Artikel Populer Bulan Ini

Menggunakan Diapers MAKUKU Cara Orang Tua Menghindari Ruam Popok Pada Bayi Baru Lahir

Sebuah pertanyaan yang selalu membuat saya sedikit menghela napas adalah saat ditanya, “Anaknya sudah berapa mas?” Langsung muncul kembali senyuman jagoan kami Dahayu Hadiya Raji yang sudah berada di surga dan menunggu saat kami dipersatukan kembali.

Tidak sedikitpun ada perasaan marah atau sedih saat ada yang bertanya seperti itu, kami bahkan dengan lancar menceritakan detil bagaimana tumbuh kembang Dahayu, bagaimana cerianya, pintar bicaranya sampai bagaimana cerita dinginnya ruang ICU rumah sakit, Dayu pergi ditemani lengkap oleh kedua orang tuanya, kakek, nenek dan orang-orang yang menyayangi Dahayu.



Dahayu lahir, 28 Februari 2013, dari angkanya saja sudah spesial, hari terakhir di bulan Februari, tahun 2013, angka 13 yang menurut sebagian banyak orang adalah angka sial adalah angka yang membahagiakan buat kami.

Sejak lahir, kami selalu mencoba mengurus sendiri Dahayu, hanya ada satu orang yang kami percaya si Mbok (begitu dia mau di sebut) yang menjaga Dahayu saat kami berkegiatan. Sejak membantu kami mengurus Dahayu, peraturannya adalah, kalau kami ada di rumah, maka si Mbok boleh istirahat menjaga Dahayu, termasuk hari sabtu dan minggu adalah hari libur si Mbok.

Saya masih ingat detil bagaimana harus dengan susah payah, seorang bapak baru dengan anak gadis yang belum berumur 1 tahun kesulitan memakaikan diapers. Permasalahan yang selalu timbul adalah disorientasi, mana bagian belakang dan mana bagian belakang. Entah kenapa dikala itu, sulit sekali membedakan mana diapers bagian belakang atau depan terlebih diapers yang berbentuk celana,semua telrihat sama.

Mengganti popok malam hari sudah jadi hal yang biasa bagi saya, sebagai fotografer kadang tidur larut malam menjelang pagi adalah kebiasaan buruk yang mau tidak mau saya jalani. Tapi dengan begitu, saya bisa menjaga Dahayu ketika dia sudah mulai gelisah karena diapersnya penuh, sementara Ibu Dahyau bisa istirahat karena harus bersiap untuk beraktifitas esok hari.

Yang menjadi pertanyaan saya kala itu, bagaimana cara mengetahui kalau diapers si kecil kesayangan kita sudah penuh? Saya punya beberapa cara.

Pertama, melihat perilaku si kecil, apakah sudah gelisah dimalam hari. Seperti ada perasaan tidak nyaman.

Kedua, melihat bentuk diapers apakah sudah menggumpal atau menggelembung tidak seperti biasanya.

Ketiga, memegang diapers tersebut apakah sudah terasa lembab dan mencium aroma apakah sudah menyengat atau belum, hmmmm cara ini agak aneh, tapi bisa jadi patokan saya kala itu.

Sempat terlintas, kenapa sih gak bikin produk diapers yang ada indikatornya, kalau sudah penuh, diapers berubah jadi warna loreng tentara atau apalah. Biar kita gak usah menerka-nerka diantara ketidak pasitian.

Kita sudah kesulitan memilih diapers yang cocok, masih diberi kesulitan menentukan apakah diapers sudah penuh atau belum. Ujung-ujungnya kalau kita terlambat mengganti, maka akan timbul iritasi dibagian pantat bayi karena lembab.

Sepeninggal Dahayu, kami belum diberikan momongan, tapi kami di anugerahi keponakan dengan usia yang hampir bersamaan. Saat ini, setidaknya ada 2 keponakan dan 4 cucu yang berumur di bawah lima tahun.

4 cucu diumur 40an? Huuffftt, kami sudah punya cucu, dari keponakan kami yang sudah mempunyai anak.

2 keponakan kami sudah berumur 3 tahun, dan keduanya saat ini sudah lepas diapers, hanya menggunakan ketika sedang dalam perjalanan jauh. Harus diakui umur 3 tahun, walau sudah bisa berkomunikasi tapi belum bisa menahan buang air kecil atau besar dalam jangka waktu yang lama. Sementara kami bukan yang terbiasa membiarkan mereka untuk buang hajat dimana saja (misal diselokan atau bersembunyi dibalik tembok) harus di dalam kamar mandi.

Jadi mereka masih butuh persediaan diapers walau tidak untuk harian, yang selalu jadi perhatian saat mereka menggunakan diapers adalah, bentuk celana mereka yang terlihat menggelembung/menggumpal, sekilas terlihat lucu (montok) tapi kepikiran juga, mereka jadi berat gak ya?

Ruam Popok Pada Bayi

Setelah membaca beberapa literasi, ternyata permasalah diapers bukan hanya bingung mana yang depan atau belakang, menggumpal atau tidak, bocor atau tidak, tapi yang lebih harus diperhatikan ruam popok pada bayi.

Pernah gak denger becandaan atau joke, “muka gw sensitif nih, kaya pantat bayi” Pasti pernah deh, dan kalau dipikir-pikir ada benernya juga sih, pantat bayi itu emang sensitif, terlebih saat menggunakan diapers di malam hari saat tidur cukup lama.

Posisi tidur yang tidak banyak bergerak, intensitas buang air kecil yang lebih banyak ditambah orang tua yang kadang juga terlelap karena sudah lelah seharian beraktifitas, mengakibatkan si kecil berpotensi terkena ruam popok kalau diapersnya tidak maksimal menyerap urin.

dr. S.T. Andreas Cristan Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A, dokter spesialis anak menjelaskan, “Pada umumnya, bayi perlu mengganti popok setiap 3-4 jam sekali. Hal ini untuk menghindari kontak yang terlalu lama dengan urin dan feses yang dapat meningkatkan pH basa pada kulit.

Ruam popok biasanya ditandai warna merah dibagian paha (lipatan), pantat atau sekitar kemaluan. Selain itu bayi juga bereaksi tidak nyaman/menangis ketika bagian tersebut tersentuh saat akan dibersihkan. Mungkin untuk sebagian orang tua ini hal yang sepele, tapi kalau tidak segera diobati maka akan terjadi infeksi kulit yang serius pada bayi. Dibeberapa kasus, ruam popok bisa menggelembung seperti jerawat atau berair atau berkerak berwarna kuning.

Menurut public figure, Chelsea Olivia, ibu dari dua anak ini, mengungkapkan, “Konsultasi yang paling tepat adalah dengan dokter sebagai ahlinya. Mengganti popok secara berkala merupakan bentuk perawatan yang tepat untuk mengatasi risiko ruam popok bayi. Selain itu, pemilihan popok dengan daya serap yang tinggi juga tidak kalah pentingnya.

MAKUKU Diapers Dengan Inti SAP

Dari sekian banyak merk diapers di pasaran, kalau kalian ingin mencari yang tidak mudah bocor, tidak menggumpal saat penuh urin, punya indikator urin atau punya design u shape untuk melindungi tali pusar khusus ukuran New Born, maka yang kalian cari adalah MAKUKU Diapers.

Baiklah kita coba lihat lebih dalam kelebihan dari MAKUKU SAP Diapers Slim yang sudah saya sebutkan di atas.

MAKUKU berdiri sejak tahun 2020, adalah popok pertama di Indonesia yang menggunakan inti struktur SAP. Lalu apa itu SAP (Super Absorbent Polymer)? Apa bedanya dengan popok lain dalam teknologi daya serapnya?

Popok yang beredar dipasaran menggunakan kombinasi pulp dan SAP. Pulp adalah hasil dari pemisahan serat yang terdapat pada serat kayu yang biasanya digunakan untuk membuat kertas, jadi bentuknya kurang lebih semacam kapas.

Sedangkan SAP yang ada menjadi struktur inti dari MAKUKU adalah polymer hidrophilik yang memiliki kemampuan dapat menyerap cairan lebih maksimal dibanding produk lainnya.




Pada produk diapers yang menggunakan campuran pulp+SAP, maka akan gampang menggumpal tebal & berat lalu juga penyerapan tidak merata.

Sedangkan produk MAKUKU SAP Diapers Slim, dijamin anti gumpal, beratnya lebih ringan, tipis penyerapan merata diseluruh permukaan dan tidak ada osmosis. Karena menggunakan bahan yang bisa menyerap dengan maksimal

MAKUKU SAP Diapers Slim tersedia dalam ukuran NB (new born), S dan M untuk tipe perekat. Sedangkan tipe celana tersedia dalam ukuran M, L, XL dan XXL. Kelebihan lainnya adalah indikator yang berada dibagian bawah diapers. Ada garis berwarna kuning, yang akan berubah menjadi warna biru jika diapers diindikasi penuh. Ini sangat membantu kita sebagai orang tua untuk mengontrol kondisi diapers agar mencegah resiko ruam popok.

MAKUKU SAP Diapers terdiri dari 3 lapisan : Lapisan pertama : Lapisan permukaan non woven, menggunakan permukaan 3D tidak rata seperti popok pada umumnya. Dengan bentuk desain seperti benjolan (tapi tetap nyaman), sehingga membuat sirkulasi popok yang baik, mengurangi kontak langsung dan secara efektif melindungi kulit bayi.

Lapisan Kedua adalah Lapisan inti struktur SAP, yang mempunyai 5 lapisan inti struktur, meningkatkan penyebaran dan mengunci cairan. Sehingga menjaga pantat bayi tetap nyaman, lembut dan tipis di saat yang bersamaan.

Di lapisan ketiga adalah lapisan anti bocor yang dikombinasikan dengan kain non-woven yang menjaga sirkulasi udara yang baik membuat lapisan MAKUKU SAP Diapers Slim tetap lembut selama pemakaian.

MAKUKU SAP Diapers Slim memiliki teknologi tinggi dengan daya tampung 500ml dan area penyerapan pada inti struktur MAKUKU SAP Diapers Slim meningkat sebanyak 9% untuk mengurangi kebocoran. Daya tampung MAKUKU SAP Diapers Slim diyakini jauh dari cukup karena volume urine bayi sendiri hanya berkisar 60 – 100 ml.

Sebagai produk diapers yang baru hadir di Indonesia, MAKUKU aktif memberikan edukasi mengenai resiko ruam popok yang bisa terjadi pada bayi jika para orang tua tidak dispilin mengganti popok dan salah menggunaka produk yang tidka sesuai.

Untuk itu pada 16 Desember-18 Desember 2022, MAKUKU berkolaborasi dengan 10 rumah sakit mengadakan konsulitasi gratis untuk mendukung kesehatan bayi di masa pertumbuhan. Program ini didampingi langsung oleh dokter spesialis anak dan spesialis kulit, untuk mengedukasi Ibu mengenai masalah ruam popok bayi. 10 kota yang telah dipilih yaitu Jakarta, Tangerang, Karawang, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Lampung, dan Makassar.

MAKUKU Diapers Menurut Mereka

Walau termasuk produk pendatang baru di Indonesia, namum MAKUKU sudah berhasil mengambil hati para ibu-ibu yang peduli dengan kenyamanan buah hati mereka. Telrebih program edukasi yang terus dilakukan secara rutin dan program-program yang semakin mendekatkan diri ke para pengguna MAKUKU.

Salah satu programnya adalah, “Jaminan Tidak Cocok, Uang Kembali”, program yang memberikan jaminan uang kembali kepada para ibu-ibu pengguna MAKUKU SPA Diapers Pro Care, jika setelah menggunakan produk ini, si buah hati malah mengalami ruam popok atau iritasi. Produk mana yang berani menjamin seperti ini?

Program yang berjalan dari tanggal 10 Oktober hingga saat ini, MAKUKU belum menerima pengembalian produk dengan alasan ruam popok pada kulit bayi. Program di 10 kota besar ini mendapat sambutan yang positif dari para ibu-ibu di Indonesia.

Nikita Willy seorang public figure dengan satu anak ini, sudah menggunakan MAKUKU dari awal kelahiran dibuah hati. Dia tidak ingin anaknya mengalami ruam popok atau iritasi yang akan membuat buah hatinya tidak nyaman.

“Dengan adanya MAKUKU, drama ruam popok yang dialami oleh para Ibu dapat lebih mudah diatasi. Tidak hanya menyerap cairan lebih banyak, teknologi SAP dari MAKUKU menjadikan MAKUKU sebagai popok anti gumpal dan anti bocor”. Ujar Nikita.



Bukan hanya dari public figure, ternyata beberapa teman saya sudah menggunakan produk MAKUKU untuk buah hatinya.

Mbak Farida Pane dari Semarang, teman di komunitas, sejak bayinya lahir sudah menggunakan MAKUKU, duhh jadi ingat Nikita Willy. Menurut beliau, si debay nyaman banget, pernah satu kali mencoba ganti merk lain, dan ternyat urinnya tembus sampai ke perut, karena si debay pipisnya kearah atas, padahal saat menggunakan MAKUKU tidak pernah bocor ketika digunakan. Sama halnya dengan Mas Muhammad Erfan di Bogor yang menggunakan MAKUKU untuk anak keduanya sejak diawal kelahiran, karena punya pengalaman anak pertama yang tidak menggunakan MAKUKU sehingga selalu selalu rewel dan terkadang diapersnya bocor.




Cerita mbak Rahmah Chemist dari Jawa Timur cukup unik juga, Sejak si anak tengah menggunaka MAKUKU, si anak sangat nyaman tidur dimalam hari, alhasil, mbak Rahmah yang harus membangunkan untuk mengganti popok karena indikator sudah menunjukkan penuh. Berbeda kalau menggunakan diapers merek lain, si anak akan terbangun tengah malam karena risih dan lembab.

Bagaimana? Sudah yakin dengan kemampuan daya serap MAKUKU dan kemampuannya mengurangi resiko ruam popok? Kalian bisa langsung membeli secara langsung ataupun di e-commerce. Saya kemarin membeli MAKUKU SAP Diapers Slim ukuran XL untuk hadiah keponakan di Superindo, tapi beberapa teman ada yang membeli via online di official store berbagai market place.

Jangan tunggu sampai dedek bayi iritasi dan terkena ruam popok, baru ganti ke MAKUKU

Komentar

Paling Banyak di Baca