Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Label
Bukaan 8, Cerita Kegigihan Para Calon Ayah dan Ibu
Satu lagi film Indonesia yang menggambarkan banyak konflik atau cerita tapi tidak membuat konflik utama menjadi bias. Bukaan 8, sebuah film yang terinspirasi dari cerita Angga Dwimas Sasongko si sutradara saat melalui persalinan anak pertamanya.
Tapi harap diingat, hanya menjadi inspirasi, bukan berarti adegan dalam film ini ada dalam kehidupan nyata Angga.
Enam hari setelah tayang perdana di jaringan XXI Cineplex, saya akhirnya dapat menyempatkan diri untuk melihat film yang sudah sejak lama saya melihat trailer film ini.
Mencari bioskop yang tidak jauh dari rumah di kawasan Bintaro, saya memilih XXI di Bintaro Plaza, kenapa?. Harga tiketnya masih Rp.30.000, woooww pasti ngiri deh. Karena di kawasan Jakarta sudah jarang ada XXI dengan harga bersahabat seperti di Bintaro Plaza. Ehh tapi, Bintaro itu masuk Jakarta atau Tangerang ya..?
Ya sudahlah, kita jangan bahas masalah letak geografis bioskop ini.
Bukaan 8, memang tidak membuat saya meneteskan air mata seperti beberapa film Indonesia lainya. Tapi film ini sungguh dekat dengan keadaan saya, yaitu kekhawatiran menunggu kelahiran anak pertama. Walau kekhawatiran saya dan Alam (diperankan Chico Jericko) jauh berbeda.
Saya bisa merasakan bagaimana tekanan yang dihadapi Alam pada saat itu, saya pun menangis saat menanti kelahiran anak pertama saya. Akting Chico bisa membawa saya kembali di masa saat saya harus bersender di dinding rumah sakit, sambil menahan sesak di dada yang berujung menetesnya air diujung mata dan kata yang menjadi terbata-bata saat harus memberi kabar orang tua di rumah.
Settingan film Bukaan 8 lebih banyak di rumah sakit, kalau saya tidak salah ingat, hanya ada empat lokasi outdoor dengan durasi yang tidak terlalu lama. 80% syuting dilakukan di area rumah sakit. Benar-benar rumah sakit, bukan ruangan yang disetting menyerupai rumah sakit. Jadi aura rumah sakitnya sangat terasa.
Saya yakin rumah sakit di kawasan Semanggi ini memberi suppor entah itu materi ataupun immaterial untuk film Bukaan 8, tapi sutradara film ini dengan cerdik menampilkan rumah sakit tapi tidak terlalu berlebihan sehingga terlihat kesan sponsornya. Walaupun pada akhirnya kita bisa tahu, dimana dan apa nama rumah sakit yang menjadi lokasi syuting film ini.
Salah satu sisi yang menarik di Bukaan 8 adalah pekerjaan Alam sebagai buzzer atau penggiat media sosial yang mempunyai follower 44k di akun twitternya.
Polemik dunia maya digambarkan secara ringan di film ini, yang mungkin sudah menjadi rahasia umum. Mulai dari somasi karena statement di media sosial, endorser, buzzer politik sampai "panasbung".
Ide cerita dan naskahnya begitu kuat membawa penonton betah mengikuti durasi film ini, jujur saya malah berharap agar film ini jangan cepat berakhir. Banyak nilai-nilai moral yang sebenarnya cukup dalam tapi disampaikan dengan ringan dan mudah dicerna.
Sampai saat inipun saya masih teringat perkataan ibunya Alam, "Anak itu bukan dicari, tapi diberikan". Saya tafsirkan kalau Tuhan sudah memberikan kita anak,berarti tuhan percaya kita bisa menjaga anak yang dititipkan.
Belum lagi konflik ditempat ibadah, ketika seorang pemuda berbicara kepada Alam bahwa, kritis itu tidak hanya dimulut tapi juga dipikiran. Sebuah penggambaran akan riuhnya suasana politik saat sekarang, dimana semuanya hanya mau didengar tanpa mau mendengarkan dan berdiam.
Film Bukaan 8 ini juga sangat detil, penulis naskah ataupun sutradara sangat cerdik memunculkan maksud tersembunyi dari sebuah pesan yang sebenarnya tidak kalah penting. Saya kasih petunjukkan, perhatikan saat Alam membalik bajunya, lalu baca tulisan dibaju alam tersebut. Apa tanggapan anda..?.
Film bergenre Romantic-Komedi ini dibintangi oleh Lala Karmela (Mia) yang berperan sebagai istri Alam, selain itu ada Sarah Sechan, Tyo Pakusadewo, Dayu Wijanto, Mellisa Karim serta Maruli Tampubolon dan masih ada beberapa peran yang berhasil memperkaya cerita di film Bukaan 8 ini.
Sebut saja Desta dan Dwi Sasono yang hanya kebagian peran sebagai profil picture tapi justru menjadi hal yang tidak kalah penting bagi alur film ini.
Untuk para calon ayah, calon ibu, calon kakek, calon nenek, para penggiat media sosial, dokter, suster politikus, pekerja kontraktor dan debt collector harus tonton film ini. Karena ini film anda. Dan saya ikhlas kasih rate 8.75/10 untuk film Bukaan 8.
Enjoy the movie dan dukung film Indonesia.
Tapi harap diingat, hanya menjadi inspirasi, bukan berarti adegan dalam film ini ada dalam kehidupan nyata Angga.
Enam hari setelah tayang perdana di jaringan XXI Cineplex, saya akhirnya dapat menyempatkan diri untuk melihat film yang sudah sejak lama saya melihat trailer film ini.
Mencari bioskop yang tidak jauh dari rumah di kawasan Bintaro, saya memilih XXI di Bintaro Plaza, kenapa?. Harga tiketnya masih Rp.30.000, woooww pasti ngiri deh. Karena di kawasan Jakarta sudah jarang ada XXI dengan harga bersahabat seperti di Bintaro Plaza. Ehh tapi, Bintaro itu masuk Jakarta atau Tangerang ya..?
Ya sudahlah, kita jangan bahas masalah letak geografis bioskop ini.
Bukaan 8, memang tidak membuat saya meneteskan air mata seperti beberapa film Indonesia lainya. Tapi film ini sungguh dekat dengan keadaan saya, yaitu kekhawatiran menunggu kelahiran anak pertama. Walau kekhawatiran saya dan Alam (diperankan Chico Jericko) jauh berbeda.
Saya bisa merasakan bagaimana tekanan yang dihadapi Alam pada saat itu, saya pun menangis saat menanti kelahiran anak pertama saya. Akting Chico bisa membawa saya kembali di masa saat saya harus bersender di dinding rumah sakit, sambil menahan sesak di dada yang berujung menetesnya air diujung mata dan kata yang menjadi terbata-bata saat harus memberi kabar orang tua di rumah.
Settingan film Bukaan 8 lebih banyak di rumah sakit, kalau saya tidak salah ingat, hanya ada empat lokasi outdoor dengan durasi yang tidak terlalu lama. 80% syuting dilakukan di area rumah sakit. Benar-benar rumah sakit, bukan ruangan yang disetting menyerupai rumah sakit. Jadi aura rumah sakitnya sangat terasa.
Saya yakin rumah sakit di kawasan Semanggi ini memberi suppor entah itu materi ataupun immaterial untuk film Bukaan 8, tapi sutradara film ini dengan cerdik menampilkan rumah sakit tapi tidak terlalu berlebihan sehingga terlihat kesan sponsornya. Walaupun pada akhirnya kita bisa tahu, dimana dan apa nama rumah sakit yang menjadi lokasi syuting film ini.
Salah satu sisi yang menarik di Bukaan 8 adalah pekerjaan Alam sebagai buzzer atau penggiat media sosial yang mempunyai follower 44k di akun twitternya.
Polemik dunia maya digambarkan secara ringan di film ini, yang mungkin sudah menjadi rahasia umum. Mulai dari somasi karena statement di media sosial, endorser, buzzer politik sampai "panasbung".
Ide cerita dan naskahnya begitu kuat membawa penonton betah mengikuti durasi film ini, jujur saya malah berharap agar film ini jangan cepat berakhir. Banyak nilai-nilai moral yang sebenarnya cukup dalam tapi disampaikan dengan ringan dan mudah dicerna.
Sampai saat inipun saya masih teringat perkataan ibunya Alam, "Anak itu bukan dicari, tapi diberikan". Saya tafsirkan kalau Tuhan sudah memberikan kita anak,berarti tuhan percaya kita bisa menjaga anak yang dititipkan.
Belum lagi konflik ditempat ibadah, ketika seorang pemuda berbicara kepada Alam bahwa, kritis itu tidak hanya dimulut tapi juga dipikiran. Sebuah penggambaran akan riuhnya suasana politik saat sekarang, dimana semuanya hanya mau didengar tanpa mau mendengarkan dan berdiam.
Film Bukaan 8 ini juga sangat detil, penulis naskah ataupun sutradara sangat cerdik memunculkan maksud tersembunyi dari sebuah pesan yang sebenarnya tidak kalah penting. Saya kasih petunjukkan, perhatikan saat Alam membalik bajunya, lalu baca tulisan dibaju alam tersebut. Apa tanggapan anda..?.
Film bergenre Romantic-Komedi ini dibintangi oleh Lala Karmela (Mia) yang berperan sebagai istri Alam, selain itu ada Sarah Sechan, Tyo Pakusadewo, Dayu Wijanto, Mellisa Karim serta Maruli Tampubolon dan masih ada beberapa peran yang berhasil memperkaya cerita di film Bukaan 8 ini.
Sebut saja Desta dan Dwi Sasono yang hanya kebagian peran sebagai profil picture tapi justru menjadi hal yang tidak kalah penting bagi alur film ini.
Untuk para calon ayah, calon ibu, calon kakek, calon nenek, para penggiat media sosial, dokter, suster politikus, pekerja kontraktor dan debt collector harus tonton film ini. Karena ini film anda. Dan saya ikhlas kasih rate 8.75/10 untuk film Bukaan 8.
Enjoy the movie dan dukung film Indonesia.
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
ASUS INTEL Blog Competition
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar
Yesss, Terima kasih sudah membaca dan sampai dihalaman komentar
silahkan komentar atau kritik dengan bahasa yang positif.
Jangan tinggalkan link hidup, saya akan berusaha untuk mengunjungi blog teman-teman semua.