Artikel Populer Bulan Ini

Asuransi FWD Critical Armor, Tidak Pernah Klaim, Premi di Kembalikan

Pernah gak berada dikondisi, mempunyai Ibu 25 tahun mengidap kanker, bapak kanker prostat dan calon istri didiagnosis kanker ovarium? Ini adalah cerita dari Gilang Ramadhan, salah satu drummer terbaik Indonesia panutan saya.


Saya baru tahu cerita ini saat bertemu dengan Shahnaz Haque, istri Gilang di acara launching FWD Critical Armor beberapa waktu lalu.

Yuppss riwayat kanker sudah bukan hal baru dikeluarga mereka, Gilang dan Shahnaz merupakan pasangan yang sangat menginspirasi bagi siapapun yang harus berjuang melawan penyakit kritis.

Jadi saat Shahnaz cerita bahwa dia diagnosis kanker ovarium diumur 20an pada tahun 1998, Gilang tidak mundur. Karena dia sudah punya jalan cerita mengenai kanker terlebih dahulu. Dan ternyata Ibunda dan Nenek Shahnaz pun terdiagnosis kanker.

Dari obrolan yang sangat (sangat teramat) santai bersama ibu 3 orang anak ini, saya mendapat ilmu yang berharga, bahwa sakit (kanker) kita jangan di bawa nelangsa. Karena Shahnaz percaya, dengan pikiran positif, semua treatment pengobatan akan bekerja lebih maksimal.

Kalau dikeluarga mereka, ngomongin tentang kanker itu harus dibawa santai tapi serius (no tipu-tipu) seperti obrolan sore sambil makan cemilan dan ditemani teh manis hangat di teras rumah. Shahnaz tidak ingin pengalaman ibunya yang kondisinya saat mengidap kanker (agak) sedikit ditutup-tutupi, agar perasaan ibunya tenang.

Tapi menurut Shahnaz, itu hal yang salah. Karena semakin ditutupi, justru tidak membuat keadaan membaik.

Pertanyaan pertamanya Shahnaz kepada dokter saat didiagnosis kanker adalah.

"Saya bakal mati gak Dok?".

Lalu dokternya menjawab dengan santai

"Mati...".

Awalnya Shahnaz sempat shock dan menunda pengobatan sampai 2 tahun, sampai akhirnya berusaha menerima dengan ikhlas.

Karena pikiran positif dan semangat adalah penguat obat yang mujarab bagi para penyintas kanker. Banyak yang sudah stadium 4 tapi dengan pikiran positif, kesempatan hidupnya lebih panjang, tapi yang stadium 1 bisa cepat sekali menjadi stadium 4 karena terlalu meratapi keadaan mereka.

Kanker memang harus secepat mungkin ditangani secara medis, kata “Medis” harus di garis bawahi, tulisan di pertebal, kalau perlu di perbesar. Karena belum ada pengobatan alternatif apapun yang secara medis bisa mengatasi kanker secara maksimal.

Karena jika penanganan kanker dilakukan dari stadium 1 maka untuk mencapai kemungkinan hidup selama 5 tahun adalah 100persen. Tapi jika sudah stadium 4 maka, kemungkinan hidup selama 1 tahun hanya 80 persen.

“Hidup itu harus dibawa bercanda” Ujar Shahnaz dengan ringan. Pengalamannya sebagai penyintas dan caregiver Kanker tentu bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Memang tidak mudah bagi para pasien, untuk itu pihak keluarga mempunyai peran penting supaya keluarga kita yang didiagnosa kanker merasakan tenang dan nyaman.

Selain pengobatan yang panjang, biasanya yang menjadi pikiran para penyintas kanker adalah biaya pengobatan yang tidak bisa dibilang murah.

Sedikit bersyukur kini ada asuransi dari pemerintah, walau tidak semua obat dicover. Dan bukan masalah biaya pengobatan, kanker yang termasuk penyakit kritis bisa membuat perekonomian keluarga terganggu, terlebih jika yang terdiagnosis adalah tulang punggung ekonomi keluarga.

Cerita Shahnaz bisa menjadi pelajaran untuk kita semua

FWD Critical Armor Tidak Pernah Klaim, Premi di Kembalikan

Tapi untuk membeli asuransi tambahanpun banyak pertimbangan, salah satunya jika kita diberikan keberkahan tidak mengidap kanker atau penyakit kritis lainnya, lalu premi asuransi yang selama ini kita sisihkan untuk siapa?

Memangnya ada asuransi yang mengembalikan preminya jika ternyata kita tidak terdiagnosisi penyakit kritis?

Untuk itu pada tanggal 29 Januari 2020, FWD meluncurkan FWD Critical Armor, produk asuransi perlindungan penyakit kritis yang memberikan solusi komprehensif untuk membantu nasabah fokus pada penyembuhan penyakit kritis dan mengurangi rasa khawatir terhadap kerentanan keuangan.

Produk ini juga dilengkapi dengan manfaat pembebasan premi, manfaat meninggal dunia, dan pengembalian premi dengan total manfaat hingga 420% dari uang pertanggungan.

Wakil Direktur Utama FWD Life, Adit Trivedi mengatakan “Melalui FWD Critical Armor, kami ingin membantu nasabah beserta keluarga agar dapat tetap optimis dan positif dalam menjalani pengobatan hingga sembuh.”

Sedangkan menurut Direktur, Chief of Proposition & Syariah FWD Life, Ade Bungsu, “jika nasabah tidak pernah klaim penyakit kritis major hingga akhir masa perlindungan, premi akan dikembalikan. Jadi, tidak ada lagi yang terbuang percuma,”.

Tidak heran jika FWD Critical Armor adalah produk asuransi unggulan FWD Life tahun ini yang memberikan berbagai manfaat klaim bagi para nasabahnya.

Berikut manfaat bagi nasabah jika menggunakan asuransi FWD Critical Armor dari asuransi FWD;

Worry-Free Benefits

  • Melindungi dari 50 jenis penyakit major yang dapat diklaim hingga 3 kali dan 15 jenis penyakit minor yang dapat diklaim satu kali
  • Perlindungan hingga usia 80 tahun
  • Premi tidak berubah sepanjang periode pembayaran premi
  • Masa dan metode pembayaran premi dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan nasabah
  • Manfaat meninggal dunia
  • Setiap manfaat yang dibayarkan tidak akan mengurangi nilai dari manfaat lainnya.

Waste-Free Benefits:

  • Pengembalian premi jika tidak ada klaim penyakit kritis major hingga akhir masa perlindungan
  • Dibebaskan dari pembayaran premi lanjutan.

Komentar

Paling Banyak di Baca