Artikel Populer Bulan Ini

Menikmati Aneka Soto di Kampoeng Tempo Doeloe

Kurang lebih 1 tahun lalu, saya pernah mendengar perwakilan dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) berbicara mengenai makanan khas Indonesia. Kalau di Thailand punya Tom Yam, Jepang ada Shusi lalu bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia punya banyak ragam masakan, tapi menurut survey dari BEKRAF,  makanan yang bisa mewakili Indonesia adalah soto, karena hampir di seluruh wilayah Indonesia mempunyai ciri khas makan berkuah ini.

Saya pun setuju kalau soto menjadi makanan khas Indonesia, bukan nasi goreng ataupun sate. Tapi kira-kira daerah mana yang tidak punya soto lokal? Saya sih belum pernah tahu soto khas Papua.

Sejak hari itu pun, saya bermimpi bisa menemukan foodcourt yang isinya adalah pedagang aneka soto nusantara dari sabang sampai merauke. Tidak perlu makanan yang lain, cukup menu aneka soto nusantara

Akhirnya sedikit demi sedikit, mimpi itu pun terwujud saat saya hadir di event Jakarta Fashion and Food Festival 2018 di Mall Kelapa Gading yang berlangsung dari tanggal 5 April -- 6 Mei 2018.

Potongan daging dan jeroan sapi ini jadi pelengkap soto yang menggugah jiwa, raga dan rasa.
JFFF 2018 dengan Kampoeng Tempo Doeloe selalu menghadirkan konsep kuliner yang berbeda tiap tahunnya.

Kalau tahun lalu mengangkat aneka mie nusantara, untuk kali ini soto jadi fokus utama JFFF. Meski demikian masih banyak aneka makanan dan minuman khas nusantara yang tersaji di JFFF.

51 warung dan 19 gerobak makanan siap memuaskan dahaga para pecinta kuliner Indonesia. Belum lagi 10 soto andalan yang sudah dikurasi dan berhak mengikuti kompetisi Kampoeng Tempo Doeloe untuk memperebutkan predikat terbaik tahun ini dari segi total transaksi penjualan.

10 aneka soto yang bisa dinikmati antara lain, Soto Jakarta Pak H. Yus, Soto Betawi H. Mamat, Coto Makassar H. Hasan Dg. Tayang, Pallubasa Onta Makassar, Soto Kesawan Medan, Soto Madura H. Ngatidjo, Soto Padang H. Sutan Mangkuto,  Soto Trisakti Solo, dan Tauto Pekalongan- Bumbu Pekalongan dan Soto Kadipiro Yogyakarta.

Saya penasaran, kira-kira soto mana yang paling menarik perhatian penikmat kuliner di Kampoeng Tempo Doeloe? Kalau kamu suka soto yang mana? Kalau saya cukup soto betawi kuah santan sebagai idola, nggak mau neko-neko.

Semoga soto Indonesia bisa dikenal luas dunia. Jadi begitu dengar kata Indonesia, warga dunia langsung teringat soto. Seperti saat mendengar kata Italia dengan Pizza atau Swiss dengan coklat-nya.

Yuuuummiiie,..nasi uduk jengkol juga ada di JFFF. Saya sih nggak nyobain. Prinsip saya, selama masih ada makanan lain, ngapain juga makan jengkol.

Es Durian, baru kali pertama saya coba varian es ini. Saya penikmat durian, tapi untuk mencoba es cream durian butuh pertimbangan cukup lama. Beruntung, pengalaman pertama tidak mengecewakan.
BolaUbi ini lezat kalau dimakan saat hangat. Sensasi makan olahan ubi yang berbeda membuktikan bahwa kekayaan kuliner kita tiada tara.

Komentar

Paling Banyak di Baca