Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Label
Jakarta Terancam Bencana Besar..!! BANGKIT, Karena Menyerah Bukan Pilihan
Sudah pernah lihat Jakarta hancur lebur karena diterjang
banjir dan gempa bumi?. Sungguh tidak bisa di bayangkan, melihat gedung di
kawasan sentra bisnis runtuh, jalan layang yang terputus, air bah yang
menerjang dahsyat hingga membuat semua porak poranda dengan seketika.
Membayangkan dalam mimpi saja saya tidak bisa, tapi di film
Bangkit kita bisa melihat dan merasakan semua hal itu. Film bergenre disaster, action dan drama ini merupakan
film pertama di Indonesia yang mengangkat tentang dahsyatnya sebuah bencana yang
pembuatannya di dukung dengan teknologi CGI (Computer Generated-Imagenery).
sumber foto: www.facebook.com/kaningapictures |
Teknologi CGI sudah lama di gunakan di industri film dunia. Toy Story dan Armagedon merupakan sedikit film yang sukses menggunakan teknologi
ini untuk memanjakan penikmat film. Di Indonesia teknik ini masih sangat jarang
di gunakan, biaya produksi yang tinggi jadi pertimbangan bagi para produser.
Sebelumnya Indonesia pernah punya film “GARUDA” yang
menggunakan teknologi digital dalam pembuatannya. Film ini seluruhnya menggunakan Digital Backlot yaitu background digital, jadi saat syuting
para aktor hanya di ambil gambarnya berlatar belakang hijau (green screen) atau biru (blue screen).
Sedangkan film “BANGKIT” merupakan film Indonesia yang
menggunakan efek CGI terbanyak dan terpanjang saat ini. Tidak heran jika film
yang bekerjasama dengan BASARNAS, PMI, TAGANA dan BMKG serta di support penuh
oleh SURYANATION ini menghabiskan total biaya pembuatan 12 Milyar.
Yang menarik, walaupun film ini di dukung oleh banyak unsur, kehadiran mahluk ajaibnya di film ini tidak terlalu kentara.
Apa itu mahluk ajaib..?
Yang menarik, walaupun film ini di dukung oleh banyak unsur, kehadiran mahluk ajaibnya di film ini tidak terlalu kentara.
Apa itu mahluk ajaib..?
Seingat saya, SURYANATION bahkan hanya muncul 2 kali, salah
satunya di tangki bensin motornya Arifin ( Dave Mahenra). Lalu ada salah satu
Bank Swasta yang logonya muncul di mobil bis kesehatan dan jadi background di salah
satu sudut kamp pengungsian.
Diakui oleh sutradara Rako Prijanto bahwa film BANGKIT
memaksa dia dan para kru keluar dari zona nyaman. Untungnya semua kru dan
pemain yang total berjumlah 800 orang itu bisa diajak bekerja sama setelah Rako
menjelaskan via Storyboard. Boleh di bilang BANGKIT adalah proyek ambisius,
bahkan Reza Hidayat selaku produser tidak menargetkan jumlah penonton. “Kita
berharap sebanyak-banyak, intinya kita lagi senang dengan kebangkitan film
Indonesia”.
Dan benar saja, saat saya menyaksikan film ini di bioskop
efek CGInya sangat terasa dan tidak kalah dengan film buatan luar negeri. Di
awal film kita sudah disuguhkan efek animasi di dalam bis yang akan terjatuh ke
dalam jurang, tapi jujur efeknya masih terlihat kurang halus. Selebihnya kita
dibuat terpikat oleh pemandangan Jakarta yang luluh lantak.
sumber foto: www.facebook.com/kaningapictures |
BANGKIT memang memacu adrenaline kita dari awal film ini
dimulai, menonton film BANGKIT, seperti di kejar-kejar waktu. Napas terasa sesak dan menegangkan hampir di
setiap menit, kita hanya di berikan sedikit waktu untuk menarik nafas,
selanjutnya adegan kembali tegang. Porsinya 75 persen action disaster 25 persen
drama. Justru saya agak sedikit menyayangkan, andai saja di film ini drama atau
sajian sisi humanis lebih diperbanyak pasti akan lebih menyentuh dan bisa lebih
mengena ke penonton. kalau perlu sisi edukasi mengenai bencana bisa lebih
di perbanyak agar kita bisa lebih mendapat pengetahuan tentang penanggulangan bencana.
Contoh sisi humanis yang jauh dari nalar adalah, saat saya tidak
bisa membayangkan ketika seorang ayah kehilangan nyawa anak sulung didepan mata karena dia justru harus menolong orang lain. Saya rasa penyesalan yang timbul pasti
sangat dalam dan luka yang akan susah diobati.
Tapi tidak di film ini, sosok Addri (Vinno G Bastian) sangat
heroik sampai menurut saya hilang sifat humanis saat anak perempuannya hilang di telan
banjir. Sekali lagi menurut saya, sangat jauh dari nalar ketika Addri menolong orang lain
tapi mengesampingkan keluarganya sendiri yang ada didekatnya.
Penyesalannya Addri pun hanya sesaat dan tidak ada titik balik yang benar-benar membuat dia bangkit dari keterpurukan saat kehilangan anaknya, sedih sesaat lalu tiba-tiba saja langsung siap bertugas. Saya penggemar Vino, tapi menurut saya ini bukan akting terbaik Vino.
Penyesalannya Addri pun hanya sesaat dan tidak ada titik balik yang benar-benar membuat dia bangkit dari keterpurukan saat kehilangan anaknya, sedih sesaat lalu tiba-tiba saja langsung siap bertugas. Saya penggemar Vino, tapi menurut saya ini bukan akting terbaik Vino.
Akting yang menonjol di film ini menurut saya adalah pemeran
anak kedua dari Addri yaitu Dwwi yang di perankan oleh Adryan Bima. Bocah kecil
ini bermain sangat total, terlebih saat adegan harus diungsikan keluar Jakarta dan
berpisah dengan bapaknya di kamp pengungsian, aktingnya bikin kita terenyuh menggambarkan
sulitnya perpisahan antara anak lelaki dan ayahnya yang harus bertugas. Dibawah guyuran hujan deras pukulan
tangan mungil Dwwi ke wajah Addri begitu terasa dalam. Ini scene favorit saya.
sumber foto: www.facebook.com/kaningapictures |
Pun saat adegan dia ingin meloloskan diri dari air bah yang
mulai memenuhi terowongan bawah tanah, teriakan histerisnya membuat hati ini
pilu. Begitu total, layaknya anak kecil yang ketakutan.
Beda dengan Deva Mahenra, cowok kelahiran Makassar ini menurut saya belum bisa lepas sepenuhnya dari karakter Bastian di salah satu sitcom televisi swasta. Entah kenapa saya melihat Bastian di karakter Arifin, mungkin karena saya sudah terlalu sering lihat sitkom ini jadi agak susah melepaskan gaya dan karakternya.
Terlepas dari semua catatan di atas film BANGKIT merupakan
terobosan hebat bagi dunia perfilman Indonesia, semoga saja bisa memacu
kreatifitas para sineas maupun para investor untuk terus mendukung film Indonesia
agar lebih bermutu dan menghasilkan film yang lebih baik, film yang berani
keluar dari zona nyaman agar bisa memberikan alternatif tontonan bagi publik.
Sudah saatnya film Indonesia yang sedang dalam kondisi mapan
tidak hanya memberikan hiburan, tapi juga bisa memberikan pendidikan atau
edukasi bagi setiap penontonnya. Jadi saat kita keluar sinema ada yang bisa
kita bagi orang di sekitar kita.
Komentar
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
ASUS INTEL Blog Competition
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Wah aku harus beneran nonton film ini ni mas, belum sempet2 soalnya :(
BalasHapusSemoga masih keburu ya mbak zata, karena sudah mulai sulit cari teater yang nayangin BANGKIT.
Hapussaya pengin nonton waktu itu, tapi di RT lagi ada tujuhbelasan :)
BalasHapusanyway fillmnya keren, tema yang diangkat juga lain dari yang lain
salam sehat dan semangat mas Satto