Artikel Populer Bulan Ini

Alif Tristan Naufal; WonderKid Yang Terabaikan.

sumber foto https://www.facebook.com/TristanAlifNaufal

Tiga bulan sudah tulisan ini saya buat di bulan Februari 2015, Pertama kali tayang di Kompasiana.com dan sepertinya belum ada berita menggembirakan.

Siapa yang tidak kenal Alif Tristan Naufal, silahkan ketik di search engine berderet informasi akan muncul. Bocah berumur 10 tahun ini adalah potensi besar bagi Indonesia khususnya di dunia sepak bola. Pernah membuat kagum steven gerrad dan Pep Guardiola, prestasi Alif pun tidak kalah hebat.

Alif bisa bergabung dengan akademi AJAX Amsterdam atau Feyenord langsung tanpa melalui tes. Alif membuat Tim pelatih Ajax dan Feyenord jatuh hati saat alif merebut tiga gelar sekaligus; Coerver Netherlands Master Skillz 2014, di festival sepakbola Ajax,lalu  Most Valuable Player di Ajax Internasional Camp 2014 dan Best Player pada 1V1 category.

Luar biasa, rasanya dada ini bergetar bangga ketika bocah ini jadi rebutan 2 klub dengan akademi terbaik di dunia.

Sayangnya, tawaran yang datang pada tahun 2014 ini belum bisa terwujud. Alif masih terganjal ijin tinggal. Proses administrasi sejak Menpora terdahulu belum membuahkan hasil. Kini Orang tua Alif berharap Menpora yang baru bisa membantu mereka.

Ijin tinggal diperlukan bagi alif, karena keluarganya tidak berdomisili di Belanda, ini bertentangan dengan FIFA Non-EU Youth Player Regulation. Bahkan saat Alif mendapat undangan untuk berlatih bersama, FIFA sudah sedikit curiga mempertanyakan pihak AJAX tentang kapasitas kehadiran Alif di akademi Ajax.
Direktur Pemasaran Ajax, sang kiper legendaris Edwin Van De Saar, mengaku pusing. Baru kali ini AJAX di bikin kerepotan untuk merekrut pemain junior dari negara seperti Indonesia.

Bersyukur ada angin segar dari Imam Nahrawi saat bertemu dengan pihak Alif pada 16 Februari lalu, Menpora cukup tanggap dengan berjanji mengkordinasikan dengan Kemenlu , "Karena ini adalah domainnya Kemenlu. Sekarang tinggal tergantung Kemenlu punya niat yang sama dengan Kemenpora atau tidak?". Itupun dengan syarat, Ajax harus memberikan surat keterangan bahwa Alif di terima di akademi mereka, sehingga pemerintah bisa mencari solusi bagi ijin tinggal Alif.

Alif Tristan Naufal mengenal sepakbola saat berusia 4 tahun. Saat dia terbangun di tengah malam dan ikut menemani ayahnya yang sedang menonton pertandingan Liverpool. Spontan Alif berkata "Aku mau seperti itu".

Dari sanalah orang tua alif mulai membelikan bola dan mengajari teknik-teknik dasar dari youtube. Kenapa youtube? karena ternyata orang tua alif bukanlah pesepak bola, orang tua alif hanya penikmat bola seperti jutaan pria di Indonesia. Sungguh semangat luar biasa untuk belajar, ini membuktikan ketekunan lebih penting dari pada sekedar faktor genetik.

Tapi orang tua Alif mulai gamang karena permasalah ijin tinggal ini, biaya ratusan juta yang sudah di keluarkan -sebagian dari sponsor- seakan tidak membawa hasil tidak tahu harus berbuat apa lagi. Sempat terucap,

"Kalau Alif tak bisa gabung juga ke Ajax atau Feyenoord, saya akan suruh dia fokus sekolah saja. Tak usah main di Indonesia".

Ada benarnya juga ke khawatiran orang tua alif, sudah terbukti pemain bagus di Indonesia mudah tenggelam dan cenderung stagnan karena iklim bola di Indonesia. Terlebih lagi kalo mempunyai tampang yang sedikit mumpuni, sepak bola bisa jadi nomor dua setelah dunia Entertainment.

Kita harus selamatkan aset bangsa ini, kita harus bantu Alif mengejar mimpinya. Mimpi bukan hanya untuk Alif seorang tapi mimpi semua anak Indonesia yang ingin berprestasi mendunia.

Ayo Kemenpora, terus bergerak.

Ayo Kemenlu jangan lelet bantu cari pekerjaan orang tua alif di belanda sebagai syarat mendapatkan ijin tinggal.


-data dari berbagai sumber-

Komentar

Paling Banyak di Baca