Artikel Populer Bulan Ini

Pertempuran Mencuci di Mulai, Semua Akan Indah Pada Akhirnya Dengan Pelembut dan Pewangi Pakaian

“Mau nyuci baju atau setrika?” Tiba-tiba teman hidup saya bertanya, ketika saya sedang menikmati kopi tubruk di pagi hari yang syahdu.

“Hhhhmmm nyuci baju ajalah”. Jawab saya, setelah menimbang beberapa faktor resiko.

Karena dalam pemikiran saya, mencuci baju dengan mesin cuci satu tabung bukan hal yang berat, hanya punya tantangan saat memilih mana pakaian yang harus didahulukan atau memisahkan pakaian berwarna dan yang putih. Sementara kalau menseterika, kita harus duduk berjam-jam menggerakkan tangan ke kanan dan kiri tanpa henti.

pelembut-dan-pewangi-pakaian
Pilih mana, mencuci atau menseterika?

Justru yang paling terberat dari ritual mencuci adalah sesi menjemur pakaian, terlebih kalau tempat jemuran kita terbatas. Salah menempatkan pakaian, keringgg nggak malah bau apek. Tapi masalah bau apek, saya sangat terbantu dengan adanya pelembut dan pewangi pakaian. Soal ini saya akan cerita lebih lanjut.

Umur berapa kalian pertama kali mencuci baju sendiri? Untuk para perempuan pasti punya pengalaman mencuci baju lebih dulu ketimbang laki-laki, pertama karena budaya dan yang kedua karena siklus menstruasi yang membuat anak perempuan harus bisa cepat beradaptasi bertemu dengan deterjen pembersih untuk belajar membersihkan pakaian mereka sendiri plus dengan pelembut dan pewangi pakaian.

Lain hal kalau kita sekolah di asrama atau pesantren, semua anak mau tidak mau akan mencuci bajunya sendiri. Itu kalau di pesantren jaman dulu atau di daerah, kalau jaman now di pesantren yang dekat dengan kota? Hhhhmmmm sepertinya tidak seperti itu juga sih, saya punya 2 keponakan (cowok dan cewek), untuk urusan mencuci baju, orang tuanya rela bolak-balik setiap minggu untuk mengambil pakaian kotor. Atau minimal di pesantren sudah ada fasilitas laundry.

Pertama kali mencuci baju sendiri waktu SMA, itupun saat kemah ketika berkegiatan pramuka. Mau tidak mau, bisa tidak bisa sok-sokan nyuci celana, baju yang terkena lumpur diarea berkemah. Tentu saja mencucinya tidak dengan kaidah pada umumnya, cuma kasih sabun, rendam, kucek-kucek sebentar, bilas dan jemur. Walhasil, sampai dirumah, pakaian saya tetap dicuci kembali oleh (alm) mamah.

Saat Kuliah, karena sering tinggal di rumah pakde atau kosan teman, rutinitas mecuci jadi lebih sering dan lebih terstruktur. Itupun karena melihat kawan-kawan satu kosan yang sering mencuci sendiri, jadi learning by doing. Mencuci pakai tangan tanpa bantuan mesin cuci. Pada jaman itu, laundry adalah sebuah kemewahan.

Ehhh tapi kalian pernah gak diajarain secara langsung bagaimana mencuci pakaian oleh orang tua? Dalam artian, beneran mempersiapkan waktu untuk diajarin loh ya, bukan disuruh-suruh sambil diomelin, hahahahahaha. Karena (alm) Mamah, gak pernah ngajarin, mungkin alasannya karena gak akan bersih atau malah tambah ngerepotin.

Perjuangan dan pengalaman terberat saya dalam urusan cuci baju menggunakan tangan adalah, ketika bekerja sambilan di bengkel mobil saat kuliah. Haddoooohh kalian tahu baju kerja atau werpak? Ituloh yang modelnya kaya jumpsuit, baju sekaligus celana.

Udah kebayang gimana bekas oli dan noda lain menempel di baju kerja kita. Tapi untuk mencuci baju kerja setiap hari bakalan sia-sia dan buang waktu, jadi biasanya saya mencuci satu minggu sekali.

Untuk menjaga higienitas, saya pakai kaos dan celana pendek sebagai dalaman saat menggunakan baju kerja/werpak, beruntung saya bertugas dibagian gudang yang kadang diperbantukan sebagai admin. Tapi saya juga bisa turun langsung saat bengkel sedang ramai atau karyawan sedang banyak yang tidak masuk.

Kalau di ingat-ingat, cara saya mencuci baju kerja/werpak sangat barbar atau asal-asalan. Ini pengalaman saya sendiri loh ya, bisa jadi mekanik atau montir yang lain lebih bersahaja dalam mencuci baju kerjanya.

Jadi saya punya dua/tiga baju kerja, diakhir minggu (biasanya sabtu sore), setelah jam operasional bengkel selesai, saya akan merendam baju kerja. Satu ember air ditambah satu sachet deterjen khusus untuk satu baju kerja. Saya rendam lalu saya tinggal pulang, esok hari atau maksimal di hari Senin, baru saya sikat seadaanya, bilas dan jemur, selesai.

Yessss, minimal saya rendam 1x24jam, bisa juga sampai 2x24 jam kalau saya lagi malas. Gimana? Barbarkan? Kadang kalau lagi apes, baju kerja masih sedikit ada bau apek, karena salah jemur atau kelamaan direndam.

Tapi kok saat itu, saya gak kepikiran untuk menggunakan pelembut dan pewangi pakaian yang terpisah ya? Kalau di sachet kemasan deterjennya memang sudah tertulis termasuk pewangi, walau tidak terasa wanginya. Apa mungkin pada tahun 2000-2006 belum ada produk pelembut dan pewangi pakaian yang dijual terpisah.

Karena seingat saya, Molto yang merupakan brand pelembut pakaian (bayi/anak/keluarga) dan pewangi pakaian pertama di Indonesia dan sudah dijual di 28 negara, baru berhasil menerima penghargaan Top Brand Awards selama 5 tahun berturut-turut pada tahun 2009 hingga 2013. Bisa jadi memang pada saat itu belum ada produk pelembut dan pewangi pakaian yang dijual terpisah, jujur saya kesulitan mencari data kapan Molto pertama kali diperkenalkan ke publik Indonesia.

Pelembut dan pewangi pakaian Molto Korean Strawberry

Beda Pelembut dan Pewangi Pakaian dengan Pelicin Pakaian

Secara logika sederhana, pelicin pakaian itu digunakan saat menyeterika baju yang sudah dicuci dan dijemur sampai kering. Jadi memudahkan kita dalam proses menyetrika agar pakaian yang awalnya kusut jadi lebih mudah licin dan rapi. Setrikanya gak nyangkut-nyangkut.

Sementara pelembut dan pewangi pakaian adalah cairan pelembut yang dicampurkan air yang digunakan setelah kita membilas atau membersihkan pakaian dari sisa deterjen pembersih saat mencuci baju. Agar lebih efektif ada baiknya direndam beberapa saat agar serat kain lebih elastis.

Awalnya hanya ada pelembut pakaian, namun dalam perkembangannya ditambahkan juga aroma wewangian agar pakaian menyebarkan aroma harum dan menyegarkan sesaat setelah dicuci.

Terkait inovasi dan perkembangan produk pelembut dan pewangi pakaian di Indonesia, tim research Molto terus berinovasi untuk dapat menghadirkan produk yang bisa digunakan secara aman dan nyaman untuk seluruh keluarga di Indonesia, salah satunya dengan meluncurkan produk Molto Korean Strawberry.

Kenapa Strawberry dari Korea? Emangnya beda ya sama strawberry dari Indonesia, Bandung lebih tepatnya. Hayyoo, para penggemar Drakor (drama korea, film, series dll) dan Kpop (Korean Pop, musik) tahu gak apa bedanya?

Ternyata strawberry Korea dari segi ukuran bisa 2x lebih besar, lebih juicy dan ternyata jauh lebih manis. Orang Korea tidak perlu menambahkan gula atau pemanis untuk memakan strawberry. Hhhhmm jadi penasaran, sepertinya perlu mencoba strawberry Korea, karena saya selalu menyerngitkan dahi, menahan asam saat mencoba strawberry Indonesia.

Sensasi rasa manis inilah yang coba dituangkan dalam produk pelembut dan pewangi pakaian Molto Korean Strawberry.

Molto Korean Strawberry, bisa jadi rekomendasi pewangi pakaian kalian karena bisa menghilangkan 7 bau membandel diantaranya, bau keringat, bau bawang, bau apek, bau badan, bau amis, bau asap dan bau polusi. Nahh cocok nih, untuk kita yang baru mulai berkegiatan secara normal setelah terkurung oleh pandemi selama 2-3 tahun terakhir.

Ketika kita sudah berkegiatan secara normal, maka produksi keringat akan bertambah yang bisa memicu bau badan. Belum lagi kalau kita naik transportasi umum, asap dan polusi sudah pasti ketemu tiap hari. Jadi memang butuh pewangi pakian yang bisa menjaga kita tetap fresh sepanjang hari.

Agar kegiatan mencuci kalian lebih maksimal dan lebih ada ikatan dengan idola kalian di korea, sekalian aja pakai deterjen Rinso Korean Strwaberry Powder 700G yang mempunyai 8 Keunggulan yaitu menghilangkan bau tak sedap & bau apek pada pakaian, hilangkan noda hanya 1x kucek, menjaga warna pakaian tetap cemerlang, surfaktan mudah terurai.

Surfaktan fungsinya adalah memicu proses pada permukaan sehingga kotoran dapat diikat dan dilepaskan dari permukaan lain yang ditempeli kotoran.

pelembut-dan-pewangi-pakaian
Untuk para pecinta korea dan ingin menikmati sensasi aroma strawberry negeri gingseng

Keunggulan Rinso Korean Strwaberry Powder 700G lainnya adalah mengandung ekstra pelembut, membuat serat kain lembut & halus, lembut & tidak panas di tangan, wangi Molto tahan lama hingga 21 hari dan yang terpenting adalah 99.99% efektif bunuh bakteri dan virus.

Jadi kalau kalian mau tahu bagaimana rasanya menggunakan pelembut pakaian terbaik atau pewangi pakaian terbaik, cusss langsung ke supermarket cari pewangi pakaian korea Molto Korean Strawberry (pouch liquid 680ml) dan Rinso Korean Strwaberry Powder 700G.

Kalo males jalan ke supermarket karena cuaca yang tidak menentu, kadang panas, kadang hujan, kadang berangin, pelembut dan pewangi pakaian dengan aroma khas strawbeery Korea bisa beli di e-commerce (Tokopedia, Shopee atau JD.ID), tinggal masukin keyword Molto Korean Strawberry dan Rinso Korean Strwaberry Powder 700G, terus masukin jumlah (kalo bisa yang banyak, biar gak rugi ongkir) terus tinggal check out, tunggu barang dikirim, cuss nyuci dengan keharuman manisnya strawberry khas Korea.

“Pakaiannya udah kering nih, tinggal disetrika” Ujar saya

“Ya udah baju keringnya taroh dilemari, setrikanya nanti aja pas mau dipakai” Ujar teman hidup.

“Heeeuuhhh..??” Kok saya gak kepikiran, kalo gitu saya pilih nyetrika aja.



Komentar

  1. Akupun belum Nemu strawberry Indonesia yg manis mas, asem semua 🤣🤣🤣. Kayaknya faktor iklim yg panas, mau di Lembang sekalipun, kan ttp aja dinginnya beda Ama Korea ya 😄.

    Bicara mencuci atau setrika, ini selalu jadi kesepakatan aku dan suami tiap kali asisten2 ku mudik. Aku LBH suka strika karena ga suka bangt tangan kalo kena detergent. Pasti ada rasa ketarik kering. Mau diolesin body lotion sesudahnya ttp aja sensasi keringnya ada. Makanya aku selalu KSH tugas yg berkaitan Ama detergen ke suami termasuk cuci piring. Aku yg setrika dan ngevacum ruangan pake vacum cleaner aja 😄.

    Pernah sih terpaksa utk cuci pirig saking penuhnya di bak cuci dan suami masih belum pulang. Akhirnya pake cara orang Korea, gunain sarung tangan karet yg memang selalu aku stok. Jadi tetep tanganku ga kena detergen.

    Lah gimana kalo pas haid? Aku cuci celana dalamnya pake sabun mandi 🤣. Kalo sabun mandi aku ga masalah. Ga bikin kulitku kering soalnya 😁.

    Ntr produk2 baru strawberry ini mau aku beli pas belanja bulanan akhir bulan ah . Udah kebayang sih wangi manisnya strawberry, pasti segeeer

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berbagi tugas memang menyenangkan, masih misteri kenapa straberry di sini asem2.. hahahaha.

      Hapus
  2. wahhh semuanya varian strawberry ya...
    wangii nya enak pasti..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tinggal di kasih es batu ya..

      Hapus
  3. Wah wah wahh.. jadi kamu sebenernya sukanya nyuci apa neriska mas? Keduanya berat, tapi harus dilakukan, daripada ngga pakai baju. Ya kalau aku sih, sebagai IRT, nyuci dan neriska ya emang kudu dilakuin. Tapi sekarang aku pakai jasa laundry buat baju selain baju khalid. Jadi di rumah cuma nyuci baju khalid aja. Tetepp capek walau bajunya kecil-kecil, tapi ya dinikmati daripada ndumel ye kann :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo anak yang di pesantren nyucinya bajunya gimana?

      Hapus

Posting Komentar

Yesss, Terima kasih sudah membaca dan sampai dihalaman komentar
silahkan komentar atau kritik dengan bahasa yang positif.
Jangan tinggalkan link hidup, saya akan berusaha untuk mengunjungi blog teman-teman semua.

Paling Banyak di Baca