Artikel Populer Bulan Ini

3 Malam Pertama di Lokasi Campervan Daerah Bogor, Review Tumbuhejo dan Puncak Halimun

Di artikel blog sebelumnya sudah dijelaskan kenapa kami mulai “tergila-gila” bersafari dengan membawa Ayang Dayu (Agya Kesayangan Dayu) tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-76. Secara singkat, kami pikir ini salah satu cara yang cukup aman jika ingin bepergian jauh, tidak perlu keluar masuk hotel cukup di mobil saja dan mengurangi bertemu dengan orang diluar lingkaran rutinitas kita. Safari perdana kami dimulai dengan mencari lokasi campervan di daerah Bogor, tepatnya camping ground Tumbuhejo dan Puncak Halimun.

Lokasi ke-dua kami di Tumbuhejo, Sentul Bogor

Tidak hanya untuk perjalanan jauh, Ayang Dayu yang sudah di modifikasi agar bisa digunakan sebagai tempat istirahat tapi dengan mudah bisa di setting ke kondisi normal, jadi alternatif kalau kami ingin "kabur" sekedar minum kopi, makan mie ayam dan soto ayam langganan di daerah Kerinci Jakarta Selatan atau juga makan sotomie di grha Bintaro. Kami tidak perlu khawatir jika tempat tersebut ramai, tinggal cari parkiran lalu buka bagasi belakang, tarik meja dan keluarin kursi lipat, kami bisa makan dengan nyaman tanpa pusing harus menjaga jarak dengan pengunjung lain.

Road Trip Jakarta-Bali-Jakarta via Tol Trans Jawa

Di artikel sebelumnya, kami ceritakan bahwa malam pertama kami lewati diparkiran masjid Atta'awun kawasan Puncak Bogor yang sudah berubah drastis. Parkiran lebih luas dan nyaman karena warung di tengah-tengah parkiran sudah dibongkar, tersisa hanya warung yang posisinya menempel di dinding tembok pembatas masjid. Jauh lebih nyaman, kalau sebelumnya lebih mirip pasar malam timbang parkiran.

Pagi tanggal 18 Agustus, setelah sarapan dan memesan teh manis hangat disalah satu warung, kami putuskan untuk pindah lokasi, biaya parkir masjid tidak lebih dari 20ribu. Tujuan awal kami adalah Wisata Sehat Javana yang lokasinya memang tdak jauh dari Atta’awun. Keluar parkiran masjid ke kanan arah Cianjur, tidak sampai 2 kilometer ada jalan kecil disebelah kiri jalan menuju kebun teh. Sayangnya lokasi tersebut ditutup untuk sementara. lokasi campervan di daerah Bogor

Akhirnya kami putuskan untuk menuju daerah Sentul tepatnya gunung pancar, sayangnya lagi-lagi ditutup karena masih PPKM. Dari dua pengalaman tersebut, kami simpulkan, bahwa kawasan yang dikelola pemerintah daerah sudah pasti ditutup sementara mendukung program pemerintah untuk menahan laju penyebaran Covid-19. Salah kami juga yang coba-coba keluar di masa PPKM.


Suasana parkir masjid ikonik di daerah puncak jadi lebih nyaman dan luas untuk parkir mobil dan motor


Camping Ground TumbuhejoTurun dari gunung Pancar, kami kehabisan ide lokasi campervan di daerah Bogor, dan hampir memutuskan untuk pulang sebelum akhirnya kami menemukan sebuah kafe. Beristirahat sebentar disana sambil berbincang dengan si empunya kafe kami disarankan untuk mencoba ke camping ground Tumbuhejo, pun kalau tidak cocok, pemilik kafe sudah mengijinkan kami untuk bermalam di parkiran kafe untuk sekedar beristirahat semalam atau untuk ke toilet. Baik banget ownernya.

Serai nama kafe itu, kalau dari sentul city, ke arah gunung pancar, lokasi kafe ada disebelah kanan jalan. Bangunannya mayoritas bambu dan kayu, dan dikelilingi banyak pohon serai. Semangat kami kembali timbul untuk tetap bermalam di mobil, minimal kami sudah punya bayangan harus bermalam dimana, sambil mencoba survei ke Tumbuhejo. lokasi campervan di daerah Bogor

Tips pertama saat memulai campervan adalah, JANGAN SURVEI atau DATANG SAAT GELAP. Sumpah, bikin jantung deg-degan, terlebih karena type mobil kami LCGC, kalau spesifikasi mobil 4x4 atau type jeep sih gak masalah menembus jalan tanah dan berbatu di malam hari.

Jalur menuju Tumbuhejo sebenarnya tidak ekstrem, setidaknya masih bisa dilalui mobil pickup pengantar galon yang kami lihat saat pagi esok harinya.

Tapi karena baru pertama kali dan situasi malam hari, kami sempat ragu saat melintas terlebih setelah keluar dari jalan utam desa. Dengan hati-hati dan banyak melafal doa kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah sampai di lokasi, tapi ujian akhir ada saat memasuki gerbang depan Tumbuhejo. Tanjakan dengan sudut 30-40 derajat sudah menanti.

Kalau kalian tidak yakin dan ragu jangan khawatir, ada parkiran dibawah dekat pos jaga. Beruntung Ayang Dayu bisa melewati tanjakannya ini walau sempat kesulitan karena ban kiri depan sempat slip diakibatkan berada di jalur tanah dan rumput basah yang baru saja disiram hujan sore hari.

Tumbuhejo layak direkomendasikan untuk kalian yang ingin coba-coba camping di kendaraan untuk kali pertama bersama keluarga. Lokasi yang agak jauh dari jalan raya, membuat suasana sangat tenang dan bikin kita seperti terasingkan dari rutinitas harian.

Nilai plus dari lokasi ini adalah, fasilitas kamar mandinya standar villa, super bersih, toilet duduk serta ada air hangat untuk mandi. lokasi campervan di daerah Bogor



Tumbuhejo akan jadi sejarah bagi kami memulai perjalan Safari Nusantara Duoraji

Pun kalau ingin coba bersantai di villa juga bisa, dari yang harga 500rb sampai 2jtan, ada satu villa yang dilengkapi kolam renang. Untuk makan ada cafe atau restoran, baiknya sih bawa perlengkapan masak dan makan sendiri, rasanya lebih syahdu.

Camping Ground Puncak Halimun Caringin, Lokasi Campervan Daerah BogorEsok harinya kami turun ke Bogor karena ada urusan pekerjaan, setelah 1 hari bermalam di Bogor, kami lanjutkan perjalanan ke Puncak Halimun di daerah Caringin Sukabumi, lokasi campervan di daerah Bogor yang belum ada satu tahun beraktifitas. Jujur saya masih bingung, lokasinya ini masuk wilayah Bogor atau Sukabumi.

Kalau dari Jakarta, kita bisa lewat tol Jagorawi, lalu lanjut lewat tol Bocimi. Keluar pintu tol Caringin langsung ambil arah kiri. Menuju arah pasar Caringin.

Patokan paling mudah untuk Gmaps adalah Kopi Daong, tempat ngopi yang lagi hits karena berada di hutan pinus. Dari Kopi Daong lanjut mengikuti petunjuk arah yang ada menuju Puncak Halimun. 80 persen jalan beraspal, tapi setelah melewati kopi Daong, kondisi jalanan mulai tanah dan batu kecil-kecil layaknya jalan desa.

Setelah sekian lama nggak meghirup udara segar, Puncak Halimun jadi pelampiasan

Sebenarnya ada dua jalur untuk menuju Puncak Halimun, kalau mobil kalian sudah spesifikasi offroad bisa lewat Cimande, yang ternyata jalurnya cukup ekstrim dibanding jalur yang melewati pasar Caringin. lokasi campervan di daerah Bogor

Kesalahan pertama kami ulangi kembali saat ngecamp di Puncak Halimun, DATANG SAAT MALAM HARI, duuhh bikin perut mules sepanjang jalan.

Padahal jalurnya tidak ekstrem, sebelumnya pun sudah mendapat konfirmasi dari pengelola tempat bahwa type mobil kami sudah ada yang pernah bermalam di Puncak Halimun.

Saat turun kami baru sadar bahwa perjalanan yang mengerikan pada saat malam hari, berbeda jauh disiang hari. Kami disuguhi pemandangan yang cantik, dinginnya angin dan hijau pohon sejauh mata memandang.

Sempat berbincang dengan salah satu pengelola Puncak Halimun, lokasi ini baru resmi dibuka 5 bulan lalu, pemilik tanah mengajak orang-orang yang bergerak di bidang event organizer yang terdampak pandemi untuk mengembangkan lahan tersebut.

Dimulai dari modal awal 3 juta, bangunan registrasi dan wc kala itu sangat sederhana terbuat dari bambu, kayu seadanya. Kini (saat kami kesana) Puncak Halimun jauh lebih nyaman.

Bangunan registrasi dan wc sudah berlantai keramik dengan atap rangka baja ringan, terdapat juga musholla kapasitas 6-8 orang.

Untuk sinyal handphone lokasi yang cukup kuat hanya ada di tempat registrasi, kalau untuk cek WA, email dan sesekali upload media sosial masih sangat mumpuni.

Tapi jangan berharap banyak kalau kalian ingin meeting online via zoom atau google meet, alternatifnya adalah turun ke kopi Daong. Setidaknya ini pengalaman yang kami alami.

Kekurangan lainnya yang tidak begitu penting adalah, tiang listrik PLN yang belum masuk ke area perkemahan, pengelola mengandalkan genset solar saat malam hari untuk kelistrikan. Jadi kalau ingin numpang charge laptop atau HP sebaiknya saat malam. Karena siang hari, genset jarang dinyalakan.

Apalah arti tidak ada signal dan arus listrik kalau kita bisa menikmati sejuknya udara bersih sambil memandang siluet gunung di kejauhan.

Mini Camper Agya, jadi solusi kami untuk ber-Safari Nusantara Duoraji


Pengalaman menyenangkan, 5 hari yang memerdekakan jiwa dari rutinitas dan menumbuhkan kembali semangat berpetualang. Banyak cara untuk mensyukuri keindahan alam, melepas lelah, membuang kepenatan dan menikmati perbedaan agama dan budaya, cara kami adalah dengan mini camper bersama Ayang Dayu.

Tumbuhejo 
admin 081286000768 Ig @tumbuhejo

Puncak Halimun
Admin +62 812-1838-4002 Bang Jack

Komentar

  1. Belum pernah camping selain waktu sekolah, nih. Aslinya selalu tertarik baca pengalaman teman-teman, tapi belum kunjung eksekusi hehehe. Sekarang sudah hampir tiga tahun sejak tulisan ini dibuat ya, semoga pelaku wisata sudah makin bangkit dan berkembang setelah terhantam dampak pandemi.

    BalasHapus
  2. menarik juga nih idenya, mobilnya di set jadi ada meja multi fungsi gitu..bermanfaat banget buat dipake bepergian khususnya ke alam terbuka ya. jadi bisa kayak pikni ala2 gitu hehe. Semoga ayang Dayu selalu setia dan tangguh menemani perjalanan nusantara kak Satto dan kak Wawa :)

    BalasHapus
  3. Seru banget ya kak bisa campervan ala ala di luar negeri. Mana cuacanya dingin banget kerasa sampai sini. Semoga ada kesempatan buat camp diluar sama suami..

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah bisa menikmati udara tumbuh hejo dan puncak Halimun plus bermalam di keduanya, berkat owner Ayang Dayu. Giliran nanti ngajak anak-anak buat camping, pengen banget buka tenda di Puncak Halimun sama anak-anak nanti. Btw, ada yang ketinggalan nih infonya.

    Rate campingnya berapa di Tumbuh Hejo dan Puncak Halimun berapakah?

    BalasHapus
  5. Ya kali kak pas lagi camping terus nge-zoom? Hahaha. Bisa aja nih kak Satto. Wah berarti kalau ketemu Ayang Dayu aku ndak bisa nebeng di bangku belakang lagi dong ya?

    Kemarin awal Januari, aku sekeluarga sempat road trip ke Lampung dan ternyata seru. Cuma kalau soal biaya kayanya sih nggak banyak karena numpang di rumah saudara. Nah kalau Kak Satto camping gini berapa sih biayanya? Penasaran deh.

    BalasHapus
  6. Inspirasi banget ini kak. Jadiin mobil ala campervan. Ahhh nanti kalau mudik mau begini jugaa

    BalasHapus
  7. Wih, keren banget Kak Satto modif jadi campervan mobilnya.. Kalo kemana-mana makin nyaman buat istirahat juga.. Nah, pas ke lokasi camping gini jalanannya emang suka bikin deg-degan ya ahaha.. Aku sama suamiku pernahnya naik motor, kalo bawa mobil gak pede euy.. :D Tapi enak nih lokasi campingnya toiletnya udah bagus ya kak Satto..

    BalasHapus

Posting Komentar

Yesss, Terima kasih sudah membaca dan sampai dihalaman komentar
silahkan komentar atau kritik dengan bahasa yang positif.
Jangan tinggalkan link hidup, saya akan berusaha untuk mengunjungi blog teman-teman semua.

Paling Banyak di Baca