Artikel Populer Bulan Ini

Melawan Stigma Bersama-Sama, di Mulai Dari Orang Terdekat

Karakter manusia itu berbeda-beda, dan Gw paling gak suka kalau semisalnya ada stereotip dalam bentuk apapun. Misal suku A pasti emosian, suku B pasti pelit, Suku C pasti tukang tipu. Heiii.. semua orang punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Janganlah suka bikin stereotip yang macam-macam. Lebih parah lagi kalau orang udah punya stigma, eh tapi kalian tahu bedanya stereotype dan Stigma?



Kalau steorotype adalah berprasangka secara subjektif, tidak berdasarkan fakta nyata hanya baru katanya, atau beberapa contoh saja tapi sudah menggenerelisasi.

Sementara Stigma menurut kamus besar bahasa indonesia, merupakan tindakan memberikan label sosial yang memiliki tujuan untuk mencemari seseorang atau sekelompok orang dengan pandangan buruk. Stigma adalah proses devaluasi dinamis yang dengan signifikan mendiskreditkan seseorang.

Makin repot itu kalau ada orang yang tidak mendapat informasi yang cukup lalu ditambah stereotype dan jika mempunyai karakter kepala batu akan mudah memberikan stigma kepada orang lain tanpa alasan yang jelas.

Lalu bagaimana kita bisa melawan stigma yang terkait dalam satu hal? tentunya tidak akan mudah terlebih kalau kita yang menjadi korban stigma tersebut. Harus ada kerjasama dengan pihak lain.

Kalau di dunia kesehatan, stigma sudah jadi kondisi yang meresahkan. Berulang kali di edukasi, tetap saja stigma akan selalu muncul. Sebenarnya wajar, manusia terus berkembang atau bertambah, akan selalu ada manusia baru yang pengentahuan mengenai kesehatannya minim.

Jadi memang tugas bersama untuk memberi edukasi mengenai stigma kesehatan. Dan ini perjuangan RR dan kementeriannya. Kedua pemimpin daerah dan jajarannya. Ketiga media, baik arus utama

Salah satu tantangan dalam meningkatkan kesadaran tentang kusta di masyarakat melalui media seperti yang dilakukan oleh Solidernnews.com yang berbasis di Yogyakarta sungguh tidak mudah.

Kurangnya akses informasi membuat masyarakat yang masih sulit mengakses informasi, terutama di daerah terpencil. Ini bisa menjadi hambatan dalam menyampaikan pesan-pesan penting tentang kusta. Sementara stigma terhadap kusta masih menjadi masalah serius. Orang-orang dengan kusta sering kali mengalami diskriminasi dan perlakuan tidak adil. Media harus bekerja keras untuk mengatasi stigma ini.

Media alternatif seperti Solidernnews.com memiliki keterbatasan sumber daya, baik dari segi keuangan, sumber daya manusia, atau teknologi. hal ini sangat membatasi kemampuan mereka dalam menyebarkan informasi secara maksimal. Padahal tidak semua media arus utama serius menyebarkan informasi terkait kusta dan disabilitas.

Tentunya tantangan ini bukan jadi hambatan atau malah berhenti ditengah jalan untuk mengedukasi disabilitas, khususnya OYPMK.


Pun untuk blogger, influincer jangan mau tinggal diam untuk menyebarkan terkait informasi mengenai kusta. Bukan hanya di online, tapi juga mengedukasi secara offline dari mulut ke mulut, dari lingkup terkecil keluarga.

Terima kasih untuk KBR Prime sebagai arus media utama yang terus memberikan informasi mengenai stigma kusta di Indonesia. 

Komentar

Paling Banyak di Baca