Artikel Populer Bulan Ini

Pertama Kali di Tes Usap Antigen dengan Menitikkan Air Mata

Lebaran sebentar lagi Braii, masih inget gak tahun kemarin lebarannya seperti apa? Saya inget banget, shalat idul fitri terpaksa dilewati karena pandemi. Silaturahmi cuma bisa telpon-telponan atau video call, trus bagaimana dengan tahun ini?

Kondisi pandemi tetap belum ada titik terang, penyebarannya belum bisa ditekan walau sudah banyak yang sembuh tapi jumlah yang terinfeksi tiap harinya sangat mengkhawatirkan. Dan yang bikin “gondok” sekarang banyak yang makin cuek dan abai.

Usapan pertama rasanya begitu menegangkan, terlebih saat menunggu hasil.

Dikasih kebebasan beraktifitas untuk cari nafkah agar roda ekonomi berjalan, malah pada belagu. Dikasih hati minta jantung, mau untung sendiri tapi membahayakan orang lain.

Kalau boleh jujur, sedikit demi sedikit saya sudah mulai beraktifitas diluar ruang karena memang keadaan yang harus memaksa seperti itu. Itupun tidak tiap hari, biasanya dibikin jadwal, sekalinya keluar dari pagi sampai malam dengan beberapa agenda sekaligus. Pulang kerumah, baju taruh tempat cucian, mandi plus keramas jam berapapun sampai rumah.

Kok berani udah keluar rumah? Satu tahun saya pelajari bagaimana virus ini menyebar, lewat media apa saja dan bagaimana kalau kita (amit-amit) terinfeksi sudah kami pahami dan pelajari. Dengan modal pengetahuan itu, saya beranikan diri menyapa dunia luar. Tidak mau takabur, semua upaya protokol kesehatan juga harus dibarengi doa minta keselamatan kepada sang pencipta.

Jika berada ditempat umum, kami langsung mapping lokasi mana yang nyaman. Mulai lihat susunan kursi dan meja, posisi letak pendingin ruangan, jendela/sirkulasi udara, prokes pengelola tempat sampai jam ramai tempat tersebut harus kami pelajari dulu. Ibarat perang, strategi berdiam ditempat umum tetap kami lakukan.

Ditingkat keluarga kami bagaikan satgas, bagaimana jika menerima tamu saat lebaran, menyediakan sabun cuci tangan, stock masker yang selalu tersedia sampai memberi masukan posisi duduk orang tua saat menerima tamu. Orang tua kami dirumah sudah sepuh, ayah hampir 90 tahun, Ibu sudah lebih dari 80 tahun.

Selama penyebaran masih belum terkendali, kami akan selalu berusaha menjaga prokes untuk orang tua kami dirumah. Dan kenyataannya kami jadi nyaman serta terbiasa menggunakan masker, cuci tangan dan spontan menjaga jarak saat berada dikerumunan. Mungkin ini karena latihan selama 1 tahun jadi kami tidak merasa terbebani.

Puji Tuhan, Alhamdulillah usaha kami masih diberikan jalan oleh Tuhan untuk menjaga dua orang tua kesayangan dirumah. Setidaknya 1x Swab PCR, 4x Swab Antigen istri tercinta dengan hasil negatif cukup membuktikan bahwa perjuangan kami menjaga protokol kesehatan insya Allah diberkahi.

Lalu pertanyaannya, saya sudah pernah tes gak? Hahahahahaa,… analisa atau lebih tepatnya asumsi saya adalah, kalau orang yang setiap hari tidur satu kasur, ngobrol di dapur, bercanda di ruang tamu hasil tesnya negatif, insya Allah saya pun negatif. Tentunya tracing model seperti ini nggak dikenal di dunia kedokteran, ini hanya teori untuk saya saja.

Bukannya takut, tapi mengeluarkan sejumlah uang untuk tes Swab masih terasa berat untuk saya jika tidak ada keperluan teramat penting. Tapi saat itu pun akhirnya tiba, dan sayapun akhirnya di Swab Antigen.


Drive Thru Neo Clinic

Saya tidak ada gejala apapun, tapi memang beberapa hari sebelumnya aktifitas luar rumah saya cukup padat. Jadi saat ada kesempatan untuk Swab Antigen di Neo Clinic tidak saya lewatkan.

Bagaimana rasanya? Jujur, walau pengambilan sample yang dilakukan oleh tenaga kesehatan Neo Clinic tidak sampai hitungan 30 detik, tapi sudah berhasil membuat saya menitikkan air mata. Bukan karena terkesima oleh sinetron ikatan cinta, tapi karena ada benda tipis panjang masuk kedalam hidung sampai ke pangkal tenggorokan. Untungnya berada di dalam mobil, jadi hanya saya dan tenaga kesehatan yang tahu saat itu. Huuhhh cengeeenngg..!

Booking Online dulu ya, supaya dapat jadwal yang pasti

Yang lebih tidak nyaman lagi adalah, saat menunggu hasilnya keluar. Haduuh ini bikin perasaan kacau balau, walau tidak ada gejala dan selalu menyadari prokes dalam kehidupan sehari-hari tetap saja semua bisa terjadi. Dan alhamdulillah hasil negatif diketahui dalam waktu kurang lebih 30 menit dan untuk keperluan surat hasil tes usap antigen akan langsung dikirim melalu email.

Tracing atau pelacakan memang jadi faktor penting untuk mencegah penyebaran virus. Saat ini sudah banyak (tidak hanya rumah sakit) klinik yang bisa melakukan tracing dengan menggunakan metode usap (Swab) salah satunya Neo Clinic.

Tidak hanya tes usap dengan mendatangi klinik atau home visit, Neo Clinic pun hadir dengan konsep Drive Thru atau tes usap tanpa turun dari kendaraan seperti yang saya lakukan beberapa waktu lalu.

Lokasi tes usap konsep drive thru Neo Clinic ada di Jl. H. Mading No.126 RT.8/RW.2, Kembangan Utara, Kec. Kembangan Kota Jakarta Barat. Saya sarankan untuk daftar melalui Online Booking System di http://www.neoclinic.id agar bisa mendapat jadwal yang pasti, menghindari antrian yang menyita waktu.

Untuk range harga pelayanan bervariasi, mulai dari 200ribu untuk Swab Antigen Drive Thru (hasil 30 menit), 300ribu untuk Swab Antigen Home service, 900ribu PCR Drive Thru (hasil h+1) dan 1.150.000 untuk PCR home service (hasil h+1).

Yang mau mendapatkan harga promo juga bisa kok, langsung akses ke https://www.ralali.com/v/neoclinic/product/Swab-Antigen-Test-Visit-Clinic-Jakarta

Karena ada diskon sebesar 20% menggunakan kode promo “NEOPK150PCR” untuk layanan PCR SWAB TEST & kode promo “NEOPK150ATG” untuk layanan SWAB ANTIGEN.

Saran saya, setelah tes dan hasilnya negatif jangan kesenangan terus malah keluyuran yang gak penting (walau kadar kepentingan tiap orang berbeda). Justru saat hasilnya negatif, itu tandanya kalian aman untuk pulang dan bercengkerama dengan keluarga.

Jadi tetap kencangkan maskermu kawan, rajin-rajin cuci tangan dan tahan iman untuk keluyuran yang gak penting. Covid masih belum menjauh.

Komentar

Paling Banyak di Baca