Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Label
Pekan ke-6 EPL Arsenal Pecundangi Tottenham Lahir Batin
Disclaimer, saya penggemar Tottenham jadi ijinkan berkeluh kesah. Kalau berharap ini tulisan untuk puja-puji Arsenal, harap skip saja. Tapi ijinkan saya mengucapkan selamat untuk Arsenal yang bermain taktis minggu malam 26/9 2021.
Sedangkan Tottenham bermain “sampah” tanpa arah, layaknya tim kelas waktu saya SMA. Hanya berharap momentum, mengandalkan beberapa pemain yang kami anggap paling jago untuk menjebol gawang dan memenangkan pertandingan. Dan hasilnya, tim sepakbola kelas saya gak pernah juara tingkat sekolah sekalipun.
Pun itu yang saya lihat minggu malam yang bikin saya tidak bisa menikmakti kopi single origin pulu-pulu dari Makassar yang diseduh dengan metode tubruk. Sampai selesai pertandingan, sampai dingin kopinya gak habis setengah gelas pun, saking keselnya.
Bukan kesel karena kalah (itu juga sih) tapi karena mainnya katrok. Btw kalau ada yang komentar, Ahh payah lohh, bisanya komen doang, lo pikir maen gampang..!!. Justru karena Gw gak jago maen, makanya gw komentar, kalo gw jago maen, gw masuk TIMNAS.
Oke lanjut,… kenapa saya bilang Tottenham mainnya katrok? Nggak semua pemain sih, yang harus disoroti adalah lini tengah Tottenham yang malam itu diisi oleh, Ndombele, Hojbjerg dan Dele Alli. Agak membingungkan apakah Son dan Moura posisinya midfild atau penyerang sayap, tapi yang jelas fungsi bertahan 3 pemain tengah jelas-jelas berantakan, saat menyerang gak ada gunanya juga.
Saat bertahan, Hojbjerg (saya yakin posisinya gelandang bertahan) jelas keteteran berada ditengah sendirian karena Ndombele dan Alli yang terlalu lebar dan telat bantu pertahanan. Tapi saat menyerang, Ndombele dan Alli gak bisa jadi kreator pengirim umpan untuk trisula Tottenham Son, Kane dan Moura.
Saya nggak tahu, apakah Ndombele dan Delle tidak bisa ngikutin instruksi Nuno sang pelatih, atau pelatih yang salah ngasih arahan?
Gol ke-3 Arsenal ke gawang Tottenham adalah yang paling lucu dan membuktikan pemain tengah Tottenham gak berguna malam itu. Dalam posisi menyerang, Harry Kane salah mengontrol bola di depan kotak penalti Arsenal, bola berhasil dikuasai pemain Arsenal dan dengan serangan balik cepat, berhasil membuat gol ke gawang Hugo Lioris.
Kenapa lucu? Harry Kane yang baru kehilangan bola saat menyerang, tiba-tiba sudah ada di kotak penalti sendiri dan mencoba menghalau Bukayo Saka. Emang dasarnya bukannya pemain bertahan, Kane nggak berhasil merebut bola malah membuka peluang untuk Saka mencetak gol. Saat serangan terjadi, ada 4 pemain Arsenal yang bergerak aktif, sementara di di area bertahan Tottenham cuma ada 5 orang termasuk Kane. Kemana pemain tengah, khususnya Ndombele dan Hojbjerg yang berada di sisi kiri yang tugasnya menghambat laju pemain Arsenal.
Saya sudah patah arang saat melihat gol ke-3, Analisa saya kalau Delle atau Ndombele tidak diganti dan tidak memperkuat sektor bertahan di babak ke-2, habis lah Tottenham ini di acak-acak theGunners. Beruntung Nuno mendengar bisikan juataan fans untuk mengganti Delle Alli saat babak ke-2 dimulai. Jujur banyak fans yang menilai Delle tidak bermain maksimal atau bisa jadi tidak cocok bermain di posisi tengah Tottenham berdasarkan 5 pertandingan sebelumnya. Bersamaan dengan masuknya Oliver Skipp menggantikan Delle, di sektor bek kanan, Emerson masuk menggantikan Tanganga.
Mulai ada perubahan dalam gaya bermain Tottenham, terlebih saat Skipp masuk, naluri mengejar, merebut bola dan gaya bermain kerasnya sedikit banyak membuat pemain Tottenham termotivasi. Setidaknya ball possession 60% dikuasai Tottenham, walau bisa jadi ini faktor Arsenal yang mulai bertahan.
Masuknya Bryan Gil semakin membakar semangat, Skipp dan Gil benar-benar bermain ngotot dan kombinasi dua pemain Spanyol, Gil dan Reguilon, berhasil diselesaikan oleh Son di menit 76. Kalau saja Gil masuk bersamaan dengan Skipp, mungkin Tottenham punya kesempatan lebih baik, karena terbukti dua orang ini lebih baik dalam menyerang.
Pertandingan minggu depan, tidak kalah berat, Aston Villa lagi besar kepala setelah menundukkan Manchester United di Old Trafford. Analisa saya, selama Delle gak dimainkan di awal, Tottenham punya peluang besar menang, terlebih main di kandang sendiri.
Saka ketika mencetak gol ke-3 bagi Arsenal Foto: Getty Images/Clive Rose
Sedangkan Tottenham bermain “sampah” tanpa arah, layaknya tim kelas waktu saya SMA. Hanya berharap momentum, mengandalkan beberapa pemain yang kami anggap paling jago untuk menjebol gawang dan memenangkan pertandingan. Dan hasilnya, tim sepakbola kelas saya gak pernah juara tingkat sekolah sekalipun.
Pun itu yang saya lihat minggu malam yang bikin saya tidak bisa menikmakti kopi single origin pulu-pulu dari Makassar yang diseduh dengan metode tubruk. Sampai selesai pertandingan, sampai dingin kopinya gak habis setengah gelas pun, saking keselnya.
Bukan kesel karena kalah (itu juga sih) tapi karena mainnya katrok. Btw kalau ada yang komentar, Ahh payah lohh, bisanya komen doang, lo pikir maen gampang..!!. Justru karena Gw gak jago maen, makanya gw komentar, kalo gw jago maen, gw masuk TIMNAS.
Oke lanjut,… kenapa saya bilang Tottenham mainnya katrok? Nggak semua pemain sih, yang harus disoroti adalah lini tengah Tottenham yang malam itu diisi oleh, Ndombele, Hojbjerg dan Dele Alli. Agak membingungkan apakah Son dan Moura posisinya midfild atau penyerang sayap, tapi yang jelas fungsi bertahan 3 pemain tengah jelas-jelas berantakan, saat menyerang gak ada gunanya juga.
Saat bertahan, Hojbjerg (saya yakin posisinya gelandang bertahan) jelas keteteran berada ditengah sendirian karena Ndombele dan Alli yang terlalu lebar dan telat bantu pertahanan. Tapi saat menyerang, Ndombele dan Alli gak bisa jadi kreator pengirim umpan untuk trisula Tottenham Son, Kane dan Moura.
Saya nggak tahu, apakah Ndombele dan Delle tidak bisa ngikutin instruksi Nuno sang pelatih, atau pelatih yang salah ngasih arahan?
Gol ke-3 Arsenal ke gawang Tottenham adalah yang paling lucu dan membuktikan pemain tengah Tottenham gak berguna malam itu. Dalam posisi menyerang, Harry Kane salah mengontrol bola di depan kotak penalti Arsenal, bola berhasil dikuasai pemain Arsenal dan dengan serangan balik cepat, berhasil membuat gol ke gawang Hugo Lioris.
Kenapa lucu? Harry Kane yang baru kehilangan bola saat menyerang, tiba-tiba sudah ada di kotak penalti sendiri dan mencoba menghalau Bukayo Saka. Emang dasarnya bukannya pemain bertahan, Kane nggak berhasil merebut bola malah membuka peluang untuk Saka mencetak gol. Saat serangan terjadi, ada 4 pemain Arsenal yang bergerak aktif, sementara di di area bertahan Tottenham cuma ada 5 orang termasuk Kane. Kemana pemain tengah, khususnya Ndombele dan Hojbjerg yang berada di sisi kiri yang tugasnya menghambat laju pemain Arsenal.
Saya sudah patah arang saat melihat gol ke-3, Analisa saya kalau Delle atau Ndombele tidak diganti dan tidak memperkuat sektor bertahan di babak ke-2, habis lah Tottenham ini di acak-acak theGunners. Beruntung Nuno mendengar bisikan juataan fans untuk mengganti Delle Alli saat babak ke-2 dimulai. Jujur banyak fans yang menilai Delle tidak bermain maksimal atau bisa jadi tidak cocok bermain di posisi tengah Tottenham berdasarkan 5 pertandingan sebelumnya. Bersamaan dengan masuknya Oliver Skipp menggantikan Delle, di sektor bek kanan, Emerson masuk menggantikan Tanganga.
Mulai ada perubahan dalam gaya bermain Tottenham, terlebih saat Skipp masuk, naluri mengejar, merebut bola dan gaya bermain kerasnya sedikit banyak membuat pemain Tottenham termotivasi. Setidaknya ball possession 60% dikuasai Tottenham, walau bisa jadi ini faktor Arsenal yang mulai bertahan.
Masuknya Bryan Gil semakin membakar semangat, Skipp dan Gil benar-benar bermain ngotot dan kombinasi dua pemain Spanyol, Gil dan Reguilon, berhasil diselesaikan oleh Son di menit 76. Kalau saja Gil masuk bersamaan dengan Skipp, mungkin Tottenham punya kesempatan lebih baik, karena terbukti dua orang ini lebih baik dalam menyerang.
Pertandingan minggu depan, tidak kalah berat, Aston Villa lagi besar kepala setelah menundukkan Manchester United di Old Trafford. Analisa saya, selama Delle gak dimainkan di awal, Tottenham punya peluang besar menang, terlebih main di kandang sendiri.
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
ASUS INTEL Blog Competition
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar
Yesss, Terima kasih sudah membaca dan sampai dihalaman komentar
silahkan komentar atau kritik dengan bahasa yang positif.
Jangan tinggalkan link hidup, saya akan berusaha untuk mengunjungi blog teman-teman semua.