Artikel Populer Bulan Ini

Dampingi Dan Beri Semangat Untuk Para Penyintas Diabetes Anak

Mendengar kata diabetes selalu membuat detak jantung saya melemah dan nafas menjadi sesak. Almarhumah ibu saya adalah pengidap diabetes yang secara genetik akan mudah menurun ke anak laki-lakinya yaitu saya. Tapi yang lebih mengejutkan adalah, saat saya bertemu dengan penyintas diabetes pada anak.
Dr. dr, Aman Pulungan saat memberikan pemaparan mengenai diabetes pada anak
Mengingat kembali perjuangan almarhumah ibu saat berjuang melawan diabetes sungguh membuat hati ini pedih teriris tanpa disadari seakan ada irisan bawang merah di bawah kelopak mata.

Tidak terbayangkan juga perjuangan bapak dan adik-adik saya yang secara rutin menjaga almarhumah, karena tinggal dalam satu rumah.

Lalu bagaimana dengan anak yang terdiagnosis diabetes? Bagaimana perasaan orang tuanya?

Fulki Baharudin Prihandoko, anak lelaki berumur 12 tahun yang masih sekolah di tingkat menengah pertama adalah penyintas diabetes anak. Fulki terdiagnosa diabetes saat berumur 9 tahun.

Orang tua Fulki, bapak Konang Prihandoko dan ibu Aisyah bercerita kepada kami saat awal kali mengetahui anak tercintanya di diagnosa diabetes.

Gejala awal yang dialami Fulki yang paling menonjol adalah mudah sekali haus. "Fulki bisa dengan mudah menghabiskan air putih dalam sekali teguk" Ujar ibu Asiyah. Ini disebabkana karena tubuh kekurangan cairan/dehidrasi karena tubuh tidak mampu memproduksi insulin.

Selain itu juga, anak terdiagnosis diabetes akan lebih sering buang air kecil. Bahkan disaat malam hari, banyak kasus mengompol di usia yang sudah cukup besar, dikarenakan ketidak mampuan tubuh dalam menyerap cairan dengan maksimal.
Aisyah, ibu Fulki saat memperlihatkan perlengkapan apa saja yang dibawa oleh Fulki saat ke Sekolah.
Orang tua Fulki sudah membaca gejala-gejala kesehatan anaknya, dan sudah berkali-kali konsultasi dengan dokter. Setiap konsultasi, yang dijadikan fokus adalah problem mengompol Fulki. Sehingga berkali-kali pula diberikan obat untuk mengurangi masalah ini, tapi problemnya tidak kunjung selesai

Sampai pada titik tertentu, Fulki masuk IGD karena badannya terasa lemas, lalu orang tua Fulki berinisiatif meminta untuk cek kandungan gula darah.

Hasilnya mencengangkan, kadar gula Fulki 700 lebih, sehingga Fulki yang hari tersebut sudah diperbolehkan pulang, kembali di telepon pihak rumah sakit untuk menjalani rawat inap untuk menjalani berbagai prosedur.

Sekedar informasi saja, untuk orang dewasa dengan kadar gula 700, kemungkinan besar akan kolaps.

Fulki anak hebat dan di berkahi oleh orang tua yang sangat luar biasa perhatian. Orang tua Fulki sempat kaget dan heran kenapa ini bisa menimpa Fulki, tapi itu hanya sebentar saja. Mereka lalu fokus bagaimana agar Fulki bisa tetap melewati masa anak-anak, tanpa harus dibebani dengan label penyintas diabetes.

Diabates pada anak bukan hanya sekedar Gen, karena orang tua Fulki tidak ada yang mengidap diabetes. Sekalipun ada dari garis keluarga yang terkenan daibetes, hubungannya sangat jauh. Kalau bisa dibilang, Fulki dan anak-anak penderita diabetes adalah anak pilihan tuhan yang diberikan tugas untuk menginspirasi orang disekitar mereka.

Diabetes harus menjadi perhatian bagi kita semua, terlebih diabetes pada anak. Dengan adanya bonus demografi yang arti akan makin banyak angka kelahiran, tentu kasus diabetes pada anak akan menjadi masalah serius.

Menurut data yang di terbitkan Diabetes Atlas IDF, 8th ed,  2017, Indonesia berada diperingkat ke 6 kasus diabetes tertinggi dengan 10,3 juta kasus diabetes. Peringkat pertama Cina dengan 114.4 juta disusul India (72,9), Amerika Serikat (30,2), Brasil (12.5) dan Meksiko (12,0).bet

Tahun 2045, diperkirakan Indonesia akan berada diperingkat ke 7 dengan jumlah kasus 16,7 juta. Penurunan peringkat ini bukan karena penangan diabetes di Indonesia makin baik, tapi karena negara lain yang makin memburuk.

India akan menjadi negara dengan kasus diabetes yang meningkat paling tajam dengan 85% kenaikan ditahun 2045 yaitu 134.3 juta. Sementara China berhasil menekan penigkatan penderita diabetes dengan 5% kenaikan, pun dengan Amerika Serikat dengan angka kenaikan 16.5%. Bandingkan dengan Indonesia yang mengalami kenaikan hampir 60% ditahun 2045.

Agar para anak penyintas diabetes bisa mandiri dan berkatifitas normal, perlu support dan dukungan orang tua. Karena tidak sedikit orang tua yang entah malu atau tidak mau membuat anakanya sedih, sehingga menyangkal kalau anaknya mengidap diabetes.

Beri perhatian lebih pada anak, kenali gejala dan jangan malu unutk mengakui bahwa anak kita mengidap diabetes. Dengan terbuka, maka semua bisa saling menjaga dan mengingatkan demi kebaikan sang buah hati.

Komentar

  1. Salut sama keluarganya Fulki, selalu memberikan semangat kepada Fulki. Kita juga harus menjaga gaya hidup nih agar terhindar dari diabetes

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Semoga kita bisa sekuat dan setabah orang tua Fulki ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Yesss, Terima kasih sudah membaca dan sampai dihalaman komentar
silahkan komentar atau kritik dengan bahasa yang positif.
Jangan tinggalkan link hidup, saya akan berusaha untuk mengunjungi blog teman-teman semua.

Paling Banyak di Baca