkan pribadi masing-masing dan keluarga tercinta. Dulu pikiran saya taat prokes adalah menjaga kalian untuk tidak terpapar virus, sekarang? Big NO, sekarang saya taat prokes agar tidak ketularan kalian yang belum tentu sehat. Egois? Sombong? Bukan, ini ikhtiar saya menjaga kesehatan.

Karena kesehatan adalah hak asasi manusia, bahkan sudah tertulis dikonvensi internasional tahun 1966 mengenai jamin hak atas kesehatan.

Sederhananya, kalian yang sudah tahu pandemi ini memakan banyak korban jiwa tapi sengaja abai akan prokes, maka kalian telah melanggar hak asasi manusia, hak kesehatan yang saya punya. Paham?

Saya cukup mengerti ketika, dibeberapa daerah dengan kendala informasi yang terbatas, masih kurang memahami protokol kesehatan pandemi, tapi kalau masayarakat urban yang tiap hari bergelut dengan arus informasi yang begitu deras tapi masih abai, jujur ini hal yang aneh buat saya.

Saat ini saya berasa berada di setting film Train to Busan, berjuang bersama sebagian orang, berusaha menghindar dari para “zombie” (orang-orang yang sengaja acuh akan prokes) yang berkeliaran disekitar kita.

Berbicara mengenai hak asas manusia mengenai kesehatan, tidak hanya untuk manusia yang dalam keadaan sehat lalu terkena musibah sakit. Saudara-saudara kita penyandang disabilitas pun mempunyai hak kesehatan yang sama.

Menurut ibu Eva Rahmi Kasim, Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Kementerian Sosial RI, Hak-hak penyandang disabilitas diatur dalam UU no.8 tahun 2016.

Sebentar deh, berarti sebelum tahun 2016, belum ada UU mengenai hak-hak penyandang disabilitas? Atau ini yang sudah disempurnakan? Pertanyaan yang akan saya cari jawabannya.

Salah satu hak bagi penyandang disabilitas adalah, Kesehetan. Masih ada 20an lebih hak-hak yang bagi penyandang disabilitas, Misal;

Hak Bebas dari stigma, pendidikan, perlindungan hukum, berekspresi, berkomunikasi dan memperoleh informasi. Bahkan mempunyai hak politik, apakah ini termasuk hak untuk memilih dan dipilih? Seharusnya sih iya, jadi ingat almarhum Gus Dur dengan keterbatasan penglihatannya tapi berhasil menjadi presiden, walau kemudian diguling paksa oleh para (yang katanya) wakil rakyat.

Ibu Nurjannah, SKM, M. Kes, Koordinator Gangguan Indera & Fungsional Direktorat P2PTM-Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI memaparkan, 15-100 orang di dunia merupakan penyandang disabilitas. Dan 2-4 dari 100 adalah penyandang disabilitas berat.

Disabilitas bisa dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu; Disabilitas Fisik, terganggunya fungsi gerak. Disabilitas intelektual, terganggunya fungsi pikir. Disabilitas mental, terganggunya fungsi pikir, emosi dan perilaku. Terakhir, Disabilitas sensorik yaitu terganggungnya fungsi dari panca indera.

Para narasumber ini saya temui di acara; Webinar Forum Literasi Hukum dan HAM Digital (Firtual): “Pemenuhan Hak & Perlindungan Penyandang Disabilitas Saat Pandemi” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik yang merupakan unit kerja dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Begitu juga dengan mbak Angki, sebagai staf khusus presiden yang menjadi narasumber di webinar tersebut. Terkait pemberian vaksin untuk para penyandang disabilitas, yang kini menjadi prioritas pemerintah.

Ini sesuai arahan Presiden Indonesia pak Jokowi, vaksin hibah dari raja Uni Emirat Arab diprioritaskan untuk 225.000 penyandang disabilitas di 6 provinsi yang merupakan zona merah.

Untuk pendaftaran bisa melalui dinas sosial didaerah masing-masing, jadi pastikan data teman-teman sudah ada di dinas. Selain itu bisa mendaftar ke website www.menembusbatas.com yang diinisiasi oleh staf khusus presiden.

“Buat teman-teman disabilitas yang ingin divaksinasi tapi belum menerima undangan, bisa datang langsung ke Puskesmas atau sentra vaksin terdekat dan tidak akan ditolak. Jika ada yang menolak kasih tahu ke saya, nanti saya koordinasikan bahwa disabilitas tidak boleh ditolak untuk vaksinasi” Ujar mbak Angkie saat menjawab pertanyaan saya
Read More

Pertama Kali di Tes Usap Antigen dengan Menitikkan Air Mata

Jumat, 30 April 2021

Tidak ada komentar

Lebaran sebentar lagi Braii, masih inget gak tahun kemarin lebarannya seperti apa? Saya inget banget, shalat idul fitri terpaksa dilewati karena pandemi. Silaturahmi cuma bisa telpon-telponan atau video call, trus bagaimana dengan tahun ini?

Kondisi pandemi tetap belum ada titik terang, penyebarannya belum bisa ditekan walau sudah banyak yang sembuh tapi jumlah yang terinfeksi tiap harinya sangat mengkhawatirkan. Dan yang bikin “gondok” sekarang banyak yang makin cuek dan abai.

Usapan pertama rasanya begitu menegangkan, terlebih saat menunggu hasil.

Dikasih kebebasan beraktifitas untuk cari nafkah agar roda ekonomi berjalan, malah pada belagu. Dikasih hati minta jantung, mau untung sendiri tapi membahayakan orang lain.

Kalau boleh jujur, sedikit demi sedikit saya sudah mulai beraktifitas diluar ruang karena memang keadaan yang harus memaksa seperti itu. Itupun tidak tiap hari, biasanya dibikin jadwal, sekalinya keluar dari pagi sampai malam dengan beberapa agenda sekaligus. Pulang kerumah, baju taruh tempat cucian, mandi plus keramas jam berapapun sampai rumah.

Kok berani udah keluar rumah? Satu tahun saya pelajari bagaimana virus ini menyebar, lewat media apa saja dan bagaimana kalau kita (amit-amit) terinfeksi sudah kami pahami dan pelajari. Dengan modal pengetahuan itu, saya beranikan diri menyapa dunia luar. Tidak mau takabur, semua upaya protokol kesehatan juga harus dibarengi doa minta keselamatan kepada sang pencipta.

Jika berada ditempat umum, kami langsung mapping lokasi mana yang nyaman. Mulai lihat susunan kursi dan meja, posisi letak pendingin ruangan, jendela/sirkulasi udara, prokes pengelola tempat sampai jam ramai tempat tersebut harus kami pelajari dulu. Ibarat perang, strategi berdiam ditempat umum tetap kami lakukan.

Ditingkat keluarga kami bagaikan satgas, bagaimana jika menerima tamu saat lebaran, menyediakan sabun cuci tangan, stock masker yang selalu tersedia sampai memberi masukan posisi duduk orang tua saat menerima tamu. Orang tua kami dirumah sudah sepuh, ayah hampir 90 tahun, Ibu sudah lebih dari 80 tahun.

Selama penyebaran masih belum terkendali, kami akan selalu berusaha menjaga prokes untuk orang tua kami dirumah. Dan kenyataannya kami jadi nyaman serta terbiasa menggunakan masker, cuci tangan dan spontan menjaga jarak saat berada dikerumunan. Mungkin ini karena latihan selama 1 tahun jadi kami tidak merasa terbebani.

Puji Tuhan, Alhamdulillah usaha kami masih diberikan jalan oleh Tuhan untuk menjaga dua orang tua kesayangan dirumah. Setidaknya 1x Swab PCR, 4x Swab Antigen istri tercinta dengan hasil negatif cukup membuktikan bahwa perjuangan kami menjaga protokol kesehatan insya Allah diberkahi.

Lalu pertanyaannya, saya sudah pernah tes gak? Hahahahahaa,… analisa atau lebih tepatnya asumsi saya adalah, kalau orang yang setiap hari tidur satu kasur, ngobrol di dapur, bercanda di ruang tamu hasil tesnya negatif, insya Allah saya pun negatif. Tentunya tracing model seperti ini nggak dikenal di dunia kedokteran, ini hanya teori untuk saya saja.

Bukannya takut, tapi mengeluarkan sejumlah uang untuk tes Swab masih terasa berat untuk saya jika tidak ada keperluan teramat penting. Tapi saat itu pun akhirnya tiba, dan sayapun akhirnya di Swab Antigen.


Drive Thru Neo Clinic

Saya tidak ada gejala apapun, tapi memang beberapa hari sebelumnya aktifitas luar rumah saya cukup padat. Jadi saat ada kesempatan untuk Swab Antigen di Neo Clinic tidak saya lewatkan.

Bagaimana rasanya? Jujur, walau pengambilan sample yang dilakukan oleh tenaga kesehatan Neo Clinic tidak sampai hitungan 30 detik, tapi sudah berhasil membuat saya menitikkan air mata. Bukan karena terkesima oleh sinetron ikatan cinta, tapi karena ada benda tipis panjang masuk kedalam hidung sampai ke pangkal tenggorokan. Untungnya berada di dalam mobil, jadi hanya saya dan tenaga kesehatan yang tahu saat itu. Huuhhh cengeeenngg..!

Booking Online dulu ya, supaya dapat jadwal yang pasti

Yang lebih tidak nyaman lagi adalah, saat menunggu hasilnya keluar. Haduuh ini bikin perasaan kacau balau, walau tidak ada gejala dan selalu menyadari prokes dalam kehidupan sehari-hari tetap saja semua bisa terjadi. Dan alhamdulillah hasil negatif diketahui dalam waktu kurang lebih 30 menit dan untuk keperluan surat hasil tes usap antigen akan langsung dikirim melalu email.

Tracing atau pelacakan memang jadi faktor penting untuk mencegah penyebaran virus. Saat ini sudah banyak (tidak hanya rumah sakit) klinik yang bisa melakukan tracing dengan menggunakan metode usap (Swab) salah satunya Neo Clinic.

Tidak hanya tes usap dengan mendatangi klinik atau home visit, Neo Clinic pun hadir dengan konsep Drive Thru atau tes usap tanpa turun dari kendaraan seperti yang saya lakukan beberapa waktu lalu.

Lokasi tes usap konsep drive thru Neo Clinic ada di Jl. H. Mading No.126 RT.8/RW.2, Kembangan Utara, Kec. Kembangan Kota Jakarta Barat. Saya sarankan untuk daftar melalui Online Booking System di http://www.neoclinic.id agar bisa mendapat jadwal yang pasti, menghindari antrian yang menyita waktu.

Untuk range harga pelayanan bervariasi, mulai dari 200ribu untuk Swab Antigen Drive Thru (hasil 30 menit), 300ribu untuk Swab Antigen Home service, 900ribu PCR Drive Thru (hasil h+1) dan 1.150.000 untuk PCR home service (hasil h+1).

Yang mau mendapatkan harga promo juga bisa kok, langsung akses ke https://www.ralali.com/v/neoclinic/product/Swab-Antigen-Test-Visit-Clinic-Jakarta

Karena ada diskon sebesar 20% menggunakan kode promo “NEOPK150PCR” untuk layanan PCR SWAB TEST & kode promo “NEOPK150ATG” untuk layanan SWAB ANTIGEN.

Saran saya, setelah tes dan hasilnya negatif jangan kesenangan terus malah keluyuran yang gak penting (walau kadar kepentingan tiap orang berbeda). Justru saat hasilnya negatif, itu tandanya kalian aman untuk pulang dan bercengkerama dengan keluarga.

Jadi tetap kencangkan maskermu kawan, rajin-rajin cuci tangan dan tahan iman untuk keluyuran yang gak penting. Covid masih belum menjauh.
Read More

Bolu Cinta Siliwangi Pengganti Coklat Untuk Utarakan Cinta di Bulan Februari

Rabu, 10 Februari 2021

Tidak ada komentar

Bulan Februari menurut budaya dibeberapa belahan dunia dipercaya sebagai bulan penuh cinta, bulannya kasih sayang. Bukan berarti 11 bulan lainnya tidak ada kasih sayang dan cinta, ini hanya momentum untuk dirayakan bersama-sama. 
Tapi kalau kita bisa memberikan kasih sayang yang sama setiap hari atau setiap bulan, kenapa tidak?

bolu-cinta-siliwangi-bolu-kukus
Bolu Cinta berbentuk hati, di perkenalkan ke publik pada 7 Februari 2021

Saya tidak akan membicarakan masalah boleh atau tidak menjadikan Februari sebagai bulan kasih sayang, semua pilihan tergantung kepada masing-masing pribadi. Yang pasti, bulannya tidak salah, kasih sayang dan cintanya juga tidak salah. Tapi bagaimana cara kita merefleksikannya yang harus diperhatikan agar tidak terlalu berlebihan.

Sama halnya dengan smartphone atau pisau, ditangan orang yang kurang bijak, kedua benda ini bisa jadi musibah buat orang lain atau buat dirinya sendiri. Tapi kalau digunakan secara baik oleh orang yang bijak, pasti akan membawa manfaat.

Silahkan menjadikan momentum bulan Februari untuk mengungkapkan kasih sayang, tapi jangan berlebihan dan malah melakukan hal-hal negatif diluar norma kebudayaan timur bangsa Indonesia.

Tahun lalu saya masih merasakan hangatnya bulan Februari di sekolah tempat saya menjadi pendamping ekskul. Yeeppss, saat itu virus kurang ajar ini belum mewabah dan menyebar dengan sangat cepat.

Masih teringat jelas saat beberapa siswa terlihat membawa coklat dalam genggaman untuk saling berbagi antara teman atau diberikan ke guru kelas mereka masing-masing sebagai tanda hormat dan kasih sayang.

Beberapa siswa kreatif malah menjadikannya lahan bisnis kecil-kecilan,dengan menjual hampers atau paket berisi coklat untuk dijual ke teman-teman mereka sendiri atau bahkan ke guru.

Sejujurnya saya penasaran kenapa coklat menjadi sangat identik dengan perasaan cinta khususnya di bulan Februari ini. Menurut Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Fadly Rahman, M.A disebuah artikel kompascom, jaman dahulu kala, coklat adalah makanan masyarakat kelas atas, coklat atau kakao adalah benda berharga yang senilai dengan emas bahkan disebut sebagai makanan/minuman para dewa.

Sebenarnya, kehadiran coklat dan hari kasih sayang di bulan Februari merupakan dua hal yang berbeda. 

Kedua hal ini dikaitkan sangat erat ketika era kepemimpinan Ratu Victoria di Inggris. Masyarakat saat itu suka sekali menunjukkan rasa cinta dengan memberikan bermacam hadiah (tidak hanya coklat) dan kartu berbentuk cupid.

Dan akhirnya di tahun 1861, perusahaan coklat di Inggris yang masih eksis sampai saat ini, memproduksi coklat sebagai makanan (sebelumnya hanya dikenal sebagai minuman) yang dimasukkan kedalam kotak berbentuk hati lalu dihiasai simbol cupid dan bunga mawar.

Jadi kehadiran coklat dibulan kasih sayang berawal dari bisnis yang akhirnya menyebar kepelosok dunia.

BOLU CINTA SILIWANGI BOLU KUKUS

Karena kehadiran coklat dan hari kasih sayang merupakan sejarah yang berbeda, pertanyaannya, kalau kita ungkapkan cinta tidak dengan coklat boleh gak?. Misalnya dengan bolu, apalagi kalau bolunya bentuk lopelope (love/hati), kayanya seru tuh. Tapi ada nggak bolu bentuk lopelope?

Kalian pasti belum banyak yang tahu kalo sekarang ada bolu bentuk lopelope dari Siliwangi Bolu Kukus, namanya Bolu Cinta.

Wajar kalau belum tau atau malah kaget, karena Bolu Cinta Siliwangi ini baru diperkenalkan 7 Februari 2021 dan ketersediannya pun (untuk sementara waktu) hanya ada di 7 official store Siliwangi Bolu Kukus (SBK) yang berada di Stasiun Bogor, Pakansari Cibinong, Cikaret Cibinong, Pakupatan Serang, Moh Toha Bandung, Stasiun Bandung Pintu Utara dan Booth Resmi Mall Karawang Central Plaza.

Sebenarnya jaringan distribusi SBK sudah cukup banyak, mereka menyebutnya SoBis (Sobat Bisnis), toko yang menjual produk SBK di luar official store. Tapi untuk saat ini, Bolu Cinta belum bisa ditemui di SoBis SBK.

Di dekat rumah saya, baru saja buka toko SoBis SBK, lokasinya dekat Puribeta. Kalau dari arah Jakarta, sebelum halte trans Jakarta Puri Beta, persis di sisi kiri jalan Ciledug Raya. Dari proses renovasi ruko, saat saya melihat logo macan putih, saya sudah bisa nebak ini pasti SBK. Tapi blum tahu apakah official store atau SoBis dan kini terjawab sudah.

Walau bukan official store saya seneng banget, minimal gak perlu repot-repot lagi kalau mau cari SBK, walaupun masih harus menahan diri untuk beli bolu bentuk lopelope.

Laahh trus gimana caranya kalo mau beli Bolu Cinta, tapi jauh dari official store? Tenang sodara-sodara, ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak cara untuk memesan SBK. Salah satunya dengan menghubungi Call Center 1500-556, Chat Center 0811-825-0044 (WA/Telegram) atau LINE Official @siliwangibolukukus.

Ajibnya lagi kalau pesan langsung via call center, FREE DELIVERY Braii,.. cukup bayar pesanannya aja, Bolu Cinta SBK sudah sampai didepan rumah kalian semua.

Untuk saat ini promo FREE ONGKIR SBK, hanya berlaku di wilayah Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, Kab. Tangerang, DKI Jakarta, Kota dan Kab. Bekasi, Kota dan Kab. Bogor, Kota Depok, Kab. Cianjur, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Garut, dan Kota Tasikmalaya.

Lalu yang diluar kota-kota tersebut bagaimana? Tenang Braii, tak ada gading yang tak retak, tak ada SBK yang tidak bisa diantar. Kita bisa pesan melalui marketplace Siliwangi Bolu Kukus di ShopeeMall, Tokopedia, Bukalapak, OLX, dan Kaskus, tinggal pilih mau belanja dimana, sesuaikan sama saldo tersisa.

Kalau masih beranggapan ribet buka-buka marketplace, takutnya, niat awal beli SBK, checkoutnya malah beli panci atau gear sepeda mending ikuti saran saya aja, yaitu pesan melalui aplikasi, cari di playstore, i-store atau pun Windows Store Siliwangi Bolu Kukus, biar makin fokus belanja bolu lopelope.

bolu-cinta-siliwangi-bolu-kukus


Pertanyaan selanjutnya, seenak apa bolu lopelope ini menggantikan coklat di bulan yang penuh kasih sayang? Seenak apa? Saya harus jujur, enak banget. Dari awal mencoba SBK 1 tahun lalu, rasa dan tekstur lembutnya tidak berubah. Selalu konsisten. Pun dengan rasa dan tekstur Bolu Cinta.

Bukannya lebai, tapi saya belum nemu bolu yang teksturnya seempuk ini tapi gak bikin nempel dimulut. Bisa jadi karena saya kurang gaul di wilayah per-boluan, tapi sejauh ini, SBK jadi pilihan saya kalau masalah bolu. Ada beberapa toko yang menjual bolu di dekat tempat tinggal saya, dari yang produksi rumahan sampai toko besar, dan belum ada yang menyamai karakter SBK.

Bolu Cinta mempunyai banyak varian, ada 10 varian rasa dengan 5 macam isi yaitu original, coklat, keju, susu dan kacang. Saya udah coba, varian Susu Coklat, Brownies Coklat, Nanas Original dan masih mau nyobain yang lain, terutama varian alpokat.

Ukuran Bolu Cinta, ada 3 macam. Ukuran S isi 4 pcs, ukuran M isi 8 pcs dan ukuran L isi 12 pcs. Tinggal disesuaikan aja. Kalau untuk menaklukkan hati si dia dan terlihat lebih intimate bisa pilih Bolu Cinta ukuran S/4pcs, dengan harga yang terjangkau Rp.13.000 (untuk varian Mix Rp.15.000). Sedangkan ukuran M isi 8pcs Rp.25.000 dan ukuran L isi 12pcs Rp.35.000.

Packaging Bolu Cinta SBK di desain dengan cantik tanpa mengurangi sisi keamanan produknya. Selain ada kemasan luar berbahan karton tebal dipojok kanan ada jendela plastik berbentuk hati agar pembeli bisa melihat bentuk dan warna bolu cinta. Lalu ada tray plastik untuk menaruh bolu berbentuk lopelope ini. Kemudian tray ini juga dilapisi plastik yang tertutup rapat dan agar kelembaban tetap terjaga, dibawah tray ada oxygen absorber.

Diharapkan Bolu Cinta ini bisa tahan kurang lebih 7 hari dari tanggal produksi di suhu ruang dan 28 hari (kurang lebih) jika ditaruh di kulkas atau lemari pendingin. 

Saat membeli, perhatikan expired date yang bisa dilihat di plastik pelapis tray. Semua produk SBK tidak menggunakan bahan pengawet, saya sarankan untuk cari tanggal kadaluarsa yang terlama, kecuali ingin dihabiskan 2-3 hari setelah membeli. Percayalah, enghabiskan 12 Bolu Cinta dalam 1 hari bukan hal yang sulit.

Gimana? Penasaran sama bolu lopelope, Bolu Cinta dari Siliwangi Bolu Kukus? Ya udah langsung pesen aja. Saya juga udahan kok nulis artikelnya, mau menikmati bolu lopelope sampil menyeruput kopi di siang hari ini. Sampai jumpa..

Salam sehat dan bahagia selalu untuk kita semua.

Read More