Artikel Populer Bulan Ini

Malam 4 November 2016 Depan Sarinah Thamrin

Unjuk rasa 4 November 2016, menuliskan ceritanya sendiri sebagai demonstrasi terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Hampir sebagian besar ormas islam bahkan organisasi kampus pun turun kejalan untuk menyalurkan aspirasinya. Semua memenuhi jalan MH.Thamrin menuju ke Istana Negara di kawasan medan merdeka.

Suasana di depan sarinah jam 20.30, pengunjuk rasa mulai melewati jalan ini untuk menuju ke gedung MPD/DPR RI

Untuk itulah saya putuskan untuk melangkah. Setelah shalat jumat dengan bermotor ria saya langsung menuju ke Sarinah untuk parkir motor. Kenapa Sarinah? Karena hanya di sana yang menurut saya aman untuk taruh motor dan lokasi yang berada di tengah jalan MH.Thamrin.

Sejak awal saya sudah salut dengan kompaknya umat muslim dalam berunjuk rasa. Ini yang namanya menyalurkan aspirasi ala muslim tenang dan damai. Walau beberapa orator teras lebai “ngebacot” yang jujur bikin saya ilfil sama logika mereka.

Tuntutan kita sudah jelas, ingin melakukan proses hukum Ahok yang diduga menista agama. Gak usah juga bilang,

“kita akan menginap jika ahok tidak ditangkap malam ini”

“Jokowi lagi mules di demo oleh jutaan umat”

“Kalo malam ini ahok gak ditangkap, besok kita googling alamat Ahok lalu kita samperin rumahnya”
Dan banyak lagi ucapan, Gantung, Bunuh, sampai Ba*i.

Ahhh sudahlan itu hanya sebuah pilihan, Kalau saya lebih suka nongkrong di orator yang sering mengumandagkan shalawat, takbir dan mengingatkan waktu shalat.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00, saya putuskan untuk mecari tempat untuk memilah gambar dan di share di blog. Saya akhirnya masuk kerestoran fastfood di area sarinah, tidak terlalu ramai seperti hari jumat malam biasanya, karena dengan mudah saya menemukan tempat makan yang dekat sumber daya listrik.
Di saat saya sedang memilah foto, beberapa kali terdengar serine ambulance, kok tau itu ambulance?. Kalau diperhatikan suara serine itu berbeda antara ambulance, polisi atau pemadam kebakaran. Saya sih gak terlalu memperhatikan, karena dari siang suara serine sudah sangat akrab.
Pengunjuk rasa mulai bergerak setelah situasi sempat memanas di medan merdeka

Barikade terdepan mengawal para pengunjuk rasa dan mobil komando saat malam menjelang
Yang aneh, saat petugas keamanan gedung menutup akses pintu fastfood yang menuju ke pusat perbelanjaan, lalu menutup jendela yang awalnya sudah sempat dibuka. Tapi saya coba berfikir positif, sekitar jam 20.00 saya bereskan semua peralatan, Notebook dan kamera saya rapihkan kedalam tas dan beranjak pulang.

Tapi sebuah rasa yang nggak jelas, memaksa saya untuk duduk di bangku pinggir jalan depan pertokoan Sarinah.  Tidak lama, seorang pelajar dengan celana abu-abu lewat membawa bamboo pendek dengan odol memenuhi bawah mata, spontan saya bertanya. “Masih ada Demo..?”

“Masih bang, rusuh sampe bakar-bakaran trus kita di lemparin gas airmata. Ada habib yang kena”. Ujar pelajar tersebut dengan napas yang terengah-engah. Yang saya tahu belakangan dari berita televisi, habib yang di maksud adalah ust.Arifin Ilham.

Seorang pengunjuk rasa menuntaskan rasa ingin tahu bagaimana rasanya mengintip dari balik tameng yang berhasil di rampas salah seorang pengunjuk rasa
Sudah ada yang pernah kena gas air mata..?jangan sampe deh. Rasanya itu pedih di mata, kalau kita kucek makin tambah parah yang bisa kita lakukan adalah memejamkan mata dan mencari air tapi tetap jangan dikucek. Selain itu baunya menusuk hidung, kita seperti kesulitan bernapas. Itulah kenapa saat unjuk rasa terjadi chaos, kita sering lihat ada yng mengoleskan semacam odol di bawah mata untuk menghalau perih dan menggunakan tutup muka agar terhindar dari bau yang menyengat.

Tidak lama berselang, sebuah motor matic berisi dua orang pemuda tanggung berhenti di depan saya. Begitu turun salah satu dari mereka langsung mengambil 2 bongkahan conblock dan di taruh di bagian injakan kaki depan. yang satunya memegang tongkat kayu berukuran 2 meter.

Melihat ini, saya langsung menyingkir dan menyiapkan kamera yang sudah saya rapihkan di dalam tas. 5 menit kemudian rombongan besar pengunjuk rasa sedikit demi sedikit melewati depan sharinah. Di tengah-tengah kerumunan massa ada mobil komando yang diatasnya ada pemuka agama.
Mereka membaca takbir dan shalawat, sama sekali tidak sekalipun terdengar nada provokasi yang keluar. Hanya ajakan untuk menuju ke gedung MPR/DPR. Semua berjalan perlahan dan kekhawatiran saya pecah bentrok tidak terjadi di lokasi itu.

Mobil komando sesaat mendekati perempatan Kawasan Sarinah Thamrin

Tetap Semangat mengikuti mobil komando menuju gedung MPR/DPR RI
Yang mengejutkan adalah, saat saya berada di perempatan Sarinah, saya melihat sendiri musisi sekaligus calon wakil bupati bekasi, Dani Ahmad di evakuasi keluar dari rombongan oleh beberapa orang yang menggunakan kemeja putih dan posturnya hampir sama besar.

Ahmad Dani yang saat itu menggunakan kemeja putih dan peci hitam, berjalan cukup cepat sambil punggungnya di rangkul salah seorang dan di ikuti 2-3 orang yang lain. sayang saya terlambat mengambil momen tersebut karena kejadiaanya sangat cepat.
Pengunjuk rasa menuju kawasan bunderan Hotel Indonesia
Setelah rombongan habis melewati kawasan sharinah, saya memutuskan untuk pulang kerumah, badan yang sudah letih dan perut yang keroncongan mengalahkan niat saya untuk ke gedung MPR/DPR. Di sepanjang jalan yang saya lalui di kawasan tanah abang, sayup terdengar syahdu takbir dari pengeras suara masjid. Mengingatkan saya akan hari raya lebaran yang suci dan penuh arti kedamaian dimana semua umat manusia saling memaafkan, tapi yang pasti bukan lebaran kuda.
Berjalan sendiri tidak mengapa demi sebuah keyanikan yang di perjuangkan

Pengunjuk rasa menguasai dua ruas jalan di kawasan tosari
Para pengguna jalan yang menuju bunderan hotel Indonesia harus berputar balik ke arah Menara BNI guna menghindari terjebak di antara para pengunjuk rasa
Tindak simpatik di lakukan anggota TNI saat pengunjuk rasa melewati kawasan Sarinah Thamrin. Sebagian pengunjuk rasa pun ikut menriakkan dukungannya terhadapTNI yang berjaga.
Kabar terakhir, sejak pukul 04.00 pagi para pengunjuk rasa membubarkan diri dari depan gedung MPR-DPR RI, dan jam 06.00 pagi situasi di depan gedung MPR-DPR RI sudah kosong dari pengunjuk rasa.

Komentar

Posting Komentar

Yesss, Terima kasih sudah membaca dan sampai dihalaman komentar
silahkan komentar atau kritik dengan bahasa yang positif.
Jangan tinggalkan link hidup, saya akan berusaha untuk mengunjungi blog teman-teman semua.

Paling Banyak di Baca