Artikel Populer Bulan Ini

Dunia Bebas Kusta 2040

Stig·ma n ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya.

Kus·ta n penyakit menahun yang menyerang kulit dan saraf, yang secara perlahan-lahan menyebabkan kerusakan pada anggota tubuh; lepra.

Bisa dibayangkan ketika dua kata itu digabung, Stigma Kusta, penderita kustanya sudah cukup menderita dengan penyakitnya, ditambah beban masyarakat yang memberikan pandangan negatif kepada mereka.

Image by wirestock on Freepik

Tidak jarang, para penderita kusta jadi menjauh dari lingkungan dan mengasingkan diri, yang sebenarnya ini justru memperlambat penanganan penyakit tersebut. Makin sulit perjuangan menuju Indonesia bebas kusta, kalau masyarakat masih memberi stigma negatif.

Penyakit kusta, atau Hanseniasis, adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Indonesia ada diperingkat ketiga kasus kusta terbanyak di dunia, dibawah India dan Brasil. Tentunya ini bukan sebuah kebanggaan, tapi sepertinya, jadi pekerjaan rumah bagi negara dengan iklim tropis.

Walau sudah banyak sosialisasi dilakukan baik oleh pemerintah, pihak swasta, komunitas maupun media, salah satunya KBR melalui Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia, tapi tetap saja banyak masyarakat yang masih belum memahami tentang kusta. Tidak heran, dengan 200juta penduduk dan ribuan pulau, ini jadi tantangan tersendiri.

Selain stigma dari segi kesehatan, kesulitan lainnya di Indonesia adalah stigma mengenai hal diluar akal rasionalitas kita, tidak sedikit yang menganggap kusta adalah penyakit hukuman atau kutukan karena dosa-dosa pasien. Kalau ini diterima dengan kesadaran penuh oleh pasien, tentunya secara psikologis akan menghambat penangana kusta itu sendiri.

Belum lagi dampak yang membuat penderita kusta sering kali mengalami isolasi sosial dan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau pendidikan yang layak.

Penderita kusta, adalah bagian masayarakat yang mempunyai hak mendapat perlakuan yang sama tanpa dibeda-bedakan.

28 Januari adalah Hari Kusta Sedunia, tahun ini mengangkat tema global "Beat Leprosy". Sudah saatnya kusta kita kalahkan, SECARA BERSAMA-SAMA.

Hal penting yang harus kita ketahui mengenai kusta adalah, penyebarannya tidak melalui kontak fisik sehari-hari, tetapi melalui kontak yang berlangsung lama dan bertahun-tahun. Justru ini yang disebut, diam-diam menularkan, karena karena tidak langsung terlihat dampak penularannya, kita santai saja, setelah beberapa tahun baru muncul gejala.

Untuk itu perlunya penangan cepat, segera minum obat, agar pihak keluarga yang berinteraksi lama tidak tertular.

Media dan Kusta

Strategi WHO untuk menuju dunia bebas kusta adalah, Zero Transmision, Zero Disabilitas dan Zero Stigma. untuk itu tugas meida sangat penting sebagai sarana edukasi, penyiaran informasi kepada masyarakat.

Dalam talk show Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia (yang disiarkan Live Youtube Berita KBR) dua narasumber yang hadir virtual bagaimana dunia, Indonesia bisa menuju bebas kusta pada tahun 2040.



Hadir sebagai narasumber dalam program SUKA (Suara untuk Indonesia Bebas Kusta) oleh NLR Indonesia Agus Wijayanto MMID - Direktur Eksekutif NLR Indonesia dan Hana Krismawati, M. Sc - Pegiat Kusta dan Analis Kebijakan (Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan-Minister Office)

Menurut Hana, “Perlu ada komitmen dari pemda untuk mengeliminasi kusta di daerah. Kesehatan harus adil dan diperlukan sinergi pusat dan daerah yang baik. Juga para akademisi agar bisa berinovasi dan berkontribusi lebih banyak"

“Kusta tidak hanya soal kesehatan tapi juga ekonomi dan sosial. Kerjasama antar pemerintah daerah, masyarakat sampai perguruan tinggi harus bersinergi. Termasuk pentingnya peran media di dalamnya". kata Agus.

Komentar

Paling Banyak di Baca