Artikel Populer Bulan Ini
Restoran Ayam Taliwang Mataram di Jakarta dan Cerita Perjalanan Hidup Anak Manusia
Sebelum saya mereview restorang Ayam Taliwang Mataram terenak di jakarta barat, menurut lidah saya, kalian harus tahu cerita dibalik restoran yang baru berdiri di masa pandemi ini. Nekat? sangat nekat, tapi harus dilakukan, seperti halnya ketika pemilik restoran ini memutuskan pulang dari Perancis, meninggalkan kenyamanan dan memulai perjuang di negeri sendiri dari bawah.
Ade Andi Hendrawan, saya biasanya memanggilnya bang Derek. Kami saling mengenal karena sama-sama hobi fotografi dan menjalani bisnis dokumentasi pernikahan atau pra-nikah. Keluar masuk kampung, menyusuri gang, motret di rumah petakan, sampai project hotel berbintang lima pernah kami garap bersama. Bahkan wisuda kampuspun pernah kami garap.
Ayam Taliwang Mataram (ATM) olahan bang Derek memang berbeda dari ayam taliwang lainnya |
Jujur, mengetahui bang Derek memutuskan untuk melanjutkan kuliah D-4 di universitas Sahid, dan berhasil menyelesaikan kuliah pada tahun 2016 di usia 44 tahun, saya angkat topi untuk beliau. Keinginannya mengejar pendidikan tidak pernah pantang padam dan kini membuah hasil yang membanggakan.
"19 tahun lulus dari SMA (1993), akhirnya setelah nabung bisa melanjutkan ke perguruan tinggi". Ujar bang Derek, saat kami bertemu di restoran Ayam Taliwang Mataram di Jakarta Barat, kawasan Grogol.
Motivasi bang Derek karena keinginan kuliah dimasa muda tidak terwujud, dan ada rasa "iri" ketika melihat teman-teman yang lain masuk kuliah, sementara bang Derek harus bekerja untuk bisa bertahan hidup. Namun, Jangan pernah kubur mimpimu gaes, karena Tuhan tidak pernah tidur dan nyatanya semesta menjawab keinginan bang Derek 19 tahun setelahnya.
Perjalanan pendidikan bang Derek tidak sampai di D4 Universitas Sahid, beliau mengajukan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Perancis dan diterima. Hingga akhirnya di umur 45, berhasil meraih jenjang S-1 (ing.Ds) di Perancis.
Universite d'Angers (ESTHA) yang berada di kota Angers - Perancis, tempat bang Derek menimba ilmu, merupakan universitas unggulan terbaik di jurusan Pariwisata dan Hospitality se-Perancis. Tidak mau melewatkan kesempatan tersebut, bang Derek melanjutkan studi S-2 dan meraih Master de Tourisme, hospitalité et restoration di universitas tersebut pada umurnya 47 tahun.
Membangun Usaha Restoran Ayam Taliwang Mataram di Jakarta Barat
Capaian dibidang edukasi bang Derek tidak membuatnya terlena. Hidup nyaman di negeri orang, tetap tidak bisa melupakan keindahan negeri sendiri. Bang derek menyadari waktu produktifnya tidak lama lagi, dia harus punya rencana cadangan untuk kembali ke Indonesia.
Berbekal ilmu yang di dapat saat kuliah, bang Derek memulai riset untuk memulai usahanya di Indonesia. Pemilihan ayam dan olahan taliwang bukan hanya mimpi semalam yang muncul begitu saja, tapi sudah melalui riset dan pertimbangan yang matang sebelum akhirnya memutuskan memulai usaha Restoran Ayam Taliwang Mataram di Grogol Jakarta Barat.
Bang Derek, lebih baik memulai usaha di negeri sendiri ketimbang berjuang di negara orang |
Sejarah ayam taliwang menurut situs Kemendikbud, berawal saat terjadi perang antara Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Karangasem Bali. kala itu pasukan Kerajaan Taliwang didatangkan ke Lombok untuk membantu Kerajaan Selaparang yang mendapat serangan dari kerajaan Karangasem Bali.
Orang-orang Taliwang ada yang bertugas sebagai juru damai, jalur yang ditempuh salah satunya dari juru masak yang menyediakan logistik untuk para prajurit. Dibantu para pemuka agama, perang yang menelan banyak korban jiwa berhasil diredam.
Di era Indonesia merdeka, Ayam Taliwang mulai dikenal di tahun 1960. Kedatangan jenderal A. Yani di warung nasi Nini Manawiyah menjadi tonggak peristiwa bahwa ayam pelalah yang merupakan asal muasal ayam taliwang telah mulai dijual sekitar tahun 1960-an (sumber web kemendikbud).
Tidak hanya riset mengenai sejarah dan pengolahan, bang Derek juga riset mengenai pola makan budaya kekinian, salah satunya, tangan yang tidak lepas dari gawai saat menikmati makanan.
Bang Derek, dengan keilmuan yang dia miliki, mencari cara bagaimana ayam taliwang mataram restorannya bisa dinikmati dengan menggunakan sendok garpu. Tujuannya tidak lain agar pelanggan bisa memegang gawai saat menikmati makanan yang tersedia tanpa harus khawatir kotor terkena bumbu ayam bakar.
KULINER UNIK DI TANGERANG SATE DOMBA AFRIKA HAJI ISMAIL COULIBALY
Harus diakui, cara ini berhasil. Saya yang makan nasi padang, lebih sering menggunakan sendok garpu karena merasa risih kalau tangan ini terkena bumbu, akhirnya bisa menikmati ayam taliwang mataram dengan mudah.
Daging ayam kampung yang sudah dibumbui dan dibakar, sangat mudah ketika harus di potong atau di suwir-suwir menggunakan sendok atau garpu. Rasa pedasnya bisa disesuaikan, saya tidak bisa cerita sepedas apa, karena level pedas yang saya pilih termasuk kadar yang paling rendah, kalau penasaran, silahkan datang sendiri di restoran Ayam Taliwang Mataram di daerah Grogol, Jakarta Barat.
Untuk bisa menemukan lokasinya sangat mudah, patokannya terminal bis Grogol, Jakarta Barat. adanya disebelah kiri terminal. Jl. Muwardi II No.1B, RT.2/RW.2, Grogol, Kec. Grogol petamburan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11450. Kalau bingung, tinggal buka google maps, search, Ayam Taliwang Mataram Grogol, jamin gak ada yang lain.
Kita bisa menikmati pedas dan lembutnya Ayam Taliwang Mataram langsung dilokasi, atau kita juga bisa pesan melalui jaringan e-commerce GoFood, GrabFood, ShopeeFood Traveloka Eats dan lainnya, bisa juga pesan langsung melalui nomor WA 0812-9566-9909 atau bisa mengunjungi profil instagram @ayamtaliwangmataram
Untuk yang berada di luar jabodetabek dan ingin merasakan Ayam Taliwang Mataram tersedia juga dalam kemasan frozen. Jadi aman jika harus melalui perjalanan jauh.
Selain menu paket ayam perpotong, tersedia juga paket 1 ayam utuh.
- ATM (Ayam Taliwang Mataram) PAKET KAMPUNG 1
(1 Ayam Kampung Utuh, 1 Nasi Putih, Sambal Pedes, Sambal, Sambal Manis, Lalapan, 1/2 Porsi Tempe, 1 Aqua 600 ml)
- ATM PAKET KAMPUNG 2
(1 Ayam Kampung Utuh, 2 Nasi Putih, Sambal Pedes, Sambal, Sambal Manis, Lalapan, 1 Porsi Tempe, 1 Plecing Kangkung, 2 Aqua 600 ml)
- ATM PAKET KAMPUNG 3
(2 Ayam Kampung Utuh, 2 Nasi Putih, Sambal Pedes, Sambal, Sambal Manis, Lalapan, 1 Porsi Tempe, 1 Plecing Kangkung, 2 Aqua 600 ml)
Komentar
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
ASUS INTEL Blog Competition
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Gitu kali ya kalau baca sejarahnya, karena simplenya ayam taliwang tapi nampolnya itu makan ayam taliwang karena menggap- menggap huh hah klo yg pedes. Harga mah aturable aja dah buat makan enak mah
BalasHapusAq penggemar ayam taliwang, karena bumbunya yg pedas dan rasanya yg kaya apalagi dimakan pakai sambel. Nikmat banget.
BalasHapusAyam Taliwang emang enak ya mas. Citarasa bumbunya khas banget. Enak dimakan pakai nasi anget dan kangkung plecing
BalasHapusMenikmati ayam taliwang jadinya ga perlu harus terbang ke Mataram yang Bang Satto, suka sekali dengan persahabatan kalian berdua. Apalagi dengan apa yang disampaikan Bang Derek, lebih baik membuka usaha di negeri sendiri dari pada berjuang di negeri orang.
BalasHapusAyam Taliwang Mataramnya menggoda banget ya. Bikin ngiler. Kalau empuk dan mudah di suwir, makin lebih nikmat saat dimakan
BalasHapusAyam Taliwang itu kenapa ngangenin banget ya rasanya? Padahal kadang pedasnya bikin sakit perut, tapi tetap aja kalau disuguhin ayam taliwang pasti dihabisin sampai tandas dehhh...
BalasHapusBtw, saya baru tahu ternyata seperti itu sejarah ayam taliwang. Semoga tidak ada lagi perang saudara di negara kita ya. Amin!
Kalau soal kuliner, rasa itu memang sesuatu yang menjadi kunci dalam bisnis.
BalasHapusYang bikin penasaran, motivasi sekolah lagi di usia yang sudah tak lagi belia ini apakah, kak Sato?
Karena ini motivasi paling kuat seseorang untuk tetap mau bekerja keras dan memulai usaha baru. Aku sendiri seandainya memiliki rejeki, rasanya bukan sekolah yang ingin dilakukan di usia 40 ke atas. Keren banget, bang Derek.
Duh...ngeliat foto ayamnya aja udah ngiler duluan nih. Ditambah 2 sambal yang sepertinya semakin menggoda iman. Hahaha...sukses usaha kulinernya ya Bang Derek.
BalasHapus