Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Label
HIV AIDS sudah ada obatnya di indonesia
HIV AIDS sudah ada obatnya di Indonesia, masa sih? Kalau kalian belum tahu, berarti tidak jauh beda dengan saya. Tepat di bulan Desember yang dikenal sebagai peringatan hari AIDS sedunia pada tanggal 1, saya pun baru tahu.
HIV AIDS sudah ada obatnya di indonesia HIV AIDS sudah ada obatnya di indonesia HIV AIDS sudah ada obatnya di indonesia HIV AIDS sudah ada obatnya di indonesia
(tengah) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes |
Bahkan sejak tahun 2005 obat HIV/AIDS yang lebih dikenal dengan ARV (AntiRetorViral) sudah disediakan gratis oleh pemerintah bagi para penyintas HIV/AIDS.
HIV (Human Immunodefeciency Virus) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS. Sementara AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang terjadi karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Dalam bahasa sederhananya, HIV adalah virus penyakitnya, sedangkan AIDS adalah gejala atau efek yang ditimbulkan karena virus HIV.
Masyarakat awam masih mempunyai pandangan negatif, cenderung mendiskreditkan para penyintas HIV/AIDS. Harus dimengerti bahwa HIV/AIDS adalah sebuah penyakit layakanya penyakit stroke atau pun darah tinggi.
Pemahaman ini saya dapat saat menghadiri acara di Kementerian Kesehatan yang dihadiri oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes dan Penyintas HIV/AIDS Neneng Yuliani yang hadir mewakili Yayasan Syair Untuk Sahabat.
Kalau dibandingkan dengan penularan penyakit demam berdarah yang tersebar melalui nyamuk atau TBC melalui udara, penyebaran HIV/AIDS sebenarnya tidak semudah yang kita kira selama ini.
HIV/AIDS hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak sehat (freesex), berbagi jarum suntik (narkoba), produk darah/organ tubuh (donor) dan ibu hamil yang positif HIV ke bayinya.
Jadi tidak usah panik kalau ada teman-teman penyintas HIV/AIDS di dekat kita. Virus tersebut tidak akan dengan mudah menular dengan kita berjabat tangan, berpelukan bahkan saat kita berciuman.
Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, menganalogikan, bahwa virus HIV itu seperti mesin fotokopi. Tiap hari akan selalu bertambah banyak. Nah dengan mengkonsumsi ARV, virus tersebut dikendalikan.
Kehadiran dan cerita Neneng Yuliani di acara hari itu sangat menginspirasi dan memberikan gambaran, bahwa para penyintas HIV/AIDS bisa bertahan dan hidup normal dengan rutin mengkonsumsi ARV.
Neneng terinfeksi virus HIV melalui suaminya, yang bikin Neneng hancur dan bingung saat mengetahui kabar tersebut dari dokter, dia sedang mengandung 4 bulan.
Tapi dengan arahan dokter dengan mengkonsumsi ARV secara rutin, buah hatinya bisa lahir dengan kondisi negatif HIV. Sementera Suami Neneng hanya mampu bertahan beberapa bulan dalam perawatan karena virusnya sudah terlalu menyebar.
Dan saat Neneng memutuskan menikah kembali dengan suami yang positif HIV, dua orang anak hasil perkawinan merekapun negatif dari virus HIV.
Stigma bahwa HIV/AIDS menyeramkan dan mematikan lebih karena penyebaran penyakit ini cenderung melalui hal-hal yang negatif, freesex dan narkoba.
Untuk itu pemerintah fokus untuk mencegah penyebaran virus HIV dari ibu hamil ke bayinya. Langkah awal adalah periksa darah, dan jika (memang) terjangkit virus HIV segera lapor agar diberikan perawatan agar si bayi bisa punya kesempatan hidup dengan negatif HIV.
Tentu kita semua tidak ingin terkena penyakit jenis apapun, untuk itu harus saling mengingatkan untuk menjaga kesehatan dan memberi dukungan moril bagi sahabat, teman atau keluarga (jika ada) yang menerima cobaan penyakit.
HIV (Human Immunodefeciency Virus) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS. Sementara AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang terjadi karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Dalam bahasa sederhananya, HIV adalah virus penyakitnya, sedangkan AIDS adalah gejala atau efek yang ditimbulkan karena virus HIV.
Masyarakat awam masih mempunyai pandangan negatif, cenderung mendiskreditkan para penyintas HIV/AIDS. Harus dimengerti bahwa HIV/AIDS adalah sebuah penyakit layakanya penyakit stroke atau pun darah tinggi.
Pemahaman ini saya dapat saat menghadiri acara di Kementerian Kesehatan yang dihadiri oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes dan Penyintas HIV/AIDS Neneng Yuliani yang hadir mewakili Yayasan Syair Untuk Sahabat.
Kalau dibandingkan dengan penularan penyakit demam berdarah yang tersebar melalui nyamuk atau TBC melalui udara, penyebaran HIV/AIDS sebenarnya tidak semudah yang kita kira selama ini.
HIV/AIDS hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak sehat (freesex), berbagi jarum suntik (narkoba), produk darah/organ tubuh (donor) dan ibu hamil yang positif HIV ke bayinya.
Jadi tidak usah panik kalau ada teman-teman penyintas HIV/AIDS di dekat kita. Virus tersebut tidak akan dengan mudah menular dengan kita berjabat tangan, berpelukan bahkan saat kita berciuman.
HIV AIDS sudah ada obatnya di Indonesia
Agar jelas diawal, virus HIV AIDS akan selalu ada di dalam tubuh penyintas. Nah ARV (AntiRetroViral) berfungsi untuk mengendalikan perkembangan virus itu di dalam tubuh kita.Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, menganalogikan, bahwa virus HIV itu seperti mesin fotokopi. Tiap hari akan selalu bertambah banyak. Nah dengan mengkonsumsi ARV, virus tersebut dikendalikan.
Kehadiran dan cerita Neneng Yuliani di acara hari itu sangat menginspirasi dan memberikan gambaran, bahwa para penyintas HIV/AIDS bisa bertahan dan hidup normal dengan rutin mengkonsumsi ARV.
Neneng terinfeksi virus HIV melalui suaminya, yang bikin Neneng hancur dan bingung saat mengetahui kabar tersebut dari dokter, dia sedang mengandung 4 bulan.
Tapi dengan arahan dokter dengan mengkonsumsi ARV secara rutin, buah hatinya bisa lahir dengan kondisi negatif HIV. Sementera Suami Neneng hanya mampu bertahan beberapa bulan dalam perawatan karena virusnya sudah terlalu menyebar.
Dan saat Neneng memutuskan menikah kembali dengan suami yang positif HIV, dua orang anak hasil perkawinan merekapun negatif dari virus HIV.
Stigma bahwa HIV/AIDS menyeramkan dan mematikan lebih karena penyebaran penyakit ini cenderung melalui hal-hal yang negatif, freesex dan narkoba.
Untuk itu pemerintah fokus untuk mencegah penyebaran virus HIV dari ibu hamil ke bayinya. Langkah awal adalah periksa darah, dan jika (memang) terjangkit virus HIV segera lapor agar diberikan perawatan agar si bayi bisa punya kesempatan hidup dengan negatif HIV.
Tentu kita semua tidak ingin terkena penyakit jenis apapun, untuk itu harus saling mengingatkan untuk menjaga kesehatan dan memberi dukungan moril bagi sahabat, teman atau keluarga (jika ada) yang menerima cobaan penyakit.
Jadi kalau ada yang bertanya apakah HIV AIDS sudah ada obatnya di Indonesia, jawablah dengan lantang. Sudaaahh..!!
Neneng Yuliani bercerita bagaimana dia berjuang mengedukasi keluarga dan orang-orang terdekat saat divonis positif HIV |
HIV AIDS sudah ada obatnya di indonesia
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
ASUS INTEL Blog Competition
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar
Yesss, Terima kasih sudah membaca dan sampai dihalaman komentar
silahkan komentar atau kritik dengan bahasa yang positif.
Jangan tinggalkan link hidup, saya akan berusaha untuk mengunjungi blog teman-teman semua.